NovelToon NovelToon
PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: CACING ALASKA

Paijo, pria kampung yang hidupnya berubah setelah mengadu nasib ke Jakarta.

Senjata andalannya adalah Alvarez.

***

Sedikit bocoran, Paijo hidupnya mesakke kek pemeran utama di sinetron jam lima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACING ALASKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Kopi yang Terasa Hambar

Derap langkah Paijo terhenti di depan pintu apartemen. Ia tahu seseorang menanti kehadirannya di dalam sana. Seseorang yang selalu menyadarkan dirinya mengenai siapa dirinya. Seseorang yang menenggelamkannya ke kubangan dosa.

Krekk

Suara musik seriosa menggema di dalam tempat tinggalnya. Sebuah senyuman menyambut kehadirannya dengan sebuah maksud mengancam.

"Udah tiga bulan kamu ngilangin jejakmu, Jo. Aku diam. Aku nggak ganggu. Tapi kamu gak bisa terus begini. Dunia butuh kamu, Joe Gregorius. Dan aku..." Claudia menggantung kalimatnya.

Tiga bulan lamanya Paijo menyendiri di kampung. Kehilangan Mbok Sarni dan melihat sosok yang ia duga adalah Suzy, membuatnya merasakan kesedihan yang terdalam.

Mencoba menenangkan diri dan mengumpulkan keberanian. Keberanian untuk menghentikan hidupnya yang penuh dosa nestapa. Menghentikan hidupnya dan memulai kembali ke jalan yang benar.

Ke jalan di mana semua yang sekarang ia raih, akan menghilang dalam sekejap. Ke jalan yang mungkin tidak akan mudah karena ada Claudia yang pastinya akan menghalangi.

Akan tetapi setelah ia berpikir keras, dirinya menjadi takut. Bahkan untuk bersembunyi lebih lama pun, Paijo tidak mempunyai keberanian.

Apalagi jika harus menghentikan segalanya di saat tak ada lagi alasan untuk melakukannya.

Setidaknya selama berdiam diri di kampung, keadaannya jauh lebih membaik. Agar dia mampu menerima kenyataan, mampu menerima Claudia yang akan selalu menghantui hidupnya.

Ya, selama tiga bulan itu Paijo menikmati dirinya dalam kesendirian. Kesendirian meski menyakitkan namun ia nikmati.

Namun semua itu usai. Ia harus kembali. Kembali pada kenyataan yang terus menerus menarik dirinya. Meski tidak ingin, hanya itu yang mampu ia lakukan setelah kehilangan semua orang yang dicintainya.

"Apa, Claudia?" potong Paijo, suaranya tajam tapi letih. "Kamu butuh saya untuk jadi mesin uang? Atau... mainan?"

Claudia tersenyum getir. "Jangan terlalu kasar, Jo. Aku ini wanita juga. Aku pernah punya hati."

"‘Pernah’?"

"Aku gak pernah tahu cara menyembuhkannya lagi," ujar Claudia. "Cih! Sekarang kamu pun berani memanggilku hanya dengan nama."

Seketika atmosfer ruangan mengental. Claudia bangkit dari duduknya, berjalan perlahan ke arah Paijo. Ia menaruh tangannya di bahu pria itu, seperti dulu ketika ia pertama kali merekrut Paijo dari lorong gelap kehidupannya yang murahan.

"Aku pernah cinta sama seseorang, Jo. Andy Wicaksana. Kamu tahu dia."

Paijo menahan napas. Nama itu kembali terdengar, seperti irama lama yang tak selesai diputar.

"Dia... meninggalkan aku karena keluarganya menolak. Karena aku bukan siapa-siapa. Aku bukan wanita untuk dibanggakan, katanya."

"Kamu tetap jadi seseorang sekarang, Claudia."

"Ya. Tapi aku kehilangan seseorang juga. Dan tahu nggak? Kamu... mirip dia."

Paijo menggertakkan giginya. "Saya bukan dia!"

"Aku tahu. Tapi kamu juga bukan siapa-siapa. Sampai aku buat kamu jadi seseorang."

Ucapan itu menampar Paijo seperti lemparan batu ke kaca rapuh. Wajahnya menegang. Bukan karena marah, tapi karena rasa malu yang mendadak menumpuk seperti tumpukan surat utang yang tak pernah ia lunasi pada diri sendiri.

"Kalau kamu benci saya, kenapa kamu pertahankan saya di dunia ini?" Tanya Paijo dengan wajah menegang.

"Karena kamu satu-satunya milikku. Kamu hasil dari semua luka dan usaha. Dunia boleh punya Joe Gregorius, tapi aku yang punya Paijo."

Diam.

Seketika, petir menyambar di luar jendela. Paijo berdiri, menyingkirkan tangan Claudia dari bahunya. "Saya bukan barang. Bukan koleksi. Saya manusia."

"Manusia yang tetap hidup karena kontrak yang aku pegang," Claudia menyeringai. "Dan karena orang yang membesarkanmu sudah gak ada, kamu jadi berani padaku."

Paijo menoleh cepat. "Jangan bawa-bawa Mbok Sarni!"

"Ya, oke. Selama kamu tetap jadi laki-laki yang nurut semua akan berjalan seperti biasanya."

Nada Claudia mulai berubah. Bukan marah. Tapi seperti suara perempuan yang tahu dirinya akan kehilangan sesuatu yang ia genggam terlalu erat.

"Saya capek, Claudia. Saya lelah pura-pura. Saya lelah melayani semua panggilan hanya karena kamu ancamanku."

Claudia tersenyum tipis. "Tapi kamu gak punya alasan lagi untuk berhenti, kan?"

Sunyi.

Suzy sudah menghilang. Kontrak-kontrak menggiurkan terus berdatangan. Uang tak pernah berhenti masuk. Tapi Paijo... sudah kehilangan dirinya.

"Saya pernah punya alasan," bisiknya lirih.

"Aku tahu," jawab Claudia. "Tapi alasan itu pergi. Dan kamu... tetap di sini."

"Aku mencintai Suzy, bukan kamu." Paijo berkata dengan tatapan menajam kali ini. "Tolong berhenti, Claudia!"

Claudia hanya mendecak. Ia hendak marah namun, ditahannya dan lebih memilih meninggalkan Paijo sendiri.

Paijo terpaku sesaat. Pikirannya berkelana memikirkan apa saja yang sudah ia lakukan selama ini di dalam hidupnya.

Terlebih dari itu, ia mencoba mencari sisa-sisa Paijo yang dulu. Paijo yang mungkin saja tertinggal dan masih bisa diselamatkan. Ia ingin menariknya naik ke permukaan. Ia ingin kembali menjadi Paijo yang dulu.

Apa kamu masih bisa mengenali dirimu sendiri, Jo?

Ia mendekati cermin dan berbisik, “Aku kangen kamu, Mbak Suzy...”

Tangannya mengepal. Suara-suara klien yang merintih, tertawa, dan memanggil namanya masih terngiang di telinga. Ia tahu tubuhnya milik banyak wanita, tapi jiwanya... sudah lama jadi milik satu perempuan saja.

Dan sekarang... perempuan itu tak bisa dia cari, tak bisa dia kejar.

...****************...

Pagi itu Jakarta tampak biasa saja. Tapi di dalam kepala Paijo Madindun—alias Joe Gregorius—dunia sudah mirip ladang ranjau. Setiap langkah terasa seperti bisa meledakkan hidupnya kapan saja.

Paijo terbangun di ranjang apartemen mewah yang dibelikan Claudia, sendirian. Claudia tak lagi menginap, mungkin masih terbakar marah setelah kemarin Paijo mengucap kalimat paling menyakitkan yang bisa ia pikirkan:

Aku mencintai Suzy, bukan kamu.

Meski Paijo merasa lega karena bisa jujur pada dirinya sendiri, ia juga tahu, kalimat itu bukan cuma melepaskan, tapi juga memancing badai yang lebih besar. Claudia bukan tipe perempuan yang menerima kekalahan dengan lapang dada. Dia lebih seperti angin topan: diam-diam mengendap, lalu menghancurkan segalanya dalam satu putaran gila.

Dan benar saja.

Belum sempat Paijo menyeduh kopi, telepon rumah berdering. Telepon rumah. Benda itu sudah jadi fosil digital di zaman ini. Hanya dua orang yang tahu nomor itu: Claudia... dan seorang pria misterius dari beberapa hari lalu yang mengaku bernama Pak Ardian.

Dengan enggan, Paijo mengangkat gagang telepon, berharap suara yang terdengar bukan Claudia yang sudah menyewa tukang sulap untuk meledakkan apartemennya dari jarak jauh.

Ternyata bukan.

"Mas Gregorius," suara di ujung sana terdengar berat dan berwibawa. "Ini Ardian. Kita pernah bertemu tempo hari saat saya datang ke tempat Anda."

Paijo kaget. Ia duduk perlahan. "Eh… iya, Pak. Ada apa ya?"

"Ada hal penting yang harus saya sampaikan. Tentang masa lalu Anda, dan orang-orang yang menyayangi Anda dari balik bayang-bayang."

Seketika kopi di tangan Paijo terasa hambar.

...🪱CACING ALASKA MODE🪱...

1
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Akhirnya mulai ada titik terang dari kehidupan bayang² paijo🤯
next thor jan lama² cape tauk nunggunya🚶‍♀️
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
tapi hatimu busuk nek 😶‍🌫️
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
dilema akut Jo 🥺
Tri Rahayuningsih
alvaresnya sensi
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
aku pikir si klien 100 juta itu Suzy. ternyata bukan😒🙄
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
kok makin ngeselin sih Claudia 🤔🙄
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Jangan memaksa org untuk mencintaimu, meskipun kamu mencintainya

~Ali bin Abi Thalib~


Nah denger tuh Clau jdi manusia tuh jgn egoisss
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Nyenyenye klo gatel, garuk sndiri oeeee Clau gausah libatin anak org😤😤
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Innalillahi 😭😭😭
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
sedih bgt😭😭😭
sedih mbok sarni sakit, lebih sedih lagi kalimat mbok sarmi pake bahasa Jawa😭😭😭😭
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
nenek Claudia kepo bgt dechhhhh ma hidup paijo udh tuakkk juga😒
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
apa artinya oeee thor aku tak paham😕
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Hahhh😱😱😱
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
jreng jreng jreng😱😱😱😱
༄༅⃟𝐐Dena🌹
mencintai dg cara yg wajar?? terkesan membosankan enggak sii? entahlah 😁😁😁
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Nell kok ga diberi tahu sii??😒😒😒
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
sakarepmu clau🙄
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
lubang bikinan ondel
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
cincin satu"nya petunjuk pun dh hilang
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
jgn bilang Paijo saudara tiri Suzy 🤔🤐
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻: gk mungkin itu sih. yg lebih mungkin si Andi itu yg bpknya Paijo..eh Andi atau sp itu 🙈🏃🏃🏃
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭: lebih Plotwist lagi klo seandainya Claudia itu mak kandungnya😭

apa ga ga hah heh hohh 🤣🤣🤣
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!