NovelToon NovelToon
Saat Mereka Memilihnya Aku Hampir Mati

Saat Mereka Memilihnya Aku Hampir Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Bad Boy / Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Enemy to Lovers / Cinta Murni
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: his wife jay

Dilarang keras menyalin, menjiplak, atau mempublikasikan ulang karya ini dalam bentuk apa pun tanpa izin penulis. Cerita ini merupakan karya orisinal dan dilindungi oleh hak cipta. Elara Nayendra Aksani tumbuh bersama lima sahabat laki-laki yang berjanji akan selalu menjaganya. Mereka adalah dunianya, rumahnya, dan alasan ia bertahan. Namun semuanya berubah ketika seorang gadis rapuh datang membawa luka dan kepalsuan. Perhatian yang dulu milik Elara perlahan berpindah. Kepercayaan berubah menjadi tuduhan. Kasih sayang menjadi pengabaian. Di saat Elara paling membutuhkan mereka, justru ia ditinggalkan. Sendiri. Kosong. Hampir kehilangan segalanya—termasuk hidupnya. Ketika penyesalan akhirnya datang, semuanya sudah terlambat. Karena ada luka yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan kata maaf. Ini bukan kisah tentang cinta yang indah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon his wife jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Kring—kring—kring.

Bel sekolah berbunyi nyaring, memantul di seluruh koridor dan halaman sekolah. Suara itu seolah menjadi aba-aba pembebasan. Para siswa yang sejak pagi duduk tegang mengerjakan soal ulangan langsung berhamburan keluar kelas. Wajah-wajah lelah bercampur lega terlihat di mana-mana. Ada yang mengeluh soal soal sulit, ada pula yang tertawa karena akhirnya bisa pulang dan mengistirahatkan kepala.

Elara berjalan berdampingan dengan Nayomi menuju area parkiran. Langkah mereka santai, meski kelelahan masih jelas terlihat di raut wajah Elara. Hari itu cukup menguras tenaga—bukan hanya karena ulangan, tapi juga karena pikirannya yang tak sepenuhnya tenang sejak kejadian-kejadian sebelumnya.

Mereka berhenti di dekat deretan motor dan mobil, menunggu Arsen dan yang lain datang.

“El,” Nayomi membuka suara sambil mengayun-ayunkan tasnya, “nanti kita belajar bareng yuk. Buat ulangan besok.”

Elara menoleh dengan alis sedikit terangkat. “Tumben banget lo ngajak belajar. Biasanya juga ogah-ogahan.”

Nayomi mendecak. “Jangan gitu dong. Gini-gini gue juga pengen dapet nilai gede biar ortu gue bangga, tau.”

Elara terkekeh kecil. “Yaudah deh. Nanti gue ajak Arsen sama yang lain juga.”

Nayomi mengangguk puas. Lalu, seolah baru teringat sesuatu, ia membuka bungkus permen di tangannya. “Eh, El… lo sadar nggak sih? Akhir-akhir ini gue jarang banget liat Keira.”

Elara berpikir sejenak. “Iya ya… gue juga heran. Biasanya tuh anak paling rajin nongol.”

Belum sempat percakapan mereka berlanjut—

“DARR!”

Leo tiba-tiba menepuk pundak Elara dari belakang.

“IHH! Lele! Lo jail banget sih!” protes Elara refleks, membuat Nayomi tertawa kecil.

Leo terkekeh santai. “Hehehe, maaf.”

Tanpa rasa bersalah, Leo meraih permen dari tangan Nayomi.

“Eh! Permen gue!” seru Nayomi.

“Minta satu doang,” balas Leo enteng sambil mengelupas bungkusnya.

Tak lama, Ezra, Kairo, Kaizen, dan Arsen ikut bergabung. Parkiran yang tadinya biasa saja kini dipenuhi suara canda mereka.

“Eh, habis pulang sekolah kita mau ke mana nih?” tanya Ezra sambil menyampirkan tas di bahu.

“Gue sama si El mutusin buat belajar,” jawab Nayomi santai. “Buat ulangan besok.”

Kaizen berdiri di samping Nayomi, satu tangannya masuk ke saku celana, ekspresinya datar tapi matanya sesekali melirik Nayomi. “Belajar di rumah siapa?”

“Kalian mau ikut nggak?” Elara menimpali.

“Gimana kalo di kafe aja,” usul Kairo tiba-tiba. “Bisa santai, minum, ngemil, tapi sambil belajar. Bener nggak?”

“Wah, boleh tuh,” sahut Nayomi cepat.

Suasana makin ramai, sampai seseorang melangkah mendekat dengan senyum lebar yang terlalu rapi.

“Aku boleh ikut pulang bareng kalian nggak?” tanya Vira, tas ranselnya dipeluk di depan dada.

Elara menoleh. “Kita mau belajar dulu di kafe.”

“ouhh gitu,” kata Vira tetap tersenyum. “Tapi kalo kamu Arsen ikut mereka gak, kalo engga aku boleh numpang mobil kamu? Mama aku lagi sibuk, jadi nggak bisa jemput.”

Semua mata tanpa sadar mengarah ke Arsen.

“Gue ikut mereka,” jawab Arsen singkat, nadanya datar.

Ekspresi Vira langsung berubah. “Yah…”

“Gue aja yang nganterin lo,” kata Ezra cepat sambil menarik tangan Vira. “Nanti gue nyusul ke kafe.”

Leo melambaikan tangan ke arah mereka. Sementara itu, Vira berjalan dengan wajah sedikit cemberut. Sekilas, matanya melirik ke arah Arsen—ada rasa kesal yang tak sempat disembunyikan.

Gagal lagi.

“Yaudah, yuk kita berangkat sekarang,” ucap Elara. “Takut kesorean.”

Arsen mendekat dan berbisik pelan, “Kamu sama aku aja.”

Elara mengangguk kecil. “Nay, lo sama Kaizen aja ya. Gue sama Arsen.”

“Okeee,” jawab Nayomi cepat, lalu mendadak mengerucutkan bibir. “Ish,Masih kesel gue sama dia karena kejadian tadi pagi."

Kaizen mendekat, menunduk sedikit. “Ayo, sayang. Kita ke mobil aku.”

Nayomi langsung berhenti melangkah. “Sayang-sayang pala lo peang!” bentaknya sambil menghentakkan kaki, lalu berjalan cepat ke arah mobil Kaizen.

Kaizen tertawa kecil, sama sekali tidak tersinggung.

sejauh ini tak ada satu pun yang tampak curiga dengan kedekatan mereka. Semuanya terlihat biasa saja.

Kairo menoleh ke arah Leo yang sudah berjalan lebih dulu. “Lo curiga nggak sih… kayaknya mereka lagi PDKT deh.”

"mau Deket kek, mau engga gue gak peduli."

“WOII, tungguin!” teriak Kairo sambil berlari mengejar.

“Ayo dong, lo lelet banget. Kayak siput!” balas Leo.

★★★

Ezra menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah sederhana yang berdiri di ujung jalan. Cat dindingnya sudah sedikit pudar, dengan pagar besi rendah yang tampak jarang disentuh cat ulang. Lampu teras menyala redup, cukup menerangi halaman kecil di depannya.

“Ini rumah lo?” tanya Ezra sambil menoleh.

Vira mengangguk pelan. “Iya,” jawabnya sambil meraih tas ransel. “Makasih ya, udah mau nganter.”

Ezra mengangguk singkat. “Sama-sama. Yaudah, gue pergi dulu.”

Ia hendak menginjak pedal gas ketika suara Vira menahannya.

“Eh, tunggu.”

Ezra menoleh lagi, kali ini dengan alis sedikit terangkat. “Apa lagi?”

Vira menggigit bibirnya sesaat, seolah menimbang kata-kata. Tangannya mencengkeram tali tas lebih erat sebelum akhirnya ia membuka suara.

“Aku… aku boleh minta nomor Arsen nggak?”

Nada suaranya dibuat pelan, nyaris malu-malu. Pandangannya tidak berani menatap langsung.

Ezra terdiam sejenak. “Buat apa?” tanyanya heran.

“E-emh…” Vira mengusap lehernya canggung. “Buat nanya tugas kelas aja. Aku kan belum masuk grup.”

Ezra mengernyit. “Kenapa harus nomor Arsen?”

Ia menyandarkan punggungnya ke jok. “Lo bisa nanya ke gue lo ingetkan rumah kita agak Deket, dan lo juga bisa nanya Kairo, kaizen atau Leo. Kita satu kelas vira!"

Vira terdiam. Jemarinya bergerak gelisah. “Bukan gitu maksudnya…” gumamnya, jelas kehilangan alasan.

Ezra menghela napas pendek. “Gini aja.”

Ia mengeluarkan ponsel dan mengetik cepat. “Nih, save nomor gue. Kalau soal tugas, tanya ke gue.”

Ia menoleh tajam. “Kalau gue ngasih nomor Arsen sembarangan, dia bisa ngamuk. Anak itu paling nggak suka nomernya dikasih ke orang lain.”

Vira menatap layar ponsel yang disodorkan padanya. Senyum kecil terpaksa terbit di wajahnya.

“Oh… iya. Makasih.”

Ezra mengangguk. “Yaudah, gue cabut.”

Mesin mobil kembali menyala. Dalam hitungan detik, kendaraan itu melaju menjauh meninggalkan rumah kecil tersebut.

Begitu mobil Ezra menghilang di tikungan, senyum Vira perlahan memudar.

Tangannya mengepal di sisi tubuhnya.

“Lagi-lagi gagal,” gumamnya lirih, namun sarat emosi.

Wajahnya berubah dingin. Tidak ada lagi ekspresi malu-malu atau nada lembut yang tadi ia pasang. Ia berbalik, membuka pagar, lalu melangkah masuk ke rumah dengan langkah cepat.

Pintu tertutup di belakangnya.

Di dalam, Vira melempar tasnya ke sofa tanpa peduli. Dadanya naik turun menahan kesal.

Rencananya selalu kandas di titik yang sama—Arsen.

Namun kali ini, matanya berkilat tipis.

“Tenang aja,” bisiknya pada dirinya sendiri. “Masih banyak cara.”

Dan di balik rumah sederhana itu, niatnya justru semakin mengeras.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!