Aldena Faradila tak menyangka akhirnya harus kembali ke tempat yang paling dihindarinya selama lima tahun ini. Dena harus kembali karena saudara kembarnya yang jatuh sakit dan juga wasiat dari Vania, almarhum ibunya.
Kembalinya Dena ke rumah almarhum maminya membuat keluarga papinya tak suka dan mencoba mengusirnya kembali.
Sayangnya, Dena lima tahun yang lalu sudah berubah dan kini bersiap membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Rupanya semua tak berjalan semulus apa yang direncanakan oleh Dena. Dia harus menikah sebelum usianya dua puluh lima tahun dengan lelaki yang sudah dipilihkan oleh almarhum maminya.
Apakah Dena bersedia menikah dengan Gara, atau lebih memilih kehilangan harta warisannya? Lalu bagaimana jika ternyata Dena masih belum bisa melupakan masa lalunya yang ternyata keponakan dari Gara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Strong Woman
"Gara, mendingan lo istirahat dulu. Kasian badan lo, gue yang lihat aja berasa capek." kata Heru yang khawatir melihat kondisi Anggara yang terlihat sangat memprihatikan.
Lelaki yang menjadi pemilik Oishi Snack itu berdiri gelisah sedari tadi.
Anggara bahkan sudah beberapa hari kemudian mondar mandir mengurus keperluan istrinya yang mulai pemeriksaan awal sebelum operasi.
Padahal tubuh lelaki itu juga terluka. Namun, tak menggoyahkan keinginannya untuk mengurusi sang istri yang baru dinikahinya beberapa hari yang lalu.
"Gue nggak apa-apa, Her. Setidaknya kalau Dena udah dinyatakan aman sama dokter gue baru bisa tenang." kata Anggara.
Saat ini mereka sedang duduk di depan ruangan operasi. Baru beberapa jam yang lalu Dena menjalani operasi donor sumsum tulang belakang untuk saudara kembarnya.
Anggara berharap operasi ini berhasil, istri dan iparnya bisa segera pulih.
"Masalah toko gimana? Udah tau siapa yang nyerang?" tanya Anggara.
"Menurut polisi, mereka memang komplotan preman yang sudah profesional. Tapi nggak ada bukti kita bisa nuduh mereka. Komplotan itu main bersih, CCTV toko dan area sekitar toko bisa disabotase sama mereka." kata Heru yang memang sedang membantu Anggara mengusut penghancuran toko dan juga pembegalan yang dialaminya.
"Untung aja, bukan Oishi Snack pusat yang jadi sasaran. Soalnya gudang lo baru ngisi barang. Bisa bangkrut lo kalau mereka ngabisin toko pusat." kata Heru yang kasihan dengan musibah yang menimpa Anggara.
Walaupun pun tak sampai bangkrut, tapi Anggara sudah banyak mengalami kerugian. Belum lagi mobilnya yang dihancurkan itu, pasti biaya perbaikannya tak sedikit.
"Ya itu makanya gue curiga kalau ini ada unsur kesengajaan. Jalan ke toko cabang Utara memang cukup sepi. Tapi selama ini aman-aman aja. Kayaknya orang-orang yang buat rusuh di toko sama begal itu sama. Atau mungkin satu komplotan."
"Maksudnya mancing buat lo datang? Memangnya lo punya musuh apa, sampe segitunya orang itu bikin hancur lo." tanya Heru.
"Hemm... Gue curiga sama seseorang, tapi lagi-lagi buktinya nggak ada. Tapi entah kenapa feeling gue ngarahnya ke dia."
Heru pun langsung meletakkan gelas kopi yang sedari tadi dipegangnya ke atas kursi sebelahnya.
"Siapa?" tanya Heru penasaran
"Evan." jawab Anggara
Heru menganga tak percaya. Evan, bagaimana mungkin lelaki yang selalu berada di bawah ketek orang tua itu bisa melakukan hal sekejam itu.
"Hei, jangan sembarangan ngomong lo. Itu keponakan lo. Bisa perang Bharatayudha kalau sampai mas lo denger tuduhan lo." ucap Heru.
"Gue sama dia sempat berdebat, sehari sebelum pengajian, di malam pengajian."
"Dia minta gue lepasin Dena, karena merasa Dena nggak cocok buat gue. Yang bikin gue kesel dia nuduh Dena bukan perempuan baik-baik." lanjut Anggara yang akhirnya membuka cerita.
"Dih, dikiranya dia itu laki-laki baik apa. Kenapa Lo nggak cerita dari kemarin-kemarin ogeb. Tapi kalau cuma adu mulut doang gak bisa jadi patokan buat jadiin dia tersangka." ucap Heru lalu menyeruput lagi kopi susunya.
Heru juga tau kelakuan brengsek Evan yang suka keluar masuk motel bawa perempuan. Beberapa kali bahkan pernah ketemu, maklumlah mereka sama-sama punya hobi main lobang cacing.
Cuma bedanya Heru belum menikah, beda dengan Evan. Yang sudah pasti brengseknya double karena berselingkuh dari istrinya.
"Makanya gue butuh masukkan lo. Ini nyangkut nyawa. Kalau sama gue aja dia berani main-main, apalagi Dena. Kelihatan banget obsesinya waktu dia nyebut nama bini gue."
"Lo aja yang baper, cemburu gak jelas lo. Belum juga ngapa-ngapain udah posesif aja." ledek Heru yang tau jika sahabatnya ini belum melaksanakan ritual malam pengantin karena luka di tubuhnya.
Ya dia tau Anggara memang bucin pada istrinya. Maklumlah pengantin baru masih hangat belum ngerasain pusingnya beli token listrik, bayar cicilan panci, duit buat skincare dan sebagainya.
"Gue tau Evan seperti apa, Her. Anak itu diam-diam menghanyutkan. Buktinya nggak ada yang tau kalau selama ini dia main gila. Karena keluarga besar taunya dia good boy. Udah itu gue pernah lihat leher istrinya itu lebam kayak bekas cekikan. Curiga gue Evan KDRT."
"Ya elah, Gara, ngapain sih lo sampai lihat leher bini orang. Kurang kerjaan banget, lo.
"Nggak sengaja, pas lebaran mereka kumpul di rumah mbak Nanda. Gue mau ambil wudhu di belakang, rupanya ada Asta di belakang. Syal di lehernya terbuka mungkin habis kasi obat. Gue lihat cuma nggak minat buat nanya." Anggara pun mulai menceritakan kejanggalan-kejanggalan antara Evan dan Asta hingga tak terasa seorang dokter keluar dari ruangan operasi.
Anggara pun segera berdiri dan menghampiri dokter itu.
"Tenang, pak. Istrinya sudah aman. Kita masih observasi dulu untuk beberapa waktu. Menghindari terjadi efek samping berat setelah operasi." kata dokter saat Anggara menanyakan keadaan Dena.
Akhirnya, setelah beberapa waktu kemarin operasi Dena berjalan lancar. Semoga saja istrinya cepat pulih.
"Setelah beberapa jam lagi, Bu Dena akan dibawa ke ruang perawatan." kata seorang perawat
Anggara pun mengangguk lalu segera duduk kembali. Percuma juga dia berdiri di depan pintu. Istrinya tak akan kelihatan karena berada di dalam ruang operasi yang tertutup.
Dena pasti kesakitan, tapi Anggara yakin Dena bisa melaluinya. Dia wanita yang sangat kuat. Semoga saja usaha Dena tidak gagal. Dan tubuh Dana menerima sumsum tulang belakang Dena.
Anggara berharap keduanya selamat dan sehat. Dua saudara ini satu-satunya peninggalan berharga dari almarhum Vania.
Orang yang selalu menjadi tutor dan motivatornya.
Anggara merasa bangga dan bahagia saat mengetahui Vania mempercayai dirinya untuk menikahi Dena. Walaupun Dena belum mencintainya, tapi Anggara bertekad akan membuat Dena jatuh cinta padanya.
Tak akan Anggara lepas Dena dan menjadikan pernikahan mereka sebagai mainan. Dena tetap harus menjadi istrinya hingga di surga nanti.
Karena di mata Anggara sekarang, Dena adalah the real strong woman.
masak tulisan tangan istri yg 20 thn bersama gak apal..
jadi bisa dikibuli kana..
😀😀😀❤❤❤
Anggaraaaaa...
laki2 superrrrrrr..
😀😀❤❤❤❤❤❤
❤❤😉❤❤❤
❤❤❤❤❤
makasi mau melanjutkan novel sang pemilik hati..
aku suka ama kak author yg tanggung jawab gini..
mkasi..
❤❤❤❤❤❤😍😍😍😍😘😘😘😘😗😗😗😙😙😙
❤❤❤❤❤
emang laki2 bwneran..
Anggara2...
lope2 dehhhh..
semangatttt...
❤❤❤❤
apa yg akn Evan lakukan lagi..
???
❤❤❤❤❤❤
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
😍😍😍❤❤❤❤
nyadarrrrr banggggg
cerdas banget vania ini..
swtelah diaudit..
pastu kana dan tedy harus ganti rugi..
salon vania jan jadi menyusut tinggak 2..
dan kebaikan wajah papinya..
jadilah klop .
perpasuan yg sempurna..
😀😀😀❤❤❤
😀😀😀❤❤❤
semangatttttt otorr,, buat ted jd gembel brsma dg kana - asta 💪💪💪💪💪🙏🙏😍
😀😀😀❤❤❤❤