NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Sudah dua bulan sejak pernikahan kami. Dan selama itu, dia—lelaki itu—tak pernah sekalipun menyentuhku. Seolah aku tak pernah benar-benar ada di rumah ini. Aku tak tahu apa yang salah. Dia tak menjawab saat kutanya, tak menyentuh sarapan yang kubuat. Yang kutahu hanya satu—dia kosong dan Kesepian. Seperti gelas yang pecah dan tak pernah bisa utuh lagi. Nadira dijodohkan dengan Dewa Dirgantara, pria tiga puluh tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara. Pernikahan mereka tak pernah dipaksakan. Tak ada penolakan. Namun diam-diam, Nadira menyadari ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Dewa—sesuatu yang tak bisa ia lawan, dan tak bisa Nadira tembus. Sesuatu yang membuatnya tak pernah benar-benar hadir, bahkan ketika berdiri di hadapannya. Dan mungkin… itulah alasan mengapa Dewa tak pernah menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Senyuman Tipis.

Aku diam sejenak. Sebelum akhirnya bangkit dari ranjang dan melangkah pelan ke arah balkon yang ada disebelah kamar mandi. Udara malam menyapa kulitku. Aku tersandar di pagar balkon, menatap bulan yang tergantung di atas sana. Sendu dan sunyi.

"Aku tidak tau..."Jawabku akhirnya. "Aku...merasa lelah."

Hans tidak menyela, dia hanya mendengarkan.

"Aku tau aku bukan istri yang menyenangkan, aku juga tidak pernah menganggunya, berusaha mengerti semua situasi yang ada di rumah ini....Tapi sepertinya, itu tidak cukup." Suaraku mulai bergetar. "Dia tidak pernah marah, tidak pernah memakiku, tapi...justru karena dia diam, aku selalu merasa tidak diinginkan."

Aku menahan napasku, mencoba tegar dengan air mata yang menggenang.

"Hans..." panggilku diantara diam kami.

"Hmm.." Jawabnya dengan nada yang berat.

"Bagaimana rasanya dicintai?...Apakah jika dianggap aku akan merasakan cinta?"

Hans diam sejenak di ujung telepon. Seolah sedang memikirkan kata kata yang tepat untuk di katakan.Lalu suaranya tersengar lagi, lembut dan tulus. Menembus malam yang sunyi.

"Nadira," Katanya. "Cinta itu,...tidak seharusnya menyakitkan. Jika terasa menyakitkan mungkin tidak ada cinta diantara kalian."

Aku terdiam. Kata kata nya menamparku dengan perlahan.

"Aku sudah banyak nememui pasienku, Aku mengetahui ada banyak bahasa dari cinta. Ada yang menyampaikan cinta melalui kata kata indah di pagi hari, Ada juga yang diam diam memasak disaat pasangannya sedang tidur, Tapi Nadira..." Hans memelankan suaranya.

"Bahasa cinta tidak ada yang menyakiti satu sama lain." Sambungnya.

Aku menunduk, menggenggam pagar balkon lebih erat.Air mataku mengalir begitu saja.

......................

Dewa pulang pagi pagi sekali. Tanpa banyak kata. Ia masuk ke kamar, mengganti baju lalu pergi lagi. Membawa jas dan laptopnya, Seolah tidak terjadi apa apa semalam, Dewa seperti biasanya. Tidak menyapa, Tidak sarapan, dan menghilang begitu saja.

Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan pagi, aku bangun dan langsung membuka layar ponselku, melihat durasi panggilan yang terjadi tadi malam. Satu jam empat puluh menit. Panggilan berhenti ketika ponselku kehabisan baterai.

Lalu tiba tiba sebuah pesan masuk, dari Tante Melisa.

Ibu mertuaku.

[Nadira sayang, Ibu pergi berbelanja, ibu akan pulang nanti malam bersama ayah.]

Aku tersenyum, meski anaknya seperti itu kepadaku, setidaknya ibu nya selalu menyayangiku.

Setelah mandi dan merapikan tempat tidur aku tidak memiliki kegiatan, jadi aku memutuskan untuk membuat beberapa kue, Bukan untuk Dewa, aku tau dia tidak akan menyentuh masakanku jika bukan karena terpaksa. Tapi untuk mertua ku, untuk Tante Melisa dan suaminya —Om Daus.

Aku sudah membuat beberapa kue, seperti puding mangga dan cookies, aku tidak benar benar melakukannya sendirian, mbak juga ikut membantuku. Meski terkadang aku merasa dia sedikit segan untuk berbicara dengan ku.

Ditengah tengah memanggang, ponselku berbunyi dan menyala, sebuah notifikasi pesan dari seseorang—Hans.

Hans (Psikolog konseling)

[Hai, aku iseng membeli dua tiket. Jam 1, Film baru, aku melihat review nya bagus- jika kamu bosan di rumah, kursi di sebelahku kosong]

Aku menatap pesan itu cukup lama, setelah berpikir jemariku langsung membalasnya.

[Baiklah.]

Awalnya aku ragu untuk ikut menonton bioskop, bagaimana pun juga aku ini adalah istri dari seseorang. Tapi lelaki itu bahkan tidak menganggapku, selebihnya aku juga sendirian di rumah dan butuh hiburan.

Aku mencuci tanganku dan hendak pergi bersiap, Hans mengatakan film nya akan mulai jam satu, artinya tidak lama lagi.

"Mbak, tolong lanjutkan ya, saya mau pergi sama temen saya,...oh ya, tolong bungkus cookies nya juga." Ucapku tersenyum.

"Iya,non."

......................

Hans menjemputku tepat waktu. Seperti biasa dia tenang dan selalu rapi, dia juga wangi dan memberikan kesan kedamaian jika berada bersama nya. Aku masuk ke dalam mobilnya. Hans tidak banyak berbicara, Hanya sesekali menoleh dan menanyakan apakah aku merasa nyaman, apakah Ac nya terlalu dingin.

Mobilnya bersih, wangi dan suara musik lembut yang mengalun di speaker.

"Terimakasih ya," Ucapku menatap ke luar jendela.

"Iya, sama sama. Aku melihat film ini di bahas di mana mana, bahkan pasien ku membicara film ini, jadi aku memutuskan untuk mengajak mu." Kata Hans tetap fokus ke depan.

Saat itu aku baru teringat, aku membungkuskannya kue buatanku, aku mengeluarkan sebuah Paper bag kecil.

"Oh iya, tadi saat kamu mengajakku, aku sedang membuat kue, aku juga membungkuskannya untukmu." Ujarku meletakkan paper bag itu ke kursi belakang.

Hans melirik sesekali, melihat paper bag itu dari kaca mobilnya. Dia tersenyum tipis.

"Terimakasih ya, Nadira." Katanya lembut.

1
Safrudin Suekko
up lagi kak
Dian Rahmawati
dewa maka nya jgn egois
Dian Rahmawati
ayok mama dewa kasih pencerahaan buat si dewa
Dian Rahmawati
hans manipulatif
Dian Rahmawati
aku tarik kembali ucapan hans baik ternyata dia dalang pertengkaran dewa dan nadira
.hans bayar laki2 tmn SMA itu
Dian Rahmawati
nadira terlalu baik untuk si dewa
Dian Rahmawati
hans selalu ada buat nadira
Safrudin Suekko
👍👍👍👍👍👍
puputte.
Hallo, gak jadi update besok, jadinya malam ini...Sebenarnya hati keciel ku masih terluka,tapi ternyata dengerin musik galau sama stalking ig nya juga bikin aku makin terluka, jadi yaudah deh, aku update aja malam ini, enjoy yaaa🩷🩷🩷 guys ini serius aku nulis novel ini karena patah hati loh🥺😔
puputte.
hi guys, jadi author lagi patah hati malam ini, besok mimin update yaa... kalo patah hati malamnya mimin gak update, siang aja. kalo udah sembuh hatinya mimin update siang sma malam🩷 enjoy
Dian Rahmawati
salah paham kau dewa
Dian Rahmawati
dewa egois
Dian Rahmawati
dewa buat sebel
Dian Rahmawati
kasian nadira
Dian Rahmawati
udh ada kemajuan nih
Dian Rahmawati
cie dewa udh mulai sdkit cemburu nih
Dian Rahmawati
wah Hans suka sama Nadira
Dian Rahmawati
jadi penasaran
Dian Rahmawati
awal yang baik Nadira
Dian Rahmawati
apakah dewa sprti trauma masa lalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!