NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:88.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bilqies

Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn

Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata

Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn

Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memohon

"Mas, kayak nya salah meja deh. Saya nggak pesan ini."

Sang pelayan pun memeriksa kertas yang dia pegang, lalu menyamakan dengan nomor meja yang ada.

"Meja no 7, 1 greentea." Ucapnya penuh keyakinan.

Alan terdiam sejenak, berpikir apa yang sebenarnya dia pesan. Detik selanjutnya dia sadar apa yang terjadi hingga Alan meraup kasar wajahnya.

"Ah sorry, iya ini pesanan saya tapi untuk take away (bawa pulang). Saya minta kopi tanpa cream dan sedikit gula saja." Alan mengulangi lagi pesanannya.

Pelayan pun mengangguk dan kembali mengambil pesanan yang telah tersaji di atas meja. Kemudian berjalan meninggalkan Alan.

"Lihatlah Delila, terlalu memikirkanmu sampai aku salah pesan minuman. Itu minuman kesukaan kamu, dan aku yakin kamu akan tertawa terbahak-bahak jika tahu," gumam Alan sembari memandang foto Delila yang ada di layar ponselnya.

"Kenapa aku harus semarah ini sama kamu, Delila ...."

Kini Alan menikmati malamnya dengan sendirian. Secangkir kopi hitam yang sedikit manis menjadi temannya saat ini. Bayangan Delila menangisi pria lain mengusik hati dan pikirannya.

Alan tersenyum masam. Padahal baru beberapa hari dia mengingatkan dirinya untuk tidak jatuh cinta lagi apalagi pada seorang Delila Jocelyn. Suatu hal yang tak bisa dia gapai, takutnya akan berujung menyakitkan. Dan Alan tak mau sampai itu terjadi lagi di hidupnya.

Terlalu fokus memikirkan Delila hingga dia tak sadar kalau ada sebuah chat pesan masuk ke dalam ponselnya.

"Alan, besok pagi ibu berangkat dengan pesawat pertama. Insyaallah sampai sekitar pukul 10."

Kedua netra Alan bergerak kesana-kemari membaca setiap kata yang tertulis di layar ponselnya. Dia yang masih asik dengan lamunannya, hingga beberapa saat Alan sadar. Dia membaca kembali pesan itu bahkan dia melakukannya berulang-ulang.

"Astaga! Ibu mau datang, gawat!"

Dengan cepat Alan segera beranjak dan berjalan tergesa menuju kasir. Kedatangan Ibu nya harus dia bicarakan dengan Delila.

Alan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibu kota. Beruntung jalanan saat itu tidak terlalu padat dari sebelumnya. Alan terburu-buru harus bertemu dengan Delila dan berbicara.

Tak lama kemudian mobil Alan sudah tiba dan rumah terlihat sunyi dan sepi. Beberapa lampu sudah di matikan pertanda penghuni rumah sudah masuk ke alam mimpi mereka. Alan menaiki anak tangga dengan membawa satu cup greentea dingin. Tapi rasanya itu percuma saja karena pasti Delila sudah tidur. Alan pun menarik nafas dalam.

Saat Alan sampai di ujung tangga, dia merasa tak percaya ketika melihat tv yang ada di luar kamarnya masih menyala.

"Apa mungkin Delila belum tidur?" lirih Alan dengan kening yang berkerut.

Alan pun berjalan dengan perlahan hingga kini dia sudah berdiri di belakang sofa dimana Delila yang membaringkan tubuhnya sambil menonton tv.

"Delila ...," sapa Alan.

"Hem," gumam Delila sebagai jawabannya.

"Tumben kamu belum tidur?" tanya Alan.

"Belum ngantuk," jawab Delila ketus.

Alan sadar Delila tak seceria biasanya, bahkan saat ini dia terlihat cuek. Dia berjalan memutar dan duduk di sebelah Delila yang terbaring.

"Ehem, kamu duduk dulu Delila. Ada yang mau aku bicarakan dengan mu," ucap Alan pelan.

Dengan malas Delila mendudukkan tubuhnya dengan kaki bersila di atas sofa. Delila duduk berhadapan dengan suaminya itu.

Alan tahu persis bahwa istrinya tengah merajuk. Dan itu terlihat jelas dari ekspresi Delila yang sedari tadi tak ada satu senyuman yang istrinya berikan padanya.

"Delila, Ibu akan datang besok pagi," ucap Alan membuka percakapan.

"Lalu ...," tanya Delila dengan wajah datarnya.

"Kita tahu kalau pernikahan ini hanya sementara karena kita berdua tidak menginginkannya."

Seketika keadaan berubah menjadi hening setelah Alan mengatakan hal itu. Mata keduanya saling terkunci, ada perasaan ngilu dan sakit yang menjalar ke hati Delila dan Alan. Namun tak seorang pun yang mampu mengungkapkan perasaan mereka.

"Walaupun begitu, bagi Ibu pernikahan ini adalah pernikahan sungguhan. Bahkan aku selalu di ingatkan agar menjadi suami yang baik," lanjut Alan tapi Delila masih terdiam tak menanggapi.

"Delila, bolehkah aku minta tolong?" tanya Alan pelan.

"Apa?" jawab Delila dengan perasaan tak menentu.

"Bi- bisakah kita tidur bersama?" tanya Alan kembali dengan terbata.

"Aku mohon Delila, hanya selama ada ibu disini." Lanjutnya karena Delila masih enggan menjawab.

"Tidak mau!" tolak Delila spontan.

Alan tersentak kaget mendengar jawaban Delila. Baru kali ini Delila bersikap seperti ini.

"Aku mohon Delila ... hanya beberapa hari saja. Aku akan tidur di kursi atau di lantai pun tak apa-apa asal kita tidur di satu kamar," pinta Alan yang terlihat frustasi.

"Aku nggak mau tidur sekamar sama kamu," jawab Delila sembari mencebik kan bibirnya.

"Kenapa Delila? Bukan kah kita pernah satu kamar bahkan satu ranjang dan aku tidak macam-macam padamu. Begitupun sekarang aku janji tidak akan melakukan apapun. Tolong aku Delila ...." Alan tampak frustasi melihat Delila dengan tegas menolaknya.

Alan tak percaya kalau istrinya akan berkata seperti itu, dan Alan tahu pasti penyebab dari sikap Delila yang berbeda tak biasanya berkata ketus. Wajahnya terlihat datar dan tak ada senyuman yang menghiasi wajahnya.

Delila melirik sekilas suaminya itu.

"Bukan karena itu," jawab Delila.

"Lalu karena apa Delila? Katakanlah ...," tanya Alan dengan dahi yang mengerut. Dia belum paham betul apa yang di katakan istrinya barusan.

"Kamu lagi marah sama aku kan? Dan karena itulah aku nggak mau satu kamar denganmu," jawab Delila sembari menundukkan wajahnya menghindari tatapan Alan.

Alan tersentak kaget mendengar ucapan Delila. Dia tak habis pikir istrinya bisa merajuk karena tak suka bila Alan marah padanya.

"Aku nggak marah kok Delila," ucap Alan.

"Bohong, aku tahu kamu itu marah kan sama aku." Delila memberanikan diri menatap suaminya.

"Dari tadi kamu diemin aku terus," lirih Delila.

"Alan, kamu boleh marah sama aku. Tapi jika aku berbuat salah, katakan padaku salahnya apa dan dimana sehingga aku dapat memperbaikinya. Jangan diemin aku kayak begini. Aku nggak suka, sedih hatiku. Maafkan aku kalau ada salah kata yang menyinggung perasaan kamu." Lanjutnya dengan mata yang mulai berembun.

Alan terdiam untuk sesaat, menatap lekat wajah istrinya itu. Jujur Alan terpesona dengan apa yang di ucapkan Delila. Istrinya itu begitu lugas dan tegas serta tak merajuk berlebihan. Bahkan Delila tak merasa gengsi untuk mengatakan kata maaf.

"Aku nggak marah Delila," jawab Alan bohong. Dia terpaksa menutupi semuanya dari Delila, mana mungkin dia mengatakan sebenarnya. Tak mungkin juga dia mengatakan kalau dia cemburu pada suaminya.

Ya saat ini Alan menyadari akan perasaannya, dia sadar kalau dia begitu cemburu.

Alan pun tersenyum samar menyadari kebodohannya.

"Ngapain senyum-senyum."

.

.

.

🌷Bersambung🌷

1
Kaizy celine
Selamat yaa delila dan alan ... pasti baby kalian lucu .. kasian ya lucas meratapi kehilangannya
ora
Selamat untuk Alan dan Delila atas kelahiran baby Ethan🥰
Bilqies: terimakasih kakak cantik 🤗🥰
total 1 replies
Kaizy celine
Karna sedang menanti mu kembali lucas, dia anak mu ...
mbok Darmi
percuma kamu ngereog lucas yg ada semua sudah pergi nikmati aja
Nurminah
wajar kalo lucas nggak percaya secara banyak laki-laki yg memakainya sesama pezina wajar nggak saling percaya
ora
Lucas ... nyesel kamu nggak kamu?
Dia anak mu ... 🥲
Kaizy celine
Berakhir mengenaskan km lun ...
Nurminah
Alhamdulillah sebagai pemeran pembantu masak iya ceritanya ngurusin dia melulu kapan cerita peran utamanya
Nurminah: jangan lama2 bau2 uler keket plus pelakor bikin sial
Bilqies: terimakasih kak sudah mengikuti cerita Delila dan Alan sampai disini, maaf jika alurnya tidak sesuai dengan apa yang kakak inginkan 🙏🙏, tapi akan ada waktunya cerita untuk pemeran utamanya, sementara ini masih menceritakan kisah Luna yang telah mendapatkan karma dari perbuatannya 😊🙏🙏
total 2 replies
ora
🥲🥲🥲
Kaizy celine
Penasaran endingnya gimana ....
Retno Harningsih
up
stiefany
ya ampun lebih kasian lagi anaknya
Bilqies: benar kak, bayi yang tak berdosa itu harus menanggung segala perbuatan kedua orangtuanya itu 😌
terimakasih kak sudah setia membaca cerita recehku ini 🥰🙏
total 1 replies
Kaizy celine
Kasian juga ya luna .. jangan2 stelah ini luna mati anaknya dirawat lucas ...
ora
Kasihan anaknya Luna......
ora
Delila hati mu luas banget🙂🙂🙂
Nurminah
cerita nya lebih ngetop si jalang dibandingkan peran utama kayaknya peran utamanya salah orang bukannya cerita ngidam cerita romantis malahan ribet masalah si Luna terus hadeh
Harwanti Jambi
pergi lh bersama" ke rumah sakit kn lebih baik
Kaizy celine
Ada2 aja luna ... tpi delisa tetep ya hati nurani nya baik tetep aja nolong luna
Nurminah
hadeh demi kemanusiaan melulu bisa saja suruh si reza hadeh muak jujur sudah berputar putar masalah nggak kelar kelar kenapa nggak mati aja deh ribet amat dunia novel hadeh
Retno Harningsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!