Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Berbisnis melalui acara amal
Huekk.... Huek... Huek....
Di dalam toilet wanita, Clara memuntahkan isi perutnya setelah insiden menjijikan yang ia alami.
Meski sudah beberapa kali minum air putih dan berusaha menahan mualnya, tetapi Clara terus muntah hingga membuat Delita memijat keningnya dengan keadaan menantunya itu.
"Bagaimana kita akan menghadiri acara amal kalau kau terus muntah-muntah seperti itu?" Ucap Delita merasa frustasi.
"Kalian tidak perlu menghadiri acara amal, sebaiknya dapatkan perawatan dari rumah sakit," ucap Dedi membuat Delita berbalik menatap suaminya.
"Apa maksudmu? Acara amal ini sangat penting," kata Delita.
"Tidak ada yang lebih penting daripada Citra keluarga Aruna. Pergilah dan dapatkan perawatan dari rumah sakit," kata Dedi membuat Delita bingung menatap sang suami yang langsung pergi setelah berbicara.
Asisten Dedi kemudian menatap Delita sambil berkata, "nantinya kami akan membuat berita tentang trauma yang kalian alami atas apa yang terjadi, jadi untuk sementara waktu kalian tidak perlu muncul di depan umum. Masalah amal kali ini akan ditangani oleh Tuan, semuanya sudah direncanakan dengan matang."
"Benarkah? Kau yakin orang-orang tidak akan berpikir buruk jika kami tidak menghadirinya?" Tanya Delita.
"Justru ini menjadi sebuah peluang bagi kita, jika orang-orang mengetahui kalian gagal menghadiri acara yang begitu penting karena dilempari telur busuk, kira-kira Apa pendapat orang-orang terhadap orang yang melempari kalian? Tidak perlu khawatir, saya akan mengurus semuanya dan membersihkan nama kalian hari ini juga," kata Sang asisten lalu berjalan pergi.
Delita merasa puas, jadi dia tidak menghiraukannya lagi dan hanya mengikuti perintah dari suaminya untuk masuk rumah sakit dan mendapatkan perawatan.
Sementara Dedi yang tiba di tempat amal, dia memperhatikan sekelilingnya dan pandangannya terhenti pada seorang perempuan yang duduk di barisan ketiga sambil bermain ponsel.
'Aku tidak percaya itu benar-benar Hani menantu keluarga kami yang kini berubah drastis,' ucap Dedi dalam hati memperhatikan gerak-gerik Hani yang terlihat begitu berbeda dengan Hani yang selama ini ia lihat.
Hani tiba-tiba mengangkat wajahnya, dan tatapannya bertemu dengan Dedi hingga Dedi langsung mengalihkan pandangannya.
Hani tersenyum, 'wajahnya tampak baik-baik saja, kalau begitu Sepertinya dia sudah menemukan cara untuk menghadapi acara amal kali ini. Tapi apakah kalian benar-benar mampu?' Hani kembali melihat ponselnya, Dia sedang bertukar pesan dengan sang suami.
"Aku melihat dari internet orang-orang dilempari dengan telur di acara amal, kau baik-baik saja kan?" Pesan dari Rizki.
"Jangan khawatir, istrimu tidak selemah itu. Apa kau sudah mempelajari semua yang kuberikan padamu?" Balas Hani.
"Aku sedang mempelajarinya, ini begitu susah. Bagaimana caramu mempelajari semuanya ini dalam waktu singkat?"
"Kau pasti bisa melakukannya. Nanti ku hubungi lagi," tulis Hani kemudian menyimpan ponselnya dan menatap ke arah sang asisten memberikan sebuah kode.
Asisten itu pun melangkah menuju Hani, menyerahkan sebuah headset.
Hani dengan cepat memasang headset itu ke telinganya, ia sebelumnya telah mengetahui bahwa tujuan pertama Clara dan Delita setelah dilempari telur pasti adalah toilet, jadi dia langsung menyuruh asistennya memasang penyadap suara pada toilet sebelum memasuki aula tempat amal berlangsung.
Hani mendengarkan percakapan orang-orang di toilet, dia tersenyum ketika menemukan sesuatu yang akan menjadi berita panas.
Jadi Hani mengembalikan headset itu pada asistennya dan berbisik, "katakan pada seseorang untuk mengirimnya serta cara anonim di diskusi publik."
"Baik," jawab sang asisten segera berlalu pergi.
Pada saat itu, dari arah lain, seorang pria tua yang masih memakai baju pasien dengan infus di tangannya tiba-tiba saja muncul membuat semua orang menatap ke arah pria tua itu.
"Presdir Jayata?"
"Itu presdir Jayata, Dia sangat jarang tampil di muka umum, tapi kenapa tiba-tiba datang dengan pakaian pasien seperti itu? Bahkan infus ada di tangannya."
"Sepertinya dia sedang sakit, namun masih mengambil kesempatan untuk menghadiri acara amal."
Orang-orang mulai berbisik-bisik, dengan Hani memperhatikan Sang presiden yang duduk di kursi paling depan, kursi VIP.
Orang-orang berusaha untuk mendapatkan perhatian dari presdir Jayata, namun Tentu saja itu sulit untuk dilakukan sehingga kebanyakan orang biasanya menyerah dan mengubur mimpi mereka untuk bisa bekerja sama dengan keluarga Jayata.
Tak berbeda dengan Dedi, diah juga sudah dari dulu berusaha untuk bekerja dengan keluarga Jayata, tapi sulit untuk melakukannya sehingga kali ini dia berpikir untuk menarik perhatian Sang presiden dengan menonjolkan diri dalam acara amal kali ini.
"Presdir Jayata ada di sini, Bukankah Ini kesempatan yang tepat untuk menarik perhatiannya?" Seorang teman Dedi yang duduk di samping berbicara pada Dedi sambil mengintip Presdir Jayata yang tampak tenang duduk di kursinya.
"Itu benar, Kita harus melakukan yang terbaik untuk menarik perhatian mereka," kata Dedi.
"Tapi kali ini aku rasa kau tidak akan bisa memberikan amal yang lebih banyak daripada yang bisa dilakukan oleh presiden Jayata," kata sang teman.
"Tentu saja tidak bisa, tapi posisi kedua adalah yang terbaik," ucap Dedi.
"Kau memang memiliki antusiasme yang tinggi, Presdir Jayata pasti akan melirik mu jika kau bisa berada di posisi kedua," kata sang teman.
"Kami berbisnis melalui badan amal, ini bukan hal yang mudah dilakukan oleh semua orang," kata Dedi merasa percaya diri.
lanjut Thor....