____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!
DEG!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Di dalam kamar bernuansa abu-abu di rumah keluarga Parker, bayang-bayang kelam menyelimuti setiap sudutnya. Kamar itu seolah merenggut semua cahaya yang dulu menghidupinya.
Di sana, pemuda yang biasanya disapa dengan senyum cerah kini berdiri membisu matanya kosong, wajahnya mengerut dalam kesedihan yang dalam. Semangat hidupnya lenyap tanpa jejak, tertutup kabut kegelapan yang menyelimutinya.
Seperti bumi yang kehilangan sinar mentari, hatinya kini hanya memantulkan kesepian yang membakar perlahan.
Darian berdiri terpaku di depan cermin, menatap sosok dirinya yang tampak berantakan beda jauh dari biasanya. Keningnya berkerut dalam, seolah mencari jawaban atas kekacauan perasaannya.
“Kenapa aku malah galau? Bukankah ini yang aku inginkan? Seharusnya aku bahagia karena akhirnya bisa bersama perempuan yang selama ini aku sukai,” gumam hatinya, berusaha menenangkan badai yang mengamuk di dalam dada.
Tiba-tiba, kilatan semangat menyusup ke relung jiwanya yang sebelumnya muram. Bayangan pembatalan pertunangan itu mulai memudar, tergantikan oleh harapan baru yang membara segera meresmikan kisah cinta bersama Nafisha, wanita yang membuat hidupnya kembali berwarna.
Darian menghela napas dalam, menatap cermin dengan mata penuh tekad. Kini, bukan lagi tentang kehilangan, melainkan tentang awal baru yang ingin ia genggam dengan segenap jiwa.
...****************...
Deru mesin motor meraung dan terdengar memasuki gerbang tinggi sekolah Yazeed High School (YHS)
Cassia, turun dari motornya dan melepaskan helm Fullface-nya, rambut Drak brown-nya yang indah tergerai dan di terpa angin hingga bergerak seolah melambai untuk menebarkan wangi pada setiap orang yang lewat.
"Ini berita beneran apa bohongan sih?" salah satu murid YHS bertanya dan itu di dengar oleh Cassia.
"Tidak tahu, tapi jika media sudah memberikan berita seperti ini kemungkinan itu benar," salah satunya bicara penuh keyakinan.
"Benar juga, tapi yang aneh apa mungkin antagonis itu meninggalkan Darian yang dia kejar dan tempeli seperti perangko itu?" yang lain menyindir, mereka tak peduli jika itu di dengar oleh Cassia, sebab sebagian murid perempuan di sana tak suka pda Cassia. Mereka itu fans dari Darian dan Nafisha.
Bisik-bisik itu terus terdengar dan meraung seperti api yang panas untuk Cassia, gadis itu kesal dan merasa mereka itu terlalu ikut campur urusan orang lain. Namun, ia tak akan bicara sebab dirinya malas meladeni para fans Nafisha si wanita munafik itu.
"CASSIA!" suara panggilan itu terdengar menggelegar di tengah kerumunan orang-orang di halaman luas YHS.
Cassia melihat Arzhela yng berjalan cepat untuk mendekat padanya. Hanya saja gadis itu datang sendiri dan Cassia tak melihat Rose ataupun Mutiara.
"Ada apa? Ini parkiran tapi suaramu mengalahkan angin yang melesat," kata Cassia, dia bergurau dan itu membuat Arzhela mendengus kesal.
"Apa sih? Cassia aku ingin bicara sesuatu!" ucap Arzhela.
"Apa? Sesuatu yang penting?" dia tak pernah melihat Arzhela seserius ini.
Arzhela tak mengatakan apapun, gadis itu justru mengeluarkan ponsel mahalnya dan mencari berita yang tengah viral sejak semalam itu.
"Ini, lihatlah!" titah Arzhela.
Cassia menerima ponsel itu, dia mendelik dan wajahnya langsung berubah datar. Namun, terlihat ada kepuasan di sana sebab melihat berita itu. Akhirnya dia terlepas dari rantai mematikan itu. Dan dia berharap bisa merubah keadaan.
Darian dan Nafisha juga orang-orang yang terlibat dalam kehancuran keluarganya di kehidupan dulu harus hancur di kehidupan ini. Dan dia berjanji akan itu.
Arzhela justru melihat keterdiaman Cassia, dan menembak jika sahabatnya itu pasti sakit hati sebab pembatalan pertunangannya benar-benar terjadi.
"Cas, jika butuh menangis maka aku siap menjadi pundak dan tempat ternyaman!" kata Arzhela, dia mengusap pelan punggung Cassia.
"Apa maksudnya?" tanya Cassia, dia menyerahkan kembali ponsel itu pada Arzhela.
"Kamu terdiam pasti sedih kan karena Darian benar-benar membatalkan pertunangan kalian," tebak Arzhela, dengan tatapan sendu.
"Bukan Darian, tapi aku yang membatalkan pertunangan itu, Zhela," ucapan Cassia membuat Arzhela mendelik tak percaya.
"Benarkah?" tanya Arzhela, dia belum begitu yakin dan percaya.
"Kenapa aku harus berbohong? Apa kamu tidak membaca seluruh tulisan di dalam artikel berita itu?" tanya Cassia, di yakin pasti tidak sebab Arzhela paling kesal jika harus membaca tulisan sepanjang itu.
"Heheh, memang tidak," kata Arzhela, dia meringis malu.
"Dasar, eh kemana Ara dan Rose?" tanya Cassia, dia mengalihkan topik agar tidak ada pembahasan tentang pembatalan pertunangan itu.
"Aku tidak tahu," geleng Arzhela.
"Kamu dan Rose kembali bertengkar? Atau dengan Ara?" tebak Cassia, Arzhela memang sering kali berselisih sedikit dengan Rose dan Mutiara. Bahkan terkadang dengannya juga.
"Tidak, entah kenapa mereka telat," Arzhela mengedikkan bahunya acuh.
"Baiklah ayo ke kelas!" ajaknya, Cassia menarik pelan tangan Arzhela dan keduanya berjalan ke gedung tinggi sekolah YHS.
Berita itu menjadi viral dalam jangka waktu 24 jam, berita panas itu semakin memanas saat kenyataan bahwa Cassia yang membatalkan pertunangan itu.
"Ini bukan mimpi, kan?" salah seorang murid YHS bertanya dan koridor itu semakin ramai.
"Mungkin benar dan mungkin saja tidak, sebab tak mungkin Cassia melakukan itu. Mungkin saja ini di batalkan oleh Darian. Namun, di berita menyampaikan berita bohong jika Cassia yang membatalkan itu demi menutupi rasa malunya," salah satunya menebak dengan wajah sinis memandang Cassia yang lewat bersama Arzhela.
Arzhela ingin melabrak mereka. Namun, Cassia mencegah agar tak terjadi keributan di tengah koridor seperti ini. Sebab Cassia tak ingin Miss Cassandra melihat dan berakhir mereka kena hukum oleh guru dari ruang BK itu.
Berita semakin memanas dan Cassia harus menahan rasa tak nyaman dan risih pada telinganya karena mendengar mereka semua membela Darian dan menuduh dia yang tidak-tidak.
Namun, Cassia harus tahan sebab semuanya akan ketahuan saat konferensi pers hari minggu besok.
...****************...
KRING!
Bel jam istirahat di sekolah berbunyi nyaring. Semua murid terlihat berhamburan keluar dari kelas dengan langkah cepat.
Huru-hara memanas saat Cassia keluar bersama teman-temannya. Mereka semua memandang sinis gadis cantik yang memiliki julukan sang Antagonis itu.
"Apa kalian lihat-lihat?" Arzhela si model terkenal menghardik mereka yang sejak pagi tadi bergosip.
"Apa sih? Tidak jelas," salah satunya menjawab dengan senyum sinis.
"Kau ..." tunjuk Arzhela.
Tangannya di cekal oleh Cassia, dia menggeleng pelan sebagai peringatan agar tak melakukan apapun. Sebab semua mungkin akan semakin memanas di tengah gosip yang semakin membara.
Cassia menyingkirkan Arzhela, dia menatap empat gadis yang sejak pagi tadi terus saja bergosip dan bicara sembarangan tentang dirinya.
"Kamu mau apa? Ingat aku ini putri seorang polisi," salah satunya membawa nama ayahnya yang bekerja sebagai komandan.