NovelToon NovelToon
Pewaris Sistem Kuno

Pewaris Sistem Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual / Sistem / Kultivasi Modern
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ali Jok

Jaka, pemuda desa yang tak tahu asal-usulnya, menemukan cincin kuno di Sungai Brantas yang mengaktifkan "Sistem Kuno" dalam dirinya.

Dibimbing oleh suara misterius Mar dan ahli spiritual Mbah Ledhek, ia harus menjalani tirakat untuk menguasai kekuatannya sambil menghadapi Bayangan Berjubah Hitam yang ingin merebut Sistemnya.

Dengan bantuan Sekar, keturunan penjaga keramat, Jaka menjelajahi dunia gaib Jawa, mengungkap rahasia kelahirannya, dan belajar bahwa menjadi pewaris sejati bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang kebijaksanaan dan menjaga keseimbangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ali Jok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WARISAN DAN TANGGUNG JAWAB BARU

Kalau ada yang bilang bangun pagi setelah menang pertempuran galaksi itu menyenangkan, mereka jelas belum pernah mencoba bangun dengan badan pegal-pegal, laboratorium hancur berantakan, dan tanggung jawab menyelamatkan galaksi di pundak. Fajar menyingsing dengan sinar oranye yang menyinari kerusakan yang ditinggalkan pertempuran semalam. Aku terbangun dengan bau asap dan logam terbakar masih menusuk hidung.

"Selamat pagi, pahlawan," sapa Sekar dengan suara serak sambil menyerahkan segelas teh hangat. Matanya bengkak dan ada luka di pipinya yang sudah dibalut perban. "Kita berhasil selamat. Meski laboratorium orang tuamu agak... berantakan."

Aku memandangi puing-puing di sekeliling. "Berantakan? Ini lebih parah dari kamar adik kelas waktu ospek dulu."

Banaspati terbaring di sudut ruangan, api di tubuhnya masih redup. "Aku masih merasakan energi asing itu dalam diriku. Seperti... ada sesuatu yang berubah." Suaranya berbeda, lebih dalam, lebih bijaksana.

Mbah Ledhek sedang memeriksa kerusakan dengan tenang. "Dalam setiap kehancuran, ada benih kebangkitan, Nak. Laboratorium bisa dibangun kembali. Yang penting kita semua masih hidup dan belajar dari pertempuran itu."

Elara dan timnya sudah sibuk dengan perangkat mereka. "Kami sedang menganalisis data dari reruntuhan kapal Pemburu," katanya tanpa mengangkat pandangan dari layar. "Mereka menggunakan teknologi yang bahkan lebih maju dari yang kami perkirakan."

Saat kami mulai membersihkan reruntuhan, Generasi Keempat tiba-tiba menyala terang. "Pewaris, kami menemukan sesuatu. Ruang rahasia yang tidak terdeteksi sebelumnya."

Ternyata, di balik dinding laboratorium yang runtuh, ada ruang tersembunyi yang terbuka akibat guncangan pertempuran. Ruangan itu kecil, penuh dengan debu, dan di tengahnya ada meja dengan sebuah kotak kristal.

"Pesanku untuk Jaka," suara ayahku tiba-tiba terdengar dari kotak itu, membuat kami semua melompat. "Jika kau menemukan ruangan ini, berarti kau telah melewati ujian pertama dan siap mengetahui kebenaran seutuhnya."

Ibuku muncul dalam proyeksi hologram. "Kami tidak benar-benar 'menghilang', Nak. Kami menyembunyikan diri untuk mengembangkan senjata terakhir melawan Ancaman Besar, sesuatu yang bahkan lebih berbahaya dari Pemburu."

Ayah melanjutkan, "Sistem yang kau warisi bukan hanya untuk melindungi Bumi. Ini adalah kunci untuk menyelamatkan seluruh galaksi dari entitas yang kami sebut 'Pemusnah' makhluk yang memakan energi bintang dan peradaban."

Aku terduduk di lantai, tidak percaya. "Pemusnah? Itu kedengarannya seperti... tidak mungkin."

"Analisis: Nama 'Pemusnah' muncul dalam legenda berbagai peradaban galaksi," Mar menambahkan. "Mereka dianggap sebagai mitos sampai sekarang."

Elara mendekat, wajahnya pucat. "Konfederasi memiliki catatan tentang mereka. Tapi kami pikir mereka sudah punah sejak era dinosaurus di Bumi."

Sementara kami masih mencerna informasi baru itu, Banaspati tiba-tiba mengeluarkan cahaya terang. Api di tubuhnya berubah warna, dari merah-oranye menjadi biru-putih dengan kilau keemasan.

"Aku... mengerti sekarang," suaranya bergema dalam kesadaran kami. "Energi Pemburu yang kuserap... itu membangkitkan ingatan lama. Aku bukan sekadar makhluk api biasa."

Mbah Ledhek mendekati Banaspati dengan penuh rasa ingin tahu. "Kau selalu istimewa, teman lama. Dari dulu kurasakan ada yang berbeda padamu."

"Aku adalah penjaga portal dimensi yang terbentuk secara tidak sengaja," jelas Banaspati. "Lahir dari percikan api pertama manusia dan energi dimensi lain. Itulah sebabnya aku bisa berevolusi."

Sekar memandangku dengan mata berbinar. "Ini berarti kita punya keunggulan! Banaspati bisa menjadi kunci untuk memahami teknologi dimensi lain!"

Tapi Elara mengingatkan, "Itu juga berarti kita menjadi target yang lebih menarik. Pemusnah pasti akan mengincar kemampuan Banaspati."

Kami pun mulai merencanakan strategi baru. Dengan bantuan Generasi Keempat, kami menganalisis setiap data yang berhasil dikumpulkan dari pertempuran. Mar bekerja sama dengan sistem Konfederasi, menciptakan jaringan pertahanan yang lebih canggih.

"Aku punya ide," kataku suatu sore, saat kami duduk bersama merencanakan pembangunan kembali laboratorium. "Kenapa kita tidak menyatukan semua yang kita punya? Teknologi Konfederasi, sistem Generasi Keempat, spiritualitas Mbah Ledhek, elemen air Sekar, api dimensional Banaspati, kita ciptakan sesuatu yang benar-benar baru."

Elara terlihat skeptis. "Itu sangat berisiko. Menyatukan sistem yang berbeda bisa menyebabkan ketidakstabilan."

Tapi Mbah Ledhek tersenyum. "Justru itulah kekuatan kita. Kita berbeda, tapi bisa bersatu. Seperti warna-warna pelangi, masing-masing indah, tapi bersama menciptakan keindahan yang lebih besar."

Minggu berikutnya kami habiskan untuk pelatihan intensif. Tapi kali ini, bukan latihan individual. Kami belajar bekerja sama dalam formasi baru, menyatukan kemampuan yang berbeda-beda menjadi satu kekuatan yang harmonis.

Sekar dan aku mengembangkan teknik baru, menggabungkan energi air dan sistem untuk menciptakan "esensi pemulihan" yang bisa menyembuhkan luka dan memperbaiki kerusakan teknologi.

Banaspati belajar dari Elara tentang teknologi galaksi, sambil mengajari tim Konfederasi tentang energi dimensi. Hasilnya? Dia sekarang bisa menciptakan portal kecil yang bisa menghubungkan Bumi dengan lokasi terdekat di galaksi.

"Uji coba portal pertama," kata Elara gugup saat Banaspati mempersiapkan energi untuk membuka portal ke bulan. "Hati-hati, jangan sampai menarik sesuatu yang tidak diinginkan."

Portal itu terbuka dengan suara gemuruh, memperlihatkan permukaan bulan yang tandus. Tapi yang mengejutkan, ada sesuatu yang tidak terduga, sebuah struktur kuno yang tidak dikenal oleh database Konfederasi.

"Itu... bukan buatan manusia atau spesies galaksi manapun," bisik Banaspati.

Generasi Keempat langsung menganalisis. "Struktur itu memancarkan energi yang sama dengan 'Pemusnah' yang disebutkan dalam pesan orang tua Pewaris."

Malam itu, saat kami masih mencoba memahami penemuan baru di bulan, Generasi Keempat tiba-tiba menerima transmisi aneh, bukan dari luar angkasa, tapi dari masa depan.

"Peringatan untuk Pewaris," suara yang mirip denganku tapi lebih tua terdengar dari speaker. "Jika kau mendengar ini, berarti garis waktu sudah mulai bergeser. Pilihan yang kau buat dalam 48 jam ke depan akan menentukan nasib galaksi."

Proyeksi hologram menunjukkan dua kemungkinan masa depan, satu dimana galaksi hancur oleh Pemusnah, dan satu dimana berbagai peradaban bersatu dalam perdamaian.

"Kunci ada pada penyatuan," lanjut suara itu. "Hanya dengan menerima perbedaan dan bersatu dalam keragaman, kalian bisa menghadapi ancaman ini."

Tapi kemudian transmisi terputus oleh sinyal darurat dari Mar. "Peringatan! Sinyal energi Pemusnah terdeteksi di tepi tata surya! Mereka bergerak lebih cepat dari perkiraan!"

Elara melihat data dengan wajah ngeri. "Mereka tidak seharusnya sampai disini dalam waktu kurang dari seratus tahun. Sesuatu atau seseorang, telah mempercepat kedatangan mereka."

Sekar menggenggam tanganku. "Apa yang harus kita lakukan, Jaka?"

Aku memandang sekeliling, pada tim yang sudah menjadi keluargaku, pada laboratorium yang sedang kami bangun kembali, pada Bumi yang harus kami lindungi.

"Kita lakukan apa yang selalu kita lakukan," kataku dengan keyakinan yang mengejutkan diriku sendiri. "Kita hadapi bersama. Dengan semua yang kita punya. Dan kali ini, kita tidak akan bertahan, kita akan menyerang lebih dulu."

Tapi dalam hati, aku tahu ini akan menjadi pertarungan terberat kami. Karena seperti yang dikatakan pesan dari masa depan, pilihan dalam 48 jam ke depan akan menentukan segalanya.

Dan anehnya, di tengah semua ketakutan dan ketidakpastian ini, ada satu hal yang kuyakini, selama kita bersama, tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan menyelamatkan galaksi pun terasa mungkin ketika punya keluarga seperti mereka.

Tapi pertama-tama, kita butuh rencana yang lebih baik dari "serang dan berharap yang terbaik." Mungkin pizza dulu sebelum menyelamatkan galaksi? Siapa tahu ide brilian bisa datang perut kenyang.

1
ShrakhDenim Cylbow
Ok, nice!
Walaupun latar belakangnya di Indonesia, tapi author keren gak menyangkut-pautkan genre sistem dengan agama🤭
ShrakhDenim Cylbow: Bagoos💪
total 2 replies
Marchel
Cerita yang bagus lanjutkan kak..
Ali Asyhar: iyaa kak terimakasih dukungannya
total 1 replies
Ali Asyhar
semoga cerita ini membuat pembaca sadar bahwa mereka penting untuk dirinya
T A K H O E L
, , bagus bro gua suka ceritanya
bantu akun gua bro
Ali Asyhar: oke bro
total 5 replies
Ali Asyhar
otw bro
Vytas
semangat up nya bro
Vytas
mampir juga bro,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!