Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Trang!
Pertarungan antara Yuan Chen dan Wu Yu semakin memanas! Kedua pedang mereka bertabrakan dengan keras, mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Api percikan dari gesekan pedang memenuhi udara, membuat penonton terkesan dengan kekuatan dan kecepatan kedua petarung.
Yuan Chen dan Wu Yu berdiri tegak, pedang mereka masih terhunus dan siap untuk menyerang lagi. Mata mereka terpaku satu sama lain, menunjukkan tekad yang kuat untuk mengalahkan lawan.
"Serang lagi!" teriak seseorang di antara penonton, sementara yang lain memekik dengan gembira. Arena pertarungan dipenuhi dengan suara-suara sorakan dan teriakan, membuat suasana semakin panas dan intens.
Dengan gerakan yang elegan dan penuh dengan kekuatan, Yuan Chen melompat mundur sambil mengelus pedangnya. Jari-jarinya menyusuri bilah pedang dengan sentuhan yang lembut namun penuh dengan energi, membuat pedangnya mengeluarkan cahaya keemasan yang menyala-nyala seperti api emas.
Cahaya keemasan itu memancar dari pedang, memberikan kesan bahwa pedang itu sendiri telah hidup dan siap untuk membakar lawan-lawannya. Api emas yang membara di sepanjang bilah pedang membuat Yuan Chen terlihat seperti dewa perang yang turun ke medan pertempuran.
Wu Yu memandang Yuan Chen dengan mata yang tajam, tidak menunjukkan tanda-tanda takut atau keraguan. Kemudian Wu Yu pun berbicara, "Akhirnya kamu serius juga, Yuan Chen!" kata Wu Yu, sambil mengangkat pedangnya dan siap untuk menyerang.
Yuan Chen terkejut dan kesal mendengar kata-kata Wu Yu. "Hah...? Serius? Kau bilang aku baru serius? Aku sedari tadi sudah berjuang keras!" katanya dengan nada yang meninggi, sambil menatap Wu Yu dengan mata yang tajam.
"Apa maksudmu? Kau pikir aku tidak serius? Aku telah mengeluarkan semua kemampuan terbaikku sejak awal pertarungan ini!" Yuan Chen terus mengomel, merasa bahwa Wu Yu telah meremehkannya.
Wu Yu hanya tersenyum sinis, tidak terpengaruh oleh reaksi Yuan Chen. "Kalau begitu, mari kita lihat apa yang kamu bisa!" katanya dengan nada yang menantang, sambil mengangkat pedangnya lebih tinggi.
Dari pedang Wu Yu, tiba-tiba pedang itu menembakan energi kehijauan yang melesat ke langit, energi kehijauan yang keluar dari pedang Wu Yu memancarkan cahaya yang sangat terang, membuat mata Yuan Chen sedikit terpejam karena kesilauan. Tiga kali dentuman yang dihasilkan oleh energi itu membuat udara bergetar dan menghasilkan hempasan yang kuat, membuat Yuan Chen terpaksa mundur beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan, hempasan udara membuat rambut Yuan Chen berkibar berantakan.
"Apa ini?! Kuat sekali?!" seru Yuan Chen, mata yang tajam memandang Wu Yu dengan penuh perhatian. Ia tahu bahwa serangan ini tidak bisa dianggap remeh.
"Murid Tetua Qin, tentu tidak akan kalah semudah itu, kan!" kata Wu Yu, dingin.
Yuan Chen tersenyum sinis, merasa tersinggung oleh kata-kata Wu Yu. "Kau pikir aku hanya sekedar murid biasa? Aku akan menunjukkan padamu apa yang aku pelajari dari Tetua Qin!" katanya dengan nada yang tinggi.
Di saat energi pedang kehijauan milik Wu Yu masih menjulang tinggi membelah langit, Yuan Chen pun segera mengeluarkan keterampilan tempurnya. Teknik pedang Yuan Chen mengeluarkan seekor naga bersayap yang besar, seekor naga yang terbentuk dari energi keemasan. Naga bersayap keemasan yang terbentuk dari energi pedang Yuan Chen terbang tinggi ke langit, mengeluarkan suara yang mengguntur dan membuat tanah bergetar. Sayap-sayap naga itu mengepakkan angin yang kuat, membuat energi kehijauan Wu Yu sedikit terganggu.
Wu Yu memandang naga keemasan itu dengan mata yang terbelalak, ia tidak menyangka Yuan Chen memiliki keterampilan tempur yang begitu hebat. "Bagaimana mungkin...?" gumamnya, sebelum akhirnya ia tersenyum dan mengangkat pedangnya lebih tinggi.
Energi kehijauan di sekitarnya semakin kuat, dan Wu Yu mulai mengeluarkan suara yang dalam dan penuh dengan kekuatan. "Mari kita lihat jurus pedang milikmu atau jurus pedang milikku yang lebih kuat, Yuan Chen!" teriaknya, sambil mengarahkan pedangnya ke arah naga keemasan yang terbang di langit.
'Dia ... tersenyum...?!' batin Yuan Chen.
Tetapi Wu Yu meraung panjang, ia benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengeluarkan jurus pedang itu. Energi pedang kehijauan turun dari langit, menyingsing udara, mengeluarkan suara bising yang memekakkan telinga.
"Kemarilah! Wu Yu!" teriak Yuan Chen, dan naga emas pun melesat terbang ke langit.
Bang— —
Benturan dua jurus pedang mengguncang Halaman Dalam Akademi Tujuh Warna, membuat semua orang terkejut. Bahkan tujuh arena seketika menghentikan pertarungannya, mereka sama-sama menoleh ke arena pertama, tempat Murid kelas pertama bertarung.
"Apakah mereka masih dikatakan sebagai Murid biasa?" gumam Wasit Rong Geng, tak sadar ia mengepalkan tinjunya karna terbawa suasana pertarungan.
Tabir asap hijau emas dari dampak ledakan dua energi itu memenuhi Arena Pertarungan, menyebar ke langit, membutakan semua pandangan. Hingga semua orang bertanya-tanya: Siapa yang menang?
Namun, tabir asap perlahan menghilang diterpa angin, dan terlihat lantai arena yang terbuat dari lapisan tembok batu bata itu telah hancur berantakan, menyisakan puing-puing bebatuan dari pecahan lantai arena. Tetapi di atas reruntuhan, Yuan Chen dan juga Wu Yu masih berdiri tegap, mereka saling memandang satu sama lain dalam jarak.
Jarak dua ratus meter dari arena, Qin Feng berdiri di lorong jalan, raut wajahnya terperangah di saat melihat pertarungan Yuan Chen melawan Wu Yu.
"Yuan Chen! Menarik!" katanya, antusias. Qin Feng tidak sabar untuk segera berhadapan dengan Yuan Chen.
"Aku harap kau tidak kalah!" kata Qin Feng lagi.