NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Pasca kedatangan Dimas dan Tegar ke rumahnya malam itu, Deni semakin yakin bahwa sosok pocong gundul tersebut memang benar-benar ada. Namun hal itu justru semakin menggelisahkan hati nya. Deni khawatir, jika warga tahu bahwa sosok pocong gundul ternyata adalah Mbok Yem. Jika demikian, tentu akan banyak asumsi warga yang menyudutkan keluarga Ratih.

Ketika Deni masih tenggelam dalam lamunan nya, bau kembang kamboja tiba-tiba melintas menyusup indera, di barengi desau angin yang sesaat datang menghampirinya.

Seketika Deni memusatkan perhatian ke arah tertentu, ia melihat sosok makhluk berwarna putih terbang melayang lalu menembus dinding kamar.

Deni menatap kehadiran Monik tanpa ekspresi, meski lelehan darah berwarna hitam pekat, membasahi separuh tubuh yang sudah tidak utuh lagi.

"Tumben banget nggak pake mode asap?" Cibir Deni yang sebelum nya terganggu dengan mode asap lebat bagaikan tim pengasapan demam berdarah.

"He he he, iya mas, saya lagi belajar inovasi baru supaya tidak menimbulkan pencemaran serta ramah lingkungan." Jawab Monik sambil cengengesan.

Deni kembali melanjutkan lamunan nya, tanpa menghiraukan setan yang masih berdiri mematung di samping nya.

"Kusut banget muka nya? Habis di tagih utang pinjol, ya?" Monik balik mencibir.

"Enak aja! Lagi mikirin Sukma sama keponakan nya pak Abdul nih!"

"Oh iya, besok kan sudah masuk tujuh hari."

"Itulah yang membuat ku bimbang Nik. Bayangkan, kalau si Ilham ketemu, terus dia cerita kalau dia bertemu pocong gundul, aku yakin, warga makin murka sama keluarga mbak Ratih. Dan kamu tahu apa yang bakal terjadi?" Monik manggut-manggut, ia memaklumi kekhawatiran yang di rasakan Deni.

"Terus Gimana? Apa sebaik nya kita biarkan saja pemuda itu? Paling-paling di sana jadi anak buah genderuwo." Jawab Monik santai.

"Buset! Kalau masih bisa ketolong ya di tolong lah." Deni menolak opsi yang di sampaikan Monik. Namun ia pun juga bingung harus berbuat apa. Sebab Deni ingin menyelamatkan kedua nya.

Cukup lama dua makhluk berbeda jenis itu berpikir keras mencari solusi, sampai akhirnya Monik berujar.

"Ahha!! Aku dapat ide mas."

"Ide apa?"

Monik kemudian mendekat, lalu membisikan ide itu ke telinga Deni.

"Kamu yakin ide kamu berhasil?" Ujar Deni meragu.

"Jangan khawatir mas, serahkan masalah ini kepada saya."

Setelah itu Monik melesat pergi meninggalkan kamar Deni, ia melayang lembut hendak kembali ke alam nya. Tanpa bersusah payah Monik pun akhirnya tiba. Ia mendarat dengan selamat diatas dahan, tempat yang cukup strategis untuk memindai suasana sekitar dari ketinggian.

"Di mana pemuda itu? Biasa nya, jam segini udah lewat." Gumam Monik sambil celingukan.

Monik tahu, sebab Monik kerap memantau keadaan pemuda itu. Meski yang pemuda itu lakukan tidak lebih dari sekedar berlari sembari meminta pertolongan karena sudah kelelahan dan ketakutan.

Akan tetapi Monik tidak bisa mengambil langkah dengan tergesa-gesa. Di dunia persetanan terdapat standar SOP yang harus di patuhi seluruh makhluk alam gaib. Dan bagi siapapun yang berani melanggar, maka mereka akan menerima segala macam konsekuensi nya.

Beberapa saat ketika Monik masih sibuk memantau, Suara rintih ketakutan sayup-sayup mulai terdengar, diiringi isak tangis memohon ampun. Maka tidak salah lagi, suara yang ia dengar adalah suara Ilham yang masih berusaha mencari jalan keluar.

"Nah itu dia orang nya."

Tanpa menunggu lama, Monik pun segera menghampiri Ilham. Tentu saja pria itu terjingkat ketakutan usai melihat kemunculan Monik. Namun Ilham sudah tidak mampu lagi untuk berlari, ia hanya berdiri dengan kaki gemetaran sembari menutup seluruh wajah menggunakan dua telapak tangan.

"Jangan! Jangan sakiti saya. Kalau mau bunuh saya silahkan saja, tapi tolong percepat kematian saya, saya sudah tidak kuat lagi." Rintih Ilham, memelas iba.

"Siapa juga yang mau bunuh kamu? Aku di sini cuma mau ngasih tahu kamu, kalau kamu masih ada kesempatan untuk pulang."

"Tidak! Saya tidak percaya! saya tidak percaya omongan setan."

"Saya setan bukan sembarang setan mas, saya setan kualitas premium. Nih, aku kasih tahu, kalau kamubener-bener pengen keluar dari tempat ini, kamuharus berjanji, agar tidak ceroboh lagi. Patuhi aturan serta terapkan unggah ungguh ketika bertamu."

Mendengar nasehat yang di sampaikan Monik, Ilham kembali merenung, ia masih ingat betul bagaimana seorang wanita sepuh menyapa nya dengan keramahan, tapi ia membalas dengan sikap yang tidak mengenakkan.

"Mas, sama satu lagi." Ucap Monik kembali. Dan tepat ketika Ilham menoleh,

Monik langsung meludah ke wajah Ilham.

Cuiihh

Semerbak aroma bangkai bercampur kemenyan seketika menyebar luas ke wajah Ilham. Ia terdesak mundur sembari melindungi wajah nya, namun saliva beraroma khas itu sudah terlanjur mendarat dengan sempurna.

"Yeah, tembakan tepat mengenai sasaran." Gumam Monik tersenyum puas. Dan setelah itu melesat terbang kembali keatas.

"Aggrrhh!! Bau sekali hweekk! Hwekk!!"

Ilham masih menggerutu, sampai ketika ia kembali membuka mata, ia memindai suasana kembali sepi. Seketika ia juga di rundung bingung, dalam kurun waktu beberapa detik ia tidak ingat apapun. Jangan kan kehadiran Monik, apa yang baru saja terjadi punia tidak ingat lagi.

****************

Hari kemudian berganti, hari ini adalah hari ke tujuh hilang nya keponakan pak Abdul. Para relawan yang melakukan pencarian sudah putus asa, segala macam cara tidak menghasilkan apa-apa. Sehingga harapan satu-satu nya bagi Deni untuk menemukan pemuda itu adalah melalui bantuan Monik.

Menjelang sore, Deni sudah mondar mandir di depan teras menunggu kedatangan Dimas dan Tegar. Dari sekian banyak warga yang meragukan ucapan nya, hanya mereka lah yang memercayai ucapan Deni, sehingga Deni merasa perlu kehadiran mereka berdua.

Beberapa kali Deni melirik arloji di tangan kiri. Waktu sudah menunjukan pukul lima, Deni berharap Dimas dan Tegar sampai sebelum surup tiba.

"Nunggu siapa sih, Den?" Tanya Sulastri yang sejak tadi memperhatikan kegelisahan Deni.

"Nunggu Tegar sama Dimas bu, mereka janji mau datang kesini sore ini."

"Teman kamu yang nggak sengaja ibu timpuk pake gagang sapu itu? Ha ha ha." Tanya Sulastri sambil tergelak.

"Iya, lagian ibu kenapa sih, main pukul. Kasihan anak orang."

"Lagian dia duluan yang mendadak keluar kamar mandi. Ibu kira ada maling."

Sulastri sebenar nya tergelitik sekaligus kasihan. Sebab saat itu Dimas juga tidak memberikan perlawanan, dia hanya memekik memohon ampun meski kepala nya sudah benjol sana-sini.

Tak berselang lama setelah itu, dua teman nya datang, Deni bersyukur mereka tiba tepat waktu, sehingga peristiwa beberapa hari yang lalu tidak terulang kembali.

"Tuh, mereka datang." Sulastri segera menyambut kedatangan mereka berdua, tak lupa ia juga meminta maaf kepada Dimas atas insiden tempo hari.

"Ibu minta maaf ya nak Dimas, ibu benar benar tidak tahu kalau itu kamu."

"Iya bu ndak pa-pa, nama nya juga nggak sengaja." Timpal Dimas yang sebenar nya merasa malu atas kejadian itu.

Tak lama kemudian mereka kembali duduk dan berdiskusi, guna membahas pencarian Ilham yang akan di lakukan malam ini.

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!