NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:333
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laki-laki Tua sakti

Ningsih yang di bawa oleh kelompok Macan Liar, sekarang di kurung salah satu kamar rumah markas mereka, hati dan pikiran Ningsih tidak lepas kepada sang suami dan anaknya.

‎‎"Bagaimana dengan nasib kang Wira Karta dan Darman, selama aku di bawa oleh anak buah si Bewok, aku belum bertemu dengan dia. Aku ingin menanyakan keadaan kang Wira Karta." batin Ningsih.

‎‎Lamunan Ningsih buyar, saat ada seseorang yang membuka pintu kamar, lalu masuk kedalam, orang yang datang tidak lain adalah si Bewok.

‎‎Si bewok berdiri tepat di depan Ningsih, sambil tersenyum dia berkata, "hahaha, jangan terkejut kalau akang baru bisa menemui kamu sekarang Ningsih, sebab masih banyak urusan yang belum beres, bagaimana betah kamu berada disini.? di tempat ini kamu akan menjadi pendamping hidup akang. hahaha."

‎‎Dengan suara sedikit bergetar, Ningsih berkata, "kenapa kau membawa aku kesini.? Aku itu sudah punya suami dan anak, lepaskan aku, aku ingin kembali kepada anak dan suami aku."

‎‎"Hahahah, mengembalikan kamu. Ningsih, dalam hidup ini kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengan Wira Karta, sebab aku sudah membunuhnya, hahaha. Kamu nikmati saja hidup disini bersama akang, semua keinginan kamu pasti akan akang penuhi."

‎‎Mendengar perkataan si Bewok, hati Ningsih hancur berkeping-keping, air matanya keluar deras tak terbendung.

‎"Kamu, kamu benar-benar biadab Gopar, kamu tega membunuh saudara seperguruan."

‎‎"Hahah, sudah Ningsih kamu jangan menangisi orang yang sudah mati, itu tidak ada artinya. Haha lebih baik kamu terima saja nasib kamu sekarang, haha."

‎‎"Sekarang suamiku telah mati di tangan kamu, lebih kamu bunuh aku saja sekarang juga.."

‎‎"Haha, Ningsih, kamu jangan menjadi wanita bodoh, akang tidak akan membunuh kamu, tapi akang akan meresmikan hubungan kita menjadi suami istri, tidak perlu berontak, itu semua tidak akan ada artinya, lebih baik kamu menuruti keinginan akang di malam ini."

‎‎Si bewok tidak perduli dengan keadaan Ningsih yang sedang bersedih, tapi malah membuat dia semakin bernafsu, tanpa basa-basi lagi si Bewok langsung menerkam Ningsih.

‎‎Ningsih ingin memberontak dari cengkeraman si Bewok, tapi apa daya, dia hanya seorang wanita lemah, dia tidak bisa melawan si Bewok.

‎‎Akhirnya Ningsih hanya bisa menjerit, dia merasa seperti kiamat saat menghadapi kenyataan yang menimpa dirinya sekarang.

‎‎Sedangkan si Bewok bahagia, sebab keinginannya bisa terwujud.

‎********

‎Marlan dan Si rawing sudah berjalan beberapa hari, tapi Si rawing seperti tidak merasa lelah, meskipun mereka sesekali berhenti untuk istirahat, itupun hanya sebentar sebab dia ingin cepat-cepat sampai ke tujuan.

Seperti saat ini, Marlan mengajak Si rawing untuk beristirahat di bawah pohon yang rimbun.

Merlan melihat tubuh Si rawing basah oleh keringat, tapi dia tidak mengeluh karena capek.

"sebentar lagi kita akan sampai di tempat ki Wiguna." ucap Marlan sambil mengelap keringat di wajahnya.

"kalau begitu, kita jangan terlalu lama beristirahat disini mang, awing sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Ki Wiguna, lalu mempelajari ilmu silat yang dia miliki, terus bisa menjadi jagoan yang pilih tanding"

"kalau kamu sudah menjadi jagoan yang pilih tanding, apa yang akan kamu lakukan.?"

"aku akan menumpas kejahatan, membela yang lemah, yang paling penting, aku ingin membalas perbuatan si Bewok beserta anggota kelompok Macan Liar, makanya kita harus cepat-cepat sampai ketempat Ki Wiguna, jadi jangan terlalu lama kita istirahat disini."

Marlan tersenyum tipis, di dalam hatinya dia merasa bangga akan sikap Si rawing, meskipun dia masih kecil, dia sudah memiliki jiwa kesatria di dalam dirinya.

"hehe, kamu tidak merasa capek, keringat kamu saja belum kering."

"bagi rawing tidak ada istilah capek, yang penting kita bisa cepat-cepat sampai ketempat Ki Wiguna."

"bom."

Saat sedang asik mengobrol, Marlan dan Si rawing langsung berdiri saat di mendengar suara pohon besar yang tumbang.

Marlan menatap ke arah Si rawing, " sepertinya ada pohon besar yang roboh."

"betul mang, ayo kita lihat."

"duk, duk, duk."

Saat mereka berdua, baru saja melangkahkan kaki terdengar lagi suara seperti seseorang yang sedang memotong kayu menggunakan kapak.

"ayo."

Marlan dan Si rawing melanjutkan langkahnya untuk melihat siapa yang sedang menebang pohon barusan.

Dari jarak yang mulai dekat, terlihat dari balik pohon yang rimbun, terlihat seorang laki-laki tua sekitar enam puluh tahun sedang membelah kayu pohon, laki-laki tua itu tidak memakai baju, hanya menggunakan celana panjang berwarna hitam, rambutnya putih dan memiliki jenggot panjang berwarna putih juga, dan yang menjadi perhatian Marlan dan Si rawing, laki-laki tua itu membelah kayu tidak menggunakan kapak atau alat bantu apapun, dia hanya menggunakan telapak tangannya.

Melihat keadaan itu, Marlan mengerti kalau laki-laki tua itu bukan manusia sembarangan.

Marlan dan Si rawing masih mengintip di balik pohon yang rimbun, saat mereka sedang memperhatikan ke arah laki-laki tua itu, Marlan dan Si rawing terkejut saat mendengar suara laki-laki tua itu yang di tunjukkan untuk mereka berdua.

"jangan suka mengintip orang, kalau kalian penasaran, cepat kesini, cepat datang kesini jangan menjadi orang yang tidak punya sopan santun."

Marlan dan Si rawing saling tatap, jarak mereka dan laki-laki tua itu lumayan jauh, tapi laki-laki tua itu seperti mengetahui keberadaan mereka berdua.

"waduh, ini sudah jelas kalau laki-laki tua itu bukan manusia sembarangan rawing, emang jadi penasaran, apa laki-laki tua itu Ki Wiguna.?" ucap Marlan dengan suara yang pelan.

"Mungkin benar mang, ayo kita kesana mang."

Terdengar suara laki-laki tua itu sambil tertawa, "hehehe, kayaknya kalian berdua bodoh, kalian harus di beri sedikit pelajaran."

Dengan posisi yang masih membelakangi Marlan dan Si rawing, laki-laki tua itu melemparkan satu batang kayu yang sudah dia belah tadi ke belakang, lemparan laki-laki tua itu seperti asal saja, tapi kecepatan kayu itu sangat cepat, seperti anak panah menuju posisi di mana Marlan dan Si rawing.

Marlan terkejut saat melihat kayu itu datang, berbeda dengan si rawing, dia langsung melompat tinggi lalu menangkap kayu itu.

"hup. Buk."

Kayu itu berhasil di tangkap oleh tangan Si rawing, tapi kayu itu terlalu kuat, tubuh Si rawing terdorong kebelakang sampai membentur sebuah pohon lalu jatuh ketanah.

"huh." dengan cepat Si rawing bangkit.

"heheh, hebat, hebat, ternyata yang kecil ini pemberani, tidak seperti yang tua, dia malah bengong seperti orang bodoh. Ayo cepat kesini, kalau kalian memang benar ingin tahu siapa aku." suara laki-laki tua itu kembali terdengar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!