Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB26
Lanjut! Adnan tidak menyia-nyiakan waktu. Mereka kini berada di dalam gua rahasia Ancient, tempat yang paling aman di pulau itu. Hanya tinggal beberapa jam menuju malam Bulan Purnama—waktu krusial untuk memetik Bunga Angin Malam.
Adnan segera mengambil posisi meditasi di depan patung Boneka Mayat yang belum aktif.
"Vili," panggil Adnan dalam hati. "Integrasikan Kitab Langkah Angin Berkilat sekarang!"
Ting! Sistem Vili!
Mengintegrasikan Kitab Keterampilan Gerak: Langkah Angin Berkilat (Tingkat D).
Peringatan! Teknik ini memiliki 7 Tahap. Integrasi awal akan sangat menyakitkan.
Adnan mengabaikan peringatan itu. Rasa sakit adalah harga yang selalu ia bayar untuk kekuatan.
Sekumpulan rune kuno yang cemerlang meledak dari dalam Pedang Badai Kuno, langsung menyebar dan masuk ke setiap otot dan saraf kaki Adnan.
Adnan merasakan setiap sel di kakinya dibakar dan ditarik, seolah-olah angin kencang sedang mengoyak ligamennya. Teknik gerak ini tidak hanya mengajarkan kecepatan, tetapi juga cara bergerak selaras dengan arus Mana di lingkungan.
1. Tahap Pertama: Sentuhan Angin (Wind Touch)
Adnan berdesis menahan sakit. Ia merasakan kakinya kini dapat merasakan pergerakan udara di sekitarnya. Ini adalah fondasi kecepatan.
Ting! Langkah Angin Berkilat – Tahap 1 (Sentuhan Angin) berhasil diintegrasikan!
Kelincahan meningkat +5 poin secara permanen!
2. Tahap Kedua: Langkah Sunyi (Silent Step)
Tekanan rasa sakit meningkat saat otot-otot Adnan ditekan paksa. Tujuannya adalah bergerak tanpa menimbulkan suara sedikit pun, seolah-olah ia adalah bayangan.
Ting! Langkah Angin Berkilat – Tahap 2 (Langkah Sunyi) berhasil diintegrasikan!
Kelincahan meningkat +7 poin secara permanen!
Adnan membuka matanya. Rasa sakit telah mereda, dan ia merasakan perbedaan drastis pada Kelincahannya.
STATUS PENGGUNA SISTEM BLACK HOLE
NAMA ADNAN BINTANG PRATAMA
RAS MANUSIA
NASIB Tidak Terdefinisikan (Garis Keturunan Bintang)
KEKUATAN 70
PERTAHANAN 68
KELINCAHAN 65 (+12 dari Tahap 1 & 2)
KOIN SISTEM 3
KOIN KENAIKAN 2
RANKING Petarung Rank B tahap Awal
KETERAMPILAN Langkah Angin Berkilat (Tahap 2 dari 7)
Luar biasa," gumam Adnan. Hanya dua tahap dari teknik Rank D sudah memberinya peningkatan sebesar ini.
Ancient, yang mengawasi, tersenyum bangga. "Tuan Bintang, dengan Kelincahan sebesar itu, Tuan akan bergerak seperti kilat. Putri Elara tidak akan mudah menjebak Tuan."
"Adnan, sudah waktunya," sela Evanthe dari pintu masuk gua. "Aku merasakan Mana Bulan Purnama mulai memancar. Kita harus segera bergerak ke Puncak Guntur! Jika kita terlambat, bunga itu akan layu sebelum kita bisa memetiknya."
Adnan bangkit. Ia kini memiliki kekuatan Rank B yang stabil, teknik gerak yang cepat, dan dua sekutu Rank S di sisinya.
"Baik. Raja Hitam, tunjukkan jalan menuju Puncak Guntur. Evanthe, kau lindungi Raja Hitam. Aku akan menjadi garda depan. Ancient, kau tetap di sini!" perintah Adnan.
Mereka pun bergegas keluar dari gua, siap untuk memetik Bunga Angin Malam dan menghadapi jebakan Putri Elara.
Adnan, Evanthe, dan Raja Hitam melesat secepat kilat menuju Puncak Guntur. Di bawah cahaya bulan purnama yang sempurna, Bunga Angin Malam bersinar lembut, menjadi magnet bagi semua kekuatan tersembunyi di pulau itu.
Ketika mereka tiba, Puncak Guntur telah berubah menjadi medan tempur potensial. Kehadiran Adnan (Rank B) yang didampingi Serigala Rank S segera menarik semua perhatian.
Adnan melihat pemandangan kacau yang berkumpul di tebing:
1. Ordo Kegelapan dan Putri Elara:
Putri Elara berdiri di dekat bunga, memegang erat Lencana Sumpah Palsu. Di sisinya, 10 anggota Ordo Kegelapan membentuk perisai pertahanan. Ekspresi Elara tegang; takdir yang ia ramalkan kini berdiri di depannya.
2. Persaingan Takhta: Pangeran ke-7 dan Pangeran ke-8:
Dua faksi Kerajaan resmi hadir, dipimpin oleh saudara yang saling bersaing:
Pangeran ke-7: Dikelilingi oleh pengawal kerajaan elite yang berarmor emas, memancarkan aura arogansi dan kekuasaan.
Pangeran ke-8: Didampingi oleh sekelompok prajurit bayaran yang gesit, tampak lebih tenang dan licik, mengamati setiap gerakan di medan.
Keduanya mengincar Bunga Angin Malam sebagai kunci untuk mendapatkan dukungan politik dan spiritual demi tahta.
3. Penyihir Bayangan Malam:
Tepat di belakang faksi Kerajaan, 7 orang Penyihir Bayangan Malam muncul dari kabut, diselimuti jubah gelap yang pekat. Mereka adalah ahli sihir ilusi dan manipulasi pikiran, dan mereka tampak sangat terkejut melihat kemunculan Adnan.
4. Elf Tinggi dan Keluarga Tersembunyi:
Di sisi tebing, puluhan Orang Elf yang tersisa berdiri waspada.
Di belakang mereka, anggota Keluarga Awan Bersalju (Keluarga Tersembunyi Kedua) menunggu, siap menggunakan teknik Mana Es mereka.
5. Ahli Alkemis dan Keluarga Penempa:
Ahli Alkemis (Tingkat 5: 3 orang, Tingkat 6: 3 orang, Tingkat 7: 4 orang) siap dengan kuali dan ramuan.
Keluarga Penempa (8 orang) bersiap dengan artefak baja dan kekuatan fisik mereka.
Adnan berdiri di tengah pusaran konflik kuno dan politik modern. Dia menyadari bahwa setiap faksi di sini memiliki kekuatan di atas Rank-nya, kecuali ia menggunakan sekutu Rank S-nya.
Adnan merasakan tatapan kebencian dari Pangeran ke-7 dan tatapan penasaran dari Pangeran ke-8. Semua orang menunggu siapa yang akan bergerak lebih dulu.
Putri Elara tidak mau membuang waktu. Ia menunjuk ke arah Adnan, dan Lencana Sumpah Palsu di tangannya memancarkan cahaya abu-abu yang mengancam.
"Adnan Bintang Pratama," teriak Putri Elara, suaranya dipenuhi amarah. "Takdirmu berakhir di sini! Kau tidak akan pernah menyentuh Bunga Angin Malam!"
Adnan tersenyum dingin, menyadari bahwa ia tidak bisa bertarung, atau ia akan dilumpuhkan oleh Lencana Sumpah Palsu itu.
"Ancient," perintah Adnan dalam hati. "Aku tidak bisa menyerang Elara. Kita harus memetik bunga itu tanpa kontak fisik. Berikan instruksi pertahanan dan serang cepat!"
Gempa tiba-tiba mengguncang Puncak Guntur.
DUARRR! KRETAK!
Tanah bergetar hebat, membuat semua faksi—Putri Elara, Pangeran ke-7 dan ke-8, Penyihir Bayangan, Elf, dan Alkemis—terhuyung panik. Mereka berhenti bertarung dan menatap ke arah lautan di bawah tebing.
Pusaran air raksasa tiba-tiba muncul di tengah laut, menarik semua air di sekitarnya. Kekuatan Mana yang dilepaskan pusaran itu begitu masif, bahkan membuat anggota Ordo Kegelapan yang paling kuat pun gentar.
Suara bisik-bisik ketakutan mulai menyebar di antara kerumunan.
"Dia... dia muncul di sini?" bisik salah satu anggota Ordo.
"Tidak mungkin! Ini bukan wilayahnya!" seru seorang Elf.
Bahkan Pangeran ke-7, yang arogan, memucat. "Vortex... kenapa dia muncul di sini?"
Di tengah pusaran itu, sebuah sosok raksasa mulai timbul ke permukaan. Itu adalah Gurita Raksasa Primordial yang sangat besar, kulitnya diselimuti lumut purba dan tentakelnya mampu menghancurkan kapal perang manapun.
"Sang Pengikut Kedelapan... Sang Penguasa Lautan... Sang Naga Chronos!" gumam mereka semua, nama yang mereka sebutkan adalah nama mitologis dari makhluk tersebut.
Gurita raksasa itu naik sepenuhnya, seolah menyentuh langit, lalu tubuhnya mulai berubah bentuk. Dengan raungan yang memekakkan telinga, tubuh Gurita itu menyusut menjadi gumpalan gelembung hitam yang bersinar.
PRANG! Gelembung hitam itu pecah.
Di tempat Gurita raksasa itu berdiri, kini muncul seorang wanita cantik dengan rambut biru kehitaman yang panjang dan mata biru laut yang dalam. Energi Rank SS miliknya menyelimuti seluruh Puncak Guntur.
Semua orang tertegun. Makhluk Primordial itu telah mengambil bentuk manusia!
Wanita cantik itu tidak membuang waktu. Dengan anggun, dia berjalan melewati semua faksi yang ketakutan, hingga berhenti tepat di hadapan Adnan.
Di hadapan Adnan Bintang Pratama (Rank B), wanita Rank SS yang baru muncul itu bersujud dengan kepala menyentuh tanah.
"Hamba, Vortex, Sang Pengikut Kedelapan, tunduk pada kehendak Tuanku," ujar wanita itu, suaranya seperti ombak yang berbisik.
Adnan terkejut, kewibawaannya sesaat goyah. "Vortex? Kenapa kau bersujud dan memanggilku Tuan?"
Vortex mendongak, matanya penuh pengabdian mutlak.
"Tuan Bintang," jawab Vortex, "Hamba adalah pengikut dari Garis Keturunan Bintang. Tuan adalah yang tertera dalam nubuat Sang Esa, Sang Penyelamat dari Garis Keluarga Bintang. Perjanjian Primordial kami mengikat Hamba pada jiwa Tuan. Perintahkan Hamba."
Kejutan ini melumpuhkan semua faksi yang hadir. Seorang Rank SS Primordial baru saja bersujud di hadapan seorang petarung Rank B!
Adnan terkejut dengan sujudnya Vortex, namun ia segera mengendalikan keterkejutannya. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia sia-siakan.
"Vortex," panggil Adnan, suaranya kini tenang dan penuh otoritas. Ia melangkah maju, menjauhkan pandangan dari Putri Elara.
"Jawab pertanyaanku. Apa yang kau tahu tentang Bunga Angin Malam?"
Vortex tetap bersujud, tetapi suaranya nyaring dan jelas, didengar oleh semua faksi yang sedang kebingungan.
"Tuan Bintang, bunga yang bersinar di bawah purnama itu adalah Bunga Angin Malam," jelas Vortex. "Bunga ini hanya berperingkat Rank S dan hanya muncul 300 tahun sekali di puncak Mana tertinggi."
Vortex kemudian meninggikan suaranya, memandang sekilas ke kerumunan faksi yang saling pandang penuh kecurigaan.
"Tuan, jangan ikut bertarung dengan orang-orang bodoh dan goblok ini! Mereka tidak menyadari bahwa Bunga Angin Malam belum mekar sepenuhnya! Mereka sudah mulai bertarung karena keserakahan semata!"
Vortex menjelaskan tanda-tanda kematangan bunga dengan detail ilmiah yang membuat para Ahli Alkemis terdiam:
"Tanda-tanda mekarnya dan matangnya Bunga Angin Malam adalah ketika munculnya kabut merah bercampur hitam pekat yang menyelimuti puncak tebing. Dan yang paling penting, harus ada suara guntur padahal tidak ada hujan, serta sambaran petir-petir kecil yang mengelilingi bunga!"
Vortex menunjuk ke bunga yang saat ini hanya bersinar putih. "Bunga Angin Malam sekarang ini masih mentah, Tuan! Memetiknya sekarang akan menghancurkan energinya!"
"Lalu, bagaimana cara memetiknya?" tanya Adnan.
"Tuan Bintang, cara memetiknya adalah dengan teknik khusus. Tuan harus menggunakan Jurus Tangan Jari Pemetik Angin yang hanya bisa dipelajari oleh petarung yang menguasai elemen udara tingkat tinggi. Ini belum mekar, Tuan!" simpul Vortex.
Adnan mengangguk, menyerap semua informasi ini. Semua faksi yang bertarung hanya akan membuang energi mereka untuk bunga mentah. Dia harus menunggu.
"Vortex," perintah Adnan. "Amankan area ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita saat bunga itu matang. Lone, kau sudah di sini?"
Tiba-tiba, suara menggeram dari balik semak-semak. Lone, Singa Betina Rank SS yang ganas, melompat dan mengambil posisi pertahanan di sisi lain Adnan.
Dengan dua sekutu Rank SS—Vortex dan Lone—berdiri tegak di sisinya, Adnan Bintang Pratama kini menjadi fokus ancaman terbesar di Puncak Guntur.
Lone berlari dan melompat, tubuhnya memancarkan cahaya hijau keputihan yang lembut dan purba—Mana alam murni. Cahaya itu memadat, dan dalam sekejap, sosok Singa Primordial itu menghilang, digantikan oleh seorang wanita cantik berambut coklat hutan dan mata emas yang tajam.
Wanita itu, Lone, segera melompat ke hadapan Adnan dan bersujud, menyentuh tanah dengan lututnya.
"Tuan Bintang," ujar Lone, suaranya menggelegar seperti guntur di pegunungan, penuh loyalitas yang dalam. "Hamba merasakan hawa Mana Tuan, dan ikatan darah Keturunan Bintang. Hamba datang untuk melayani. Perintahkan hamba!"
Kehadiran dan sujudnya Lone, yang kini berdiri di samping Vortex (juga bersujud), menciptakan gelombang kejutan yang lebih besar. Namun, reaksi paling dramatis datang dari faksi Elf Tinggi.
Melihat wanita yang memancarkan aura alam purba dan bersujud di hadapan Adnan, semua Elf Tinggi yang hadir segera ikut bersujud tanpa ragu sedikit pun!
"Lone... Keturunan Singa Terus!" gumam salah satu Elf Tua dengan suara gemetar.
Mereka bersujud karena Lone bukan sekadar Rank SS. Lone adalah keturunan langsung dari Singa Terus Sang Penjaga Hutan—hewan Primordial yang paling dihormati oleh seluruh bangsa Elf karena telah banyak berkorban, melindungi, dan menolong bangsa Elf selama perang kuno, bahkan mengorbankan garis keturunannya sendiri demi kelangsungan hidup Elf.
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌