NovelToon NovelToon
Gadis Rasa Janda

Gadis Rasa Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengasuh / Ibu susu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Hutang pinjol 120 juta menjerat Juwita, padahal ia tak pernah meminjam. Demi selamat dari debt collector, ia nekat jadi pengasuh bayi. Tapi ternyata “bayi” itu hanyalah boneka, dan majikannya pria tampan penuh misteri.

Sebuah kisah absurd yang mengguncang antara tawa, tangis, dan cinta inilah perjalanan seorang gadis yang terpaksa berperan sebagai janda sebelum sempat menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelinci Putih dan Telur Gulung

“Tuan, ayo kita lempar kaleng itu. Ada tiga kali kesempatan. Kalau lempar sekali langsung roboh semua, kita dapat boneka besar itu. Kalau dua kali dapat sedang, kalau tiga kali dapat yang kecil.” Juwita menunjuk permainan yang ramai dikerumuni orang-orang. Matanya berbinar penuh semangat. Ia tak sabar ingin memainkannya.

Zergan berdiri dengan tangan terlipat. Ia mengamati orang-orang yang berulang kali melempar tapi gagal menjatuhkan susunan kaleng. “Besok aku belikan kalau kau mau itu,” katanya datar.

Jawaban itu langsung membuat wajah Juwita manyun. Bibirnya maju seperti bebek, matanya memelas.

“Baiklah, aku tidak akan ikutan ya. Mainlah sendiri.” Zergan akhirnya mengalah, mengeluarkan uang dan menyerahkannya pada Juwita. Sebenarnya Zergan malu jika ia ikut main malah tidak dapat.

“Yeay! Aku yakin pasti dapat,” teriak Juwita sambil menaruh Princess di stroller. Ia langsung berlari kecil ke arah penjual permainan.

“Soal beginian kau cepat sekali,” gumam Zergan sambil menggeleng melihat tingkah pengasuh anaknya itu.

Juwita mengambil tiga bola pertama. Duar! Dor! Tak satu pun kaleng roboh. Ia mencoba lagi, hasilnya sama saja. Terakhir, malah bolanya mental ke arah kaki sendiri. Orang-orang sekitar menahan tawa.

“Tuan, jangan ketawa!” seru Juwita dengan wajah masam ketika menoleh. Tapi Zergan justru tertawa lepas, suara yang jarang sekali ia keluarkan.

Juwita menunduk, pura-pura ngambek. “Sudah kubilang mainan ini nipu. Beli aja lebih gampang.” Ia menggendong Princess kembali dengan hati sebal.

Zergan melirik sisa tiga bola yang masih ada. “Biar aku coba.”

“Serius?” Mata Juwita langsung berbinar lagi. Kali ini ia makin bersemangat, penasaran melihat tuannya berhasil atau tidak.

Zergan maju dengan tenang. Satu bola ia lempar Brak! susunan paling atas runtuh. Sorak kecil terdengar. Juwita sampai melompat kecil. Bola kedua ia lempar, tinggal dua kaleng tersisa. Lalu bola terakhir Brak! semua kaleng roboh sempurna.

“Yeaaay! Kita dapat bonekanya!” Juwita berteriak kegirangan. Ia menunjuk boneka kelinci putih kecil di rak hadiah. “Itu aja, lucu banget!”

Boneka kelinci berpindah ke tangannya. Juwita memeluknya erat, lalu menaruhnya di samping stroller Princess. “Makasih ya, Tuan!” Juwita sangat senang, ia senyum-senyum sendiri karena bahagia.

Zergan hanya tersenyum tipis, cepat-cepat berpaling saat Juwita menoleh. “Ya, ayo kita pulang.”

“Hah? Pulang? Tuan, kita belum beli jajanan loh.” Wajah Juwita berubah kecewa.

Zergan menatapnya bingung. “Kau tidak mau pulang?” tanya Zergan yang pura-pura. Jelas ia lupa dengan agenda beli jajan.

“Tuan, maaf ya merepotkanmu. Uang pengeluaran malam ini masukin aja ke hutang saya.” Nada suaranya merendah. Boneka kelinci ia taruh seadanya di samping Princess, lalu mendorong stroller meninggalkan Zergan.

“Perempuan satu ini cepat sekali merajuknya.” Zergan menghela napas, lalu menyusul. “Hei, tunggu. Ayo kita makan dulu. Aku lupa kalau kau belum makan.”

“Serius, Tuan?” Juwita menoleh dengan wajah berbinar lagi.

“Ya. Rekomendasikan aku jajanan yang enak menurutmu.”

Mata Juwita berbinar-binar. “Wah! Kalau gitu kita coba telur gulung, sate kulit, batagor. Semuanya enak!”

Zergan menghela napas lagi. “Astaga, banyak sekali.” Tapi melihat Juwita begitu semangat, ia hanya geleng-geleng kepala.

Mereka tiba di gerobak telur gulung. “Per tusuknya berapa, Mas?” tanya Juwita.

“Seribu aja, Mbak.”

Juwita langsung pesan, “Sepuluh tusuk ya, Mas!”

Zergan terbelalak. Seribu? Makanan apa ini? Dalam hati ia bergumam, “Bisa-bisa sakit tenggorokan makan beginian.” Zergan melihat telur di gulung-gulung dengan lidi dan digoreng dengan banyak minyak membuat ia tidak yakin.

“Kalau Tuan mau berapa tusuk?” tanya Juwita.

“Satu saja.”

“Hah? Duit segitu banyak belinya cuma satu tusuk? Ngalahin anak SD,” ejek Juwita sambil cekikikan.

Zergan menatapnya datar, tapi pipinya nyaris terangkat menahan senyum.

Tak lama, sebungkus telur gulung panas dengan saus encer tersaji. Juwita langsung melahap tiga tusuk sekaligus, wajahnya bahagia seperti anak kecil.

Zergan sempat ragu. Tapi akhirnya menggigit satu tusuknya. Rasa gurih telur yang dilapisi saus encer justru membuat lidahnya terkejut. Enak juga Ngalahin omelette hotel.

Namun ia gengsi. Saat Juwita menawarkan untuk beli lagi, ia menggeleng. Padahal jelas matanya melirik tusukan terakhir di kantong Juwita.

Juwita melirik dan tersenyum nakal. “Kalau Tuan mau bilang aja. Aku sisain satu deh.” Ia menyodorkan tusukan terakhir.

Zergan menatap, ragu. Tapi akhirnya mengambil juga. Seketika wajah Juwita sumringah. Tuan ini dingin, tapi kalau diperhatiin manis juga.

Mereka terus berjalan menikmati jajanan lain. Juwita tertawa lepas, sementara Zergan beberapa kali kepergok tersenyum diam-diam. Malam itu terasa ringan, penuh kehangatan.

Hingga langkah Juwita terhenti. Matanya membesar. Di seberang keramaian, ia melihat seorang pria paruh baya menggandeng seorang wanita yang tampak lebih muda dari bapaknya. Rambutnya, cara jalannya "Itu bapak."

Juwita tercekat. Tangannya bergetar di gagang stroller. Hatinya ingin berlari, memeluk, memanggil. Tapi sekaligus takut, takut ditolak, takut dimarahi. Takut jika bapaknya kabur lagi. Selama ini ia sulit untuk mendapatkan kasih sayang bapaknya, tapi melihat bapaknya sehat ia senang. Juwita ingin menghampiri bapaknya.

“Tuan, aku…” suaranya tercekat.

Namun sebelum sempat bergerak, suara anak kecil di sebelah mereka terdengar.

“Lah, aku kira bayi beneran. Ternyata boneka! Mirip banget kayak bayi asli.”

Anak-anak lain ikut penasaran, berkerumun. Orang-orang dewasa juga mulai melirik. Beberapa hendak memotret.

“Itu boneka ya? Ih, serem banget. Aku kira tadi bayi beneran.”

Juwita panik. Ia buru-buru menutup stroller dengan penutup stroller yang tersedia, melindungi Princess. Nafasnya memburu. Tapi lebih panik lagi melihat Zergan.

“Tuan?”

Wajah Zergan pucat. Tangannya meremas pelipis. Pandangannya goyah, napasnya berat. “Princess … mereka … boneka?” Suaranya serak.

“Tuan, jangan dengarkan mereka. Princess tetap anakmu,” bisik Juwita cepat. Ia mencoba menenangkan.

Tapi tubuh Zergan goyah. Lututnya bergetar. Wajahnya semakin pucat. Orang-orang mulai berbisik, beberapa menonton seolah sedang melihat tontonan gratis.

“Kenapa pria itu?”

“Dia kenapa sih, pingsan?”

"Anaknya boneka, wanita itu memanggilnya tuan."

Juwita gemetar. Ia ingin sekali berlari ke arah bapaknya yang semakin menjauh. Hatinya menjerit. Tapi di hadapannya, Zergan hampir roboh.

“TUAN! Bertahanlah!” Juwita segera menopang tubuh Zergan dengan satu tangan, tangan lainnya masih mencengkeram stroller agar Princess tidak jatuh.

Air mata hampir menetes. Dalam hatinya Juwita berteriak. Aku harus pilih siapa? Bapakku atau Tuan Zergan?

Keramaian semakin riuh. Orang-orang berkerumun. Sementara itu, Juwita hanya bisa memeluk tubuh Zergan yang mulai goyah, wajahnya semakin pucat pasi.

“Jangan jatuh, Tuan. Jangan tinggalkan aku.” Suara Juwita bergetar, nyaris pecah.

Tapi Juwita tak gentar, ia berteriak. "Hey, jangan mendekat! Apa kalian tidak ada urusan lain, hah?"

"Tuan, ayo jangan pingsan."

1
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
Zainab Ddi
🤣🤣🤣🤣emang enak Juwita ketahuan ngomongi xergan
Hesty
ka bikin desi diusir.. jgnada pelakorrrr...
Zainab Ddi
wah Juwita kelabakan nih mau dipecat 🤣🤣🤣
Zainab Ddi
sama author aku suka ceritanya lucu kadang bikin ketawa sendiri 💪🏻💪🏻💪🏻
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah xergan terima lg deh
Zainab Ddi
author makasih Uda update banyak ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
mami Malinau dan papinya bahagia melihat zergan
Zainab Ddi
author seneng banget update nya banyak🙏🏻🙏🏻😍😍😍💪🏻
Zainab Ddi
🤣🤣🤣dasar Juwita pake acara nyanyi lg gimana zergan ngak kerawa
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah Juwita lansung bertindak demi utang Uda dikubasin bikin Desi tambah iri nih
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
Zainab Ddi
wah jangan Juwita disuruh jdi istrinya nih semoga ya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍😍
callyouMaijoi: makasih ya udah setia menunggu ceritanya 🥰
total 1 replies
Zainab Ddi
kaysky Desi nih ngasih tahu def kolektor biar Juwita di usir Dedi kan iri
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 💪🏻😍🙏🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!