~Saat berusia 9 tahun Faisal di tinggal oleh sang ayah untuk selama-lamanya. Dan beberapa bulan kemudian, sang ibu pun meninggalkan dia untuk menikah lagi dan memilih hidup bersama keluarga baru nya. Dan karna itu pula, kini Faisal tumbuh menjadi sosok yang pendiam dan juga dingin~
~Yessi adalah seorang gadis polos dan ceria, yang baru bekerja beberapa hari di sebuah restoran, Namun karna sebuah kesalahpahaman ia di paksa menikah dengan teman yang juga bekerja di restoran tersebut~
Gimana kisah mereka selanjutnya? Yuk baca👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira amna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25. Jalan pagi
Sesuai janji mereka semalam, pagi ini kedua pasangan itu sudah bersiap dengan pakaian olahraga. Faisal mengambil kunci. Motor, karna ingin memanaskan motor nya terlebih dulu. Sementara Yessi masih berada di kamar, sedang memoles wajah nya agar tak terlihat pucat.
Faisal mengetok jendela kamar, bermaksud untuk memanggil sang istri, "Udah belom dek?"
"Iya bang sebentar..." jawab Yessi dengan sedikit kesal, karna suami nya itu tak sabaran.
Yessi mengambil tas selempang kecil dan mengisi nya dengan dompet dan juga ponsel. Lalu wanita itu bergegas keluar dari kamar, karna sang suami sudah kembali meneriaki nama nya dari depan rumah.
"Abang gak sabaran banget sih," gerutu Yessi seraya mengunci pintu.
Faisal terkekeh, "Takut keburu panas sayang, nanti yang ada malah gak jadi keburu adek nya males".
Yessi mendengus pelan, dengan wajah cemberut. Ia naik ke boncengan motor Faisal dengan sedikit menggerutu, "Kalo masih cemberut kaya gitu, kita olahraga di kamar ajalah ya?!" ujar Faisal santai.
"Ogah... Udah buruan jalanin motor nya." ujar Yessi dengan sedikit mendorong bahu lelaki di depan nya itu.
Faisal melajukan motor nya dengan pelan, dan sesekali melihat sang istri dari kaca spion untuk memastikan wanita itu duduk dengan nyaman.
Dan tak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampe di GOR yang sudah tampak ramai. Setelah mendapat tempat parkir, Faisal pun langsung menggandeng tangan Yessi menuju area olahraga.
Mereka hanya jalan santai, sambil sesekali berhenti di tukang jajanan. "Ini mah adek setuju ikut Abang olahraga, karna mau berburu jajanan kan?" ucap Faisal dengan mengusap kepala Yessi yang tertutup kerudung.
"Itu Abang paham..." sahut Yessi dengan terkekeh kecil, karna sang suami baru mengerti maksud tujuan ia menyetujui ikut ke tempat ini.
Faisal hanya menggelengkan kepala, namun tak ayal ia pun membiarkan Yessi untuk membeli apapun yang wanita itu inginkan.
"Adek duduk disini dulu ya, Abang mau lari dulu satu puteran lagi" ujar Faisal meminta sang istri untuk duduk di kursi yang ada di pinggir jalan area tersebut.
"Iyaa..." Yessi menurut, ia pun duduk sambil menikmati jajanan yang ia beli,dengan terus melihat ke arah pergi nya sang suami hingga lelaki itu menghilang di tengah keramaian.
Yessi mengeluarkan ponsel dari dalam tas, untuk mengusir rasa bosan nya. Namun saat ia sedang asyik memainkan hp, ada dua orang laki-laki yang datang menghampiri nya.
"Hay, boleh kenalan?" tanya salah satu dari dua lelaki itu. "Gue Rizal, lu sendirian aja?" sambung nya.
Yessi tak menanggapi, ia langsung memasang wajah jutek saat lelaki bernama Rizal itu duduk di samping nya.
Yessi yang merasa risih pun, berniat untuk pergi dari tempat itu. Namun sang suami, sudah lebih dulu menghampiri dengan memasang wajah dingin.
"Ada urusan apa sama istri saya?" tanya Faisal dengan wajah memerah menahan emosi, karna dari kejauhan tadi ia melihat kedua lelaki itu sedang menggoda istri nya.
"Udah bang, ayo kita pulang" Yessi tak ingin ada keributan apalagi di tempat umum seperti ini, jadi ia menarik Faisal untuk segera pergi dari sana.
Di sepanjang perjalanan Faisal hanya diam saja, lelaki itu sedang menenangkan hati nya agar tak ikut emosi pada sang istri.
Sesampai nya di rumah, Faisal langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang berkeringat. Sementara Yessi, hanya bisa memasang wajah keruh saat di abaikan oleh sang suami.
Faisal keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggang nya hingga memperlihatkan perut nya yang sedikit berbentuk kotak-kotak.
"Abang marah sama adek, karna dua lelaki tadi?" tanya Yessi dengan sedikit cemberut.
Faisal menoleh, lalu berjalan menghampiri sang istri yang tengah duduk di sofa di sudut kamar. "Engga, Abang gak marah sama adek" sahut Faisal seraya berjongkok di depan wanita itu.
"Kalo gak marah, kenapa Abang diemin adek?" tanya Yessi dengan mata yang sudah memerah.
"Abang diem karna Abang lagi nahan emosi sayang, maaf ya..." Faisal langsung memeluk tubuh wanita itu.
*****
Belakangan ini, hampir setiap hari Yessi selalu terbangun saat tengah malam karna merasa lapar. Seperti malam ini...
"Abang?? Bangun dong bang, adek laper nih," Yessi menggoyangkan badan sang suami yang sedang tertidur pulas.
Faisal berdehem dengan mata yang masih tertutup rapat, "Kenapa...?" tanya Faisal dengan suara serak yang terdengar lirih.
"Adek laper!!!" sahut Yessi dengan wajah memelas.
Faisal mendudukkan tubuh nya dengan perlahan, dan menghela napas panjang. "Mau makan apa sayang?"
"Apa aja asal gak laper lagi." jawab Yessi pelan.
"Yaudah tunggu sini ya, Abang buatin dulu" ucap Faisal dan langsung bergegas turun dari ranjang.
Yessi mengangguk seraya memperhatikan sang suami yang berjalan dengan sedikit sempoyongan, karna masih mengantuk.
Sebenarnya Yessi tak tega jika harus mengganggu lelaki itu setiap kali ia merasa lapar, namun apa boleh buat jika harus ke dapur sendiri di tengah malam seperti ini pun ia tak berani.
Tak berselang lama, Faisal kembali masuk ke dalam kamar dengan sepiring roti yang di olesi selai stroberi dan juga potongan buah melon di tangan nya.
"Makan ini aja gak papa kan dek?" tanya nya dengan suara lembut.
"Gak papa bang, makasih ya. Maaf adek selalu ngerepotin Abang kaya gini" tutur Yessi dengan sedikit menundukkan kepala nya.
"Hei ngomong apa sih dek? Gak ada yang ngerepotin disini." jawab Faisal seraya mengusap lembut pucuk kepala Yessi.
"Jangan ngomong kaya gitu lagi ya dek, dan harus nya Abang yang bilang makasih sama adek karna udah sabar ngejalanin kehamilan ini." sambung Faisal lagi.
Yessi tersenyum lembut, lalu ia memakan roti dan juga buah yang sudah di buatkan oleh suami nya itu.
Setelah makanan nya habis dan perut juga sudah terasa kenyang, Yessi pun memutuskan untuk duduk sebentar sebelum melanjutkan lagi tidur nya.
Sementara Faisal sedang ke dapur menaruh piring kotor bekas ia makan tadi, sekalian mengambil air putih untuk jaga-jaga bila nanti Yessi merasa haus.
"Sini peluk, Abang pengen ngobrol sebentar sama dede bayi" ujar Faisal seraya merebahkan tubuh nya di atas kasur.
Yessi menurut, lalu ia tiduran di samping sang suami dengan posisi membelakangi lelaki itu.
Faisal merapatkan tubuh nya ke tubuh sang istri, lalu tangan lelaki itu mengelus dengan lembut perut sang istri yang sudah terlihat membuncit.
"Anak bapak udah kenyang belom? kita bobo yuk, kasian ibu nya cape pengen istirahat" tutur Faisal dengan suara yang terdengar menggemaskan di telinga Yessi, hingga membuat wanita itu terkekeh pelan.
"Besok kita main lagi, trus kalo nanti bapak gajian kita jalan-jalan" sambung Faisal.
"Kemana?" tanya Yessi dengan antusias.
"Yang ngajak ibu siapa, orang bapak ngajak anak nya" Faisal terkekeh karna sang istri yang langsung cemberut.
"Nyebelin banget ikh" rutuk Yessi dengan mencubit kecil tangan Faisal yang sedang bertengger di perut nya.
Faisal tertawa terbahak-bahak, namun saat sadar hari sudah larut malam ia pun menghentikan tawa tersebut.
"Iya nanti ibu juga boleh ikut kok... iya kan dek?" ucap Faisal meminta persetujuan sang anak yang masih berada di dalam perut sang istri.
Mendengar itu Yessi tetap memajukan bibir nya, dan ia pun menyuruh Faisal untuk tidur kembali karna hari sudah semakin larut.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian guys 🥰