Yuan Sheng, kultivator terkuat yang pernah ada, bosan dengan puncak kesuksesan yang hampa. Tak ada tantangan, tak ada saingan. Kehidupannya yang abadi terasa seperti penjara emas. Maka, ia memilih jalan yang tak terduga: reinkarnasi, bukan ke dunia kultivasi yang familiar, melainkan ke Bumi, dunia modern yang penuh misteri dan tantangan tak terduga! Saksikan petualangan epik Yuan Sheng saat ia memulai perjalanan baru, menukar pedang dan jubahnya dengan teknologi dan dinamika kehidupan manusia. Mampukah ia menaklukkan dunia yang sama sekali berbeda ini? Kejutan demi kejutan menanti dalam kisah penuh aksi, intrik, dan transformasi luar biasa ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wibuu Sejatii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.4 : Giok Kaca Berwarna hijau
Wu Yuan dan Fa Xhing yang telah berjalan masuk ke lokasi perjudian batu mentah, tempat yang jauh lebih besar daripada yang berada di luar. Tempat ini sangat ramai dengan suara-suara orang berbicara dengan suara keras karena beberapa orang yang sedang memotong batu mentahnya. Ada juga suara-suara tertawa keras karena mendapatkan batu mentah yang dibelinya berisikan batu giok dengan kualitas bagus dan juga suara-suara desahan karena kalah judi batu karena batu mentah yang dibelinya hanyalah batu sampah. Wu Yuan terus menerus menyebarkan kesadaran ilahinya yang berdiameter sepuluh meter itu untuk mencari batu mentah yang mengandung energi spiritual pekat. Memang ada di sebuah kios yang paling besar, Wu Yuan yang tanpa sadar mengaktifkan mata abadinya melihat adanya aliran energi spiritual di tempat kios itu, tapi pada saat Wu Yuan akan pergi menuju tempat itu, Fa Xhing memperingatkan Wu Yuan.
“Adik Wu Yuan, di kios Bos Da Sing itu adalah kios terbesar, dan batu mentah termurahnya saja telah memiliki harga lebih dari sepuluh juta Yuan, kita lebih baik membeli batu mentah di tempat lain saja yang menjual harga lebih murah.”
Sebenarnya Wu Yuan bisa saja pergi ke kios tersebut, namun dia juga adalah orang yang irit, tidak berani sembarangan mengeluarkan uangnya dengan boros. Jadinya terpaksa Wu Yuan hanya berjalan menyusuri jalanan itu sambil menyebarkan kesadaran ilahinya. Sedangkan Fa Xhing yang selalu berjalan di samping Wu Yuan pun, beberapa waktu kemudian, Wu Yuan berhenti dan menatap sebuah batu yang seukuran dua kali kepalan tangan orang dewasa. Wu Yuan dapat merasakan kandungan energi yang lumayan pekat, dan bahkan sedikit lebih tebal kandungan energinya daripada kandungan energi yang ada di batu giok biru raja.
“Adik Wu Yuan, apakah kamu telah mendapatkan batu mentah pilihanmu?”
“Yah... Itu, Kakak Fa Xhing, coba kamu tanya berapa pemiliknya akan menjual batu tersebut?”
Wu Yuan menunjukkan sebuah batu kepada Fa Xhing.
“Adik Wu Yuan... Batu itu batu sampah, buat apa kamu membelinya? Batu itu tidak ada isinya, lihat saja, bahkan warnanya saja tidak ada, dan juga urat-urat batu itu tidak kelihatan.”
“Tidak apa apa, saya suka saja melihatnya dan kalaupun tidak berisikan giok bermutu tinggi, saya juga tidak masalah.”
“Yah... Baiklah, tapi saya yakin, kali ini kamu akan rugi.”
Fa Xhing yang merasa sedikit kecewa atas pilihan Wu Yuan, akhirnya hanya bisa mengangkat kedua bahunya seakan-akan pasrah dengan pilihan Wu Yuan. Fa Xhing yang telah terbiasa dengan segala sesuatu tentang tata cara membeli langsung mendatangi kios yang ditunjukkan oleh Wu Yuan.
“Halo Nyonya Fa Ning... Saya mau beli batu yang di sana, berapakah Nyonya Tang Ning mau menjualnya.”
Seorang wanita berumur lima puluhan dengan penampilan sedikit mencolok dan penuh dengan perhiasan di tangannya menatap Fa Xhing dan Wu Yuan dengan jijik.
“Apakah orang-orang miskin pun bisa menawar barang dagangan-ku.”
“Hehehe..... Yang penting Nyonya Tang Ning membuka harga, kalau sesuai dengan harga barang, maka saya akan membelinya.”
Wanita itu lalu melihat tangan Fa Xhing yang menunjukkan sebuah batu sebesar dua kepalan tangan orang dewasa, itu adalah batu yang dia pajang di kiosnya.
“Kalau kamu benar-benar memiliki uang, maka kamu bisa membelinya dengan harga satu juta Yuan.”
“Apaaa....!!! Nyonya Tang Ning, apakah kamu mencoba merampok..!! Itu hanya batu kecil dan juga tidak menunjukkan urat warnanya, bagaimana kamu bisa menjualnya dengan harga yang sangat mahal.”
“Huh.... Kamu saja yang tidak tahu, batu itu saya beli dari Myanmar, dan batu itu pasti memiliki kualitas tinggi.”
Wanita itu berkata dengan gaya meyakinkan, memang benar, batu itu berasal dari Myanmar, tapi itu termasuk batu yang murah dan dapat dikatakan sampah pada saat ketika dibelinya. Wu Yuan bisa melihat gaya dari wanita setengah tua itu yang sebenarnya hanyalah gaya untuk meyakinkan pembeli, sedangkan dia sendiri juga tidak yakin dengan isi dari batu mentah itu. Jangankan Wu Yuan yang memang kurang pengalaman pun bisa mengetahuinya, Fa Xhing sendiri adalah dedengkotnya dalam tawar menawar dan juga ahlinya dalam membaca situasi hati lawan bicaranya, Fa Xhing dengan santai berkata kepada wanita setengah baya itu.
“Kalau kamu mau menjual dengan harga lima ratus Yuan, mungkin aku akan memikirkannya, tapi sekarang... Ya Sudah lah, aku akan mencari ke tempat lainnya.”
Fa Xhing lalu berjalan bersama Wu Yuan yang mengikuti Fa Xhing meninggalkan kios wanita itu, tapi baru saja melangkah beberapa langkah, terdengar suara wanita itu memanggil Fa Xhing dan Wu Yuan.
“Heh... Fa Xhing dan Anda adik kecil, karena hari ini Aku sedang berbaik hati, maka Aku menawarkan batu itu seharga delapan ratus ribu Yuan saja... Bagaimana?”
Fa Xhing menatap wanita itu dan mendengus seakan-akan jijik melihat batu yang ditawarkan oleh wanita itu.
“Huh.... Hanya batu sampah, kamu mau jual dengan harga setinggi langit...!!! Lebih baik kami mencarinya ke tempat yang lebih bagus dari kiosmu ini.”
Tadinya Fa Xhing dan Wu Yuan sudah berhenti jalan dan membalikan tubuh, kini keduanya kembali membalikan badan dan akan pergi meninggalkan kios wanita itu, namun kembali suara wanita itu kembali memanggil.
“Baiklah... Baiklah... Sekarang Aku akan menjualnya dengan harga lima ratus ribu Yuan, itu sudah harga paling rendah yang saya bisa berikan.”
“Tiga ratus lima puluh ribu Yuan kami beli, kalau tidak kami akan mencarinya di tempat lain.”
Wanita itu terdiam sejenak menatap wajah Fa Xhing dan Wu Yuan seakan-akan membaca apa yang ada di pikiran keduanya, namun keduanya tampaknya sangat jago dalam bersandiwara, apalagi Fa Xhing yang memang sudah ahli dalam hal ini, akhirnya wanita itu berkata pasrah.
“Hmm.... Baiklah, karena hati saya hari ini sedang senang, maka saya menjual rugi kepada Anda berdua.”
Terdengar suaranya sedikit sedih, namun sebenarnya hatinya sangat gembira, batu itu dia pungut ketika pembongkaran batu impor dari kapal yang datang dari Myanmar. Wu Yuan pun mengeluarkan kartu ATM-nya dan menyerahkannya kepada wanita itu, dan wanita itupun mengeluarkan mesin EDC-nya untuk menggesek kartu ATM Wu Yuan. Saat wanita itu melihat kartu dari Wu Yuan, dia sedikit terkejut, karena tidak menyangka, kartu Wu Yuan berasal dari bank Dunia (World Bank), wanita inipun langsung mengubah sikapnya menjadi lebih sopan dan dalam hatinya dia berkata.
“Ternyata pemuda ini adalah orang kaya yang sedang menyamar menjadi orang miskin.”
Setelah menggesek kartu ATM milik Wu Yuan, dia pun memberikan mesin EDC itu kepada Wu Yuan untuk menekan PIN, kemudian menyerahkan kartu ATM kepada Wu Yuan.
“Ting..!”
“Pembayaran berhasil!!”
Wanita itu pun mendatangi Wu Yuan dan menyalaminya sambil berkata dengan ramah.
“Selamat Tuan Muda, Anda telah berhasil membeli batu itu, silahkan pilih lagi batu mana yang Tuan Muda suka, saya akan mengambilnya untuk Anda dan juga memberikan harga spesial kepada Anda.”
“Terimakasih Nyonya, saya rasa cukup membeli batu itu saja lebih dulu, saya akan datang lagi di lain waktu untuk berbelanja batu mentah kepada Anda.”
“Ya... Ya saya menunggu kedatangan Anda Tuan Muda.”
Fa Xhing yang melihat sikap wanita itu berubah menatap wanita itu dengan tatapan jijik dan meremehkannya.
“Huuu..... Dasar wanita mata duitan, melihat kartu ATM adikku, matamu langsung merah dan tidak bisa berkedip.”
“Heh... Fa Xhing, kamu jangan sembarangan mengakui Tuan Muda ini adikmu.”
Fa Xhing tidak membalas wanita itu lagi dan berkata kepada Wu Yuan.
“Mari Adik Wu Yuan kita pergi untuk membelah batu mentah ini.”
Fa Xhing segera mengambil batu tersebut dan bersama Wu Yuan pergi ke tempat pemotongan batu. Di sana sudah banyak para penjudi batu yang sedang menonton orang membelah batu, di sana juga nampak beberapa orang antri untuk memotong batu mereka. Suara-suara bising dan teriakan terdengar memekakan telinga bercampur suara mesin pemotong batu yang tajam. Wu Yuan dan Fa Xhing juga antri di sana untuk menunggu giliran batu mereka dipotong. Ada beberapa batu yang memiliki kualitas bagus langsung ditawar oleh beberapa Bos yang berada di sana, dan di sana juga terjadi tawar menawar batu dengan sedikit panas, Bos-bos besar ini tidak datang sendirian, mereka dikawal oleh para pengawal yang berpakaian jas hitam dan memakai kaca mata hitam. Wu Yuan dan Fa Xhing bisa melihat ada beberapa Bos yang menunggu di dekat mesin pemotong batu. Bahkan di sana juga ada Bos pria tua bernama Pak Lin Cui juga ikut duduk di dekat mesin pemotong batu.
Beberapa saat kemudian, kini giliran batu Wu Yuan yang akan dipotong, tampak beberapa Bos besar yang telah ahli dengan batu mentah memandang batu mentah milik Wu Yuan dengan tatapan meremehkan.
“Huh... Batu mentah itu tidak berisikan giok yang bagus, paling-paling hanya berisikan batu giok murahan, itu batu sampah.”
“Yah... Batu itu bahkan tidak menampakkan urat-urat mineral yang bagus.”
Bahkan tukang potong batu sekalipun memandang remeh pada batu itu, wajah Fa Xhing juga tampak jelek, karena dia yang datang bersama Wu Yuan dan membawa batu. Tapi Bos Lin Cui yang melihat Wu Yuan kembali tampak mengerutkan dahinya, biarpun batu milik Wu Yuan tampaknya sangat meragukan, tapi dia juga sangat mengharapkan bahwa batu milik Wu Yuan berisikan batu giok yang bermutu tinggi.
“Shriiiinnnggg........!!!”
Suara mesin pemotong batu terdengar berisik saat memotong batu milik Wu Yuan, beberapa saat setelah memotong batu itu, semua mata melotot menyaksikan batu itu yang memancarkan cahaya yang sangat memukau.
“Waaahh...... Itu batu giok kaca berwarna hijau.”
“Waahh.... Milik siapa batu ini? Dia pasti sangat beruntung.”
Bahkan tukang potong batu sekalipun sangat terkejut melihat hasil potongannya, dia tidak menyangka batu itu yang awalnya dipandang remeh, malah sekarang menghasilkan batu giok kaca berwarna hijau. Banyak orang-orang di sana mendekati batu tersebut untuk melihat secara dekat, bahkan Pak Lin Cui juga berdiri untuk memastikan pandangannya. Begitu juga Bos-bos besar lainnya, mereka mendekati batu tersebut untuk memastikan jenis batu itu. Sedangkan Pak Lin Cui yang telah memastikan jenis batu giok milik Wu Yuan lalu menatap Wu Yuan dengan takjub, dan dalam hatinya dia bergumam.
“Anak muda ini sungguh sangat beruntung, sudah dua kali dia mendapatkan giok bermutu tinggi.”