Kisah Kyra Maheswari, seorang wanita jenius yang meninggal karena kecelakaan pesawat.
Jiwanya memasuki raga seorang gadis berusia 17tahun yang bernama Kyra Danuartha. Gadis malang yang dibenci oleh ayah dan kakak laki-lakinya karena kelahirannya membuat istri dan ibunya meninggal.
Maka inilah kisah Kyra yang akan menjungkir balikkan kehidupan mereka yang sudah membuatnya tidak bahagia.
Dengan dibantu oleh SISTEM tanpa misi-misi yang tidak jelas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Om Ganteng
Pagi harinya Kyra sudah bersiap dengan seragamnya, dia juga sudah membuat sarapan untuknya dan pria yang di tolongnya semalam, ya walau hanya sandwich.
"Tuh om-om ga ada niatan sadar ya?" Kyra berguman sendiri saat membuat segelas susu di dapur.
Saat Kyra berjalan menuju meja makan, dia melihat pria itu sudah duduk sambil memijat tengkuknya. Dia langsung berjalan menghampiri pria tersebut sambil membawa segelas susu yang sebenarnya untuk dirinya sendiri.
"Sudah sadar om? " Kyra meletakkan segelas susu di depan pria itu.
"Minum susu anget dulu om, biar enakkan." Karena Kyra fikir pria ini masih dalam pengaruh obat bius.
Pria itu lalu mengambil segelas susu yang disediakan Kyra dan langsung meminumnya hingga habis. "Terimakasih nona_?"
"Kyra."
"Terimakasih nona Kyra sudah menolong dan menyelamatkan saya." Pria itu merasa lebih baik setelah meminum segelas susu.
"Tenang saja Om, saya kan memang orang baik. Om beneran udah enakkan, atau mau saya anter ke rumah sakit."
"Sekali lagi terimakasih, tapi saya sudah merasa lebih baik." tolak pria itu.
"Oh ya udah kalo gitu, om mau mandi dulu? Ntar saya pinjami baju saya, tapi cuma ada kaos ya, yang lainnya ga ada, kecuali Om mau pake daster." Gurau Kyra, dia sedikit menyukai wajah pria ini.
Pria itu menahan senyum, "Kalau tidak merepotkan."
Sebenarnya pria itu sempat memiliki fikiran yang agak negatif. Bagaimana seorang gadis beliau, mengijinkan seorang lelaki yang tidak dikenalnya untuk tinggal bersamanya.
Ya walaupun semalam dia sedang dalam kondisi tidak sadar. Bukankah seharusnya dia dibawa kerumah sakit saja.
Nanti dia akan mengingatkan gadis bernama Kyra itu untuk lebih berhati-hati lain kali.
Pria itu lalu berjalan ke kamar tamu, dia melihat sudah ada kaos besar di tempat tidur. Pria itu mengambil kaos dan segera masuk ke kamar mandi.
Sementara Kyra berjalan kembali ke dapur untuk membuat susu lagi untuk dirinya sendiri.
Kyra sudah duduk di meja makan sambil bermain handphone. Dia sibuk membaca berita tentang perkembangan bisnis.
Tiba-tiba kursi di depannya ditarik dan pria tadi sudah duduk di sana.
Kyra melihat kaosnya ternyata muat untuk pria itu, "Sarapan dulu Om, maaf cuma ada sandwich. Saya jarang masak kalo pagi." Kyra mendorong piring berisi Sandwich di sampingnya menuju pria itu.
"Terimakasih, ini sudah cukup." Pria itu mengambil sandwich dan memakannya. "Nona tinggal sendiri disini?"
"Ya Om, saya baru dua hari tinggal disini."
"Saya Naresh." Pria itu memperkenalkan dirinya.
"Maaf sebelumnya jika apa yang akan saya ucapkan ini akan menyinggung nona Kyra. Tapi alangkah lebih baik jika lain kali nona Kyra tidak membawa seorang laki-laki ke tempat tinggal nona sendirian."
"Saya tahu niat nona semalam adalah untuk menolong saya. Tapi bagaimana jika sebenarnya saya bukan orang baik?"
Pria itu menatap Kyra sambil tersenyum lembut.
Kyra tertegun saat mendengar ucapan pria di depannya. Ucapan pria itu sarat akan teguran dengan tujuan yang baik.
"Terimakasih Om, sudah mengingatkan saya. Saya tau kalau memang semalam sama lumayan ceroboh."
"Awalnya memang saya mau bawa Om ke rumah sakit. Tapi saya fikir kalau semalam kan saya ketemunya sama Om pas lagi posisi berantem ya."
"Terus kalo saya bawa ke rumah sakit, saya ga bisa nungguin. Saya juga ga tau harus menghubungi siapa. Mau telfon polisi juga maap-maap nih ya, takutnya malah makin bahaya."
"Jadi saya nekat bawa Om pulang ke apartemen saya." jelas Kyra supaya pria di depannya ini tidak salah paham. Dan berfikir jika dia adalah cewek ga bener karena membawa laki-laki ke apartementnya.
Setelah mendengar penjelasan Kyra, pria itu merasa sedikit bersalah karena sempat berfikir buruk.
"Sekali lagi terimakasih nona Kyra dan mohon maaf karena lancang mengatakan hal tersebut. Dan semalam saya sedang terpengaruh obat bius. Jadi saya benar-benar berutang budi dengan nona." pria itu mengucapkan terimakasih dengan lebih tulus.
"Aman Om."
"Perkenalkan, nama saya Naresh. Boleh saya meminjam handphone anda nona Kyra, saya mau menghubungi asisten saya, biar nanti dia menjemput saya dan membawakan hadiah untuk ucapan terimakasih saya."
"Panggil saja Kyra Om, nih pakai saja, dan untuk hadiah rasanya ga perlu deh, saya sudah tajir Om." tolak Kyra seraya menyerahkan handphone nya pada Naresh.
Naresh menerima handphone Kyra lalu berjalan menjauh untuk menghubungi asistennya. Setelah beberapa saat Naresh mengembalikan handphone Kyra.
"Ini nomor saya Kyra, anda bisa menghubungi saya jika anda membutuhkan bantuan saya. Selama itu tidak melanggar hukum dan masih rasional." Naresh mengetikkan nomor pribadinya di handphone Kyra.
"Ok saya simpen Om. " Kyra segera menyimpan nomor Naresh.
"Untuk bantuan, do'ain saya selalu bahagia aja Om. "
Naresh kagum dengan kepribadian Kyra, gadis ini baik dan ramah. Wajahnya sangat cantik, tapi Kyra membuat kecantikkannya nampak penuh aura.
"Kalo gitu, saya tinggal sekolah dulu ya Om, gapapa kan saya tinggal sendiri. Kalo Om masih lapar didapur aja snack dan buah di kulkas. "
"Anda tidak takut meninggalkan saya di tempat anda sendiri. Bagaimana jika saya melakukan sesuatu yang berbahaya disini?" Naresh sedikit tidak suka dengan kecerobohan Kyra.
Kyra tertawa, " Hahaha ya udah lakuin aja, muka Om sudah saya videoin semalam. Om mau nyuri? Nggak ada barang berharga disini."
"Kalo Om mau nyuri TV atau kulkas ya udah angkat saja kalo mau. Ntar saya minta aunty saya buat beli lagi. "
Naresh terkekeh dengan jawaban konyol Kyra. "Anda benar-benar mempercayai saya? "
"Feeling saya nggak pernah salah Om. Ya sudah saya berangkat sekolah dulu Om, doakan hari saya lancar ya." Kyra berjalan kekamar mengambil tas sekolahnya, lalu segera keluar apartemen meninggalkan Naresh seorang diri.
Naresh memandang kepergian Kyra dengan pandangan hangat. Dia merasa nyaman dengan kepribadian Kyra.
Tigapuluh menit setelah kepergian Kyra, Kaivan asisten Naresh pun tiba.
"Bos." Sapa Kaivan sambil membawa paper bag berisi baju ganti Naresh.
Naresh menerima paper bag dari Kaivan, lalu masuk kedalam kamar tamu untuk ganti baju.
Tapi Naresh hanya mengganti celananya saja, dia menyukai aroma kaos milik Kyra yang dipakainya, jadi Naresh hanya melapisinya dengan jas.
Kaivan sedikit terheran dengan Bosnya, karena sebagai asisten yang telah bekerja selama 5 tahun dia sangat tahu kebiasaan Bosnya yang sangat perfeksionis. Tapi sekarang justru hanya memakai kaos polos putih yang hanya dilapisi jas.
Naresh sudah duduk kembali diruang tamu Kyra, "Sudah kau temukan siapa yang menyuruh para pria yang mengeroyokku semalam. "
"Sudah Bos, dia adalah Heru, Kepala gudang di perusahaan papa anda Bos. Dia marah karena anda membuat kejahatannya di perusahaan papa anda terbongkar. "
Naresh mengernyitkan keningnya, "Hanya karena itu?"
Kaivan berdehem, "Itu, anda juga mempermalukan putrinya yang mencoba merayu anda pada acara peresmian salah satu hotel milik anda Bos."
"Ck, menggelikan. Dia menyodorkan putrinya untuk melancarkan proposalnya." Naresh berdecak.
"Lalu bagaimana dengan para pria semalam?"
"Anu Bos, saat saya datang para pria itu sudah menghilang, dan rekaman pengawas disana juga sepertinya tekah dihapus."
Kaivan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi saya mendapat kabar jika telah ditemukan beberapa pria berpakaian hitam disebuah pemakaman tadi pagi. Mereka dalam kondisi babak belur dan ketakutan."
Sudut mulut Naresh berkedut, menghilang begitu saja? Lalu berada di pemakaman dalam keadaan ketakutan?
Apa Kyra yang sudah melakukannya? Kalau memang benar Kyra, cukup anti mainstream juga Gadisnya ini. Eh gadisnya? Naresh terkekeh samar saat mulai mengklaim Kyra menjadi gadisnya.
"Baiklah, biarkan saja mereka. Urus langsung Heru itu." Naresh lalu berdiri dan berjalan keluar, tapi sebelum keluar dia menoleh sebentar kedalam lalu tersenyum.
Kaivan heran dengan kelakuan Bosnya hari ini. Apa kepala Bosnya terbentur saat penyerangan semalam?
Dan lagi kenapa photo profile nomor telepon yang digunakan Bosnya tadi pagi adalah kaki yang menggunakan sepatu perempuan.
Sebenarnya siapa yang bersama Bosnya semalam, apakah dia akan segera memiliki Nyonya Bos? Apakah dia harus segera melaporkan ke Nyonya Besar?
"Jangan berfikir macam-macam." Ucap Naresh seolah tahu fikiran asistennya ini. Naresh akan mencari tahu sendiri siapa Kyra tanpa melibatkan siapapun.
"Baik bos."
"Bagaimana dengan handphoneku?"
"Ini Bos, akses handphone lama sudah saya hapus semua data-datanya. "
"Hmm." Naresh menerima handphonenya, lalu segera memasukkan nomor Kyra yang tadi sempat dia lihat.
Dia lalu mengirim pesan ke Kyra.
Kyra yang saat ini sedang mengikuti pelajaran di dalam kelas, merasakan jika handphone bergetar.
Dia lalu diam-diam melihat siapa yang menghubunginya.
Om Ganteng 🐺(*Kyra, saya sudah keluar dari apartemen kamu*)
Kyra mengangkat kedua alisnya, lalu langsung menjawab pesan tersebut.
Little Kyra 🌻(*Ok, aman Om. Saya masih kelas ini, have a nice day 💪💪*)
Naresh tersenyum melihat jawaban Kyra. Benar-benar gadis yang ceria.
(*Baik, selamat belajar*)
Kaivan berjalan di belakang Naresh, tidak melihat ekspresi Bosnya, kalau tidak, dia pasti akan pergi ke rumah sakit untuk periksa jantung, disebabkan terus-terusan terkejut. Karena Bos kakunya banyak tersenyum pagi ini.
🔸🔸🔸🔸🔸
visual Naresh
