Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siska dan mantan mertuaku
"Nyonya ini benar nggak jalannya..? " tanya bi sumi sedikit khawatir,
"Benar kok bi... di google Map juga ini jalan nya.. "jawabku sesekali melihat handphone ku
"Tapi,.. kok saya nggak asing ya sama jalan nya.. " bi sumi memperhatikan sekitar
"Mungkin di sana nyonya,.. itu banyak orang berkumpul ... " tunjuk bi sumi ke beberapa ibu-ibu yang terlihat masuk ke sebuah rumah yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas.
Tiba-tiba aku tersadar.. dan menghentikan mobilku.. aku melihat Map di handphone ku memastikan alamat yang tertera di sana.. dada ku langsung bergemuruh tak jelas..
Bi sumi menoleh padaku dengan wajah yang pucat
"Nyonya ini.... bukan nya rumah.. "
Aku menghempas napas kasar..
"Coba telepon lagi bi.. pesanan ini atas nama siapa.. "
Bi sumi segera menelepon orang yang sudah order cake.. dan memastikan alamat nya sudah benar.
Tidak lama kemudian seorang perempuan berseragam pelayan melambaikan tangan nya memberi isyarat agar kami masuk lewat samping.
"Benar nyonya.. itu orang nya.. "jawab bi sumi terbata-bata
Dengan hati yang tak karuan aku memarkirkan mobilku lewat samping rumah nya.
tiba-tiba bi sumi memandang ke arah ku dengan wajah terkejut
"Nyonya... ini bukan nya rumah ibu nya pak Bagas... "
"Apa kita balik lagi aja nyonya.. kita balikin uang nya.. " lanjutnya dengan wajah pucat
Aku mengatur napas ku yang tiba-tiba terasa sesak..
"Nggak bisa bi..nanti mereka akan ngomong macam-macam ,.. mereka bisa hancurkan usaha kita dengan alasan kita tidak profesional.." jelasku menahan sesuatu dalam hatiku
" Ayoo bi turunkan pesanan nya.. " pintaku sambil bergegas turun menurunkan pesanan mereka..
Aku dan bi sumi melangkah cepat agar bisa secepat nya menyelesaikan pekerjaan ku dan segera pergi dari tempat itu.
Ruangan samping tampak tidak begitu ramai, hanya beberapa orang yang tampak berlalu lalang menyiapkan acara mereka.
Tiba-tiba..
"Oalah.... siapa ini... kiran... Kirana..? " sapa mantan ibu mertuaku setelah kami tak sengaja berpapasan..
aku terpaksa tersenyum dan mencium tangan nya
"Iya bu... apa kabar..? " tanyaku datar
"Baik,kabar ibu Baik kiran... tapi, ini beneran kamu.. ? " tanya nya dengan tatapan tak percaya.
Aku hanya mengangguk dengan senyum yang di paksakan..
"Sis.. Siska.. sini.. ini loh ada kiran.. " panggil nya setelah melihat Siska yang langsung menghampiri kami
"Kiran... kok kamu ada di sini. .? "tanyanya sambil melihat ku aneh
"gimana toh kamu sis,.. apa kamu nggak ngundang kiran... kayak yang aneh gitu lihat kiran ada di sini..? " sahut bu darma tersenyum setengah mengejekku
"Iya maaf...bu,..aku kemarin lupa ngundang kiran.... O, iya kiran hari ini aku syukuran empat bulanan.. jadi.. "
"Aku kesini mengantarkan pesanan cup cake.. " ujarku datar bergegas pergi ketika tiba-tiba tangan Siska menahanku
"Tunggu dulu kiran,.. mampir dulu, duduk dulu.. kita ngobrol-ngobrol dulu ya.. walau bagaimanapun kita pernah bersahabat kan..? " ucap nya tanpa dosa.
Aku mencoba menenangkan diri sementara bi sumi masih terlihat bolak balik menyimpan pesanan cupcake yang cukup banyak.. sesekali dia melirik ke arah ku dengan tatapan khawatir.
"Aku nggak ada waktu, aku sibuk.. " ucapku sambil menepis kan tangan nya.
"Kiran... kiran.. ibu kira kamu tuh mau jadi apa gitu.. setelah cerai dari Bagas.. ternyata ini pekerjaan mu.. " ucap bu darma sambil mengambil cup cake yang kebetulan lewat di bawa bi sumi.
"Ini, Siska... coba cake nya... "lanjut nya sambil memberikan cake ke Siska
"Siska nggak suka bu, mungkin karena Siska lagi hamil mencium aroma nya aja sudah mual.. " jelas Siska sambil menutup mulut nya
Aku mencoba menahan emosiku.. tanganku sudah gemetar dan mengepal ujung bajuku..
Bi sumi menatapku
"Nyonya... tunggu di mobil saja, biar saya yang selesaikan.. "
Aku mengangguk dan hendak melangkah ketika...
"Anak mu apa kabar nya.. kiran..? " tanya bu darma lagi..
"Tadi nya, ibu mau nyuruh bagas untuk mengurusi hak asuh atas maria... tapi, ternyata Siska keburu hamil.. ya sudah lah.. biar maria kamu aja yang urus.. ibu mau lihat jadi apa anak itu di tangan kamu... "ujarnya membuat darahku mendidih
Aku membalikkan tubuh ku seketika bu darma dan Siska melangkah mundur
"Kamu jangan macam-macam ya kiran... ini rumah ku.. " ujar Siska
Aku tersenyum muak..
"Kenapa kamu mundur.. takut sama aku..? " tanyaku sambil melangkah maju perlahan.
"Kiran.. dasar nggak tau etika.. mau apa kamu..? "
Aku menatap mereka dengan rasa muak..
"Nyonya, sudah selesai ayoo kita pulang..? " ajak bi sumi pelan sambil sedikit menarik tangan ku..wajahnya terlihat cemas karena sudah melihat amarah yang setengah mati ku tahan.
Aku lagi-lagi hendak membalikkan badan .. ketika Siska..
"Kiran tunggu.. semua pesanan nya sudah di bayar kan..? "
"Sudah bu.. semua sudah di transfer.. " jawab bi sumi cepat
"Aku minta maaf.., mungkin asisten ku tidak tau kalau yang jualan cake ini mantan nyonya juga di rumah ini.. " ujar Siska melangkah menghampiri ku
"Kalau dia tau... mungkin dia akan melebihkan sedikit transfernya.. sekedar memberi sedekah untuk seorang janda.. " bisik nya membuat ku reflek mena**ar wajah nya.
"Kiran... kamu.. " bu darma teriak dan menghampiri Siska yang tersungkur di depan ku.
"Dasar nggak waras... berani nya kamu menampar nyonya di rumah ini..! " teriak bu darma hingga beberapa orang datang mengerumuni kami
"Nyonya Rumah ini.. terus aku harus apa.. memberi Selamat.. karena kamu telah berhasil masuk rumah impian kamu.. begitu Siska..!! " hardik ku mengabaikan ocehan mantan mertua ku
"Kamu benar-benar perempuan yang kasar kiran, pantas saja mas bagas lebih memilih aku..!! " teriak nya bangga di sela ringisan nya karena tamp**ran ku
Aku tertawa setengah gila
"aku perempuan kasar. ? dari mana kamu tau..? tanya Bagas suami kamu..10tahun...apa aku pernah membantah nya, apa aku pernah menaikkan nada suara ku, apa aku pernah menuntut apapun itu..!! "
"Tanya.. tanya suami mu!!! " lanjut ku
"Dan tanya dia.. selama jadi mertua ku apa aku pernah berlaku kasar padanya...!! kamu baru masuk rumah ini Siska... jangan bandingkan aku dengan kamu.. aku bukan penjilat.. aku akan memberi selamat pada mu ketika kamu mampu melewati 10 tahun dengan bahagia.. "ucapku sambil menepuk bahu Siska yang masih memegangi pipi kirinya yang memerah
"Pergi kamu dari sini kiran.. kamu hanya bikin ribut di sini..!! " hardik bu darma dengan telunjuk nya
Aku menatapnya dengan hati yang remuk.
"Tidak perlu mengusir aku... karena mulai saat ini aku nggak akan menginjakkan kakiku ke rumah ini lagi...!! " tegas ku seraya menarik bi sumi pergi dari rumah itu..
"Nyonya... maaf kan saya nyonya.. saya nggak tau yang pesan itu pelayan di rumah ini... " sesal bi sumi terisak
Aku mengangguk berusaha tersenyum menahan seribu rasa sakit dalam hati ku
Tiba-tiba salah satu pelayan mengetuk pintu mobilku..
"Maaf bu... kata bu darma... ini untuk non maria.. "
Pelayan itu gugup da menyerahkan beberapa cupcake yang mereka pesan dari ku tadi.
Bi sumi menatap ke arah ku
"Bilang pada bu darma anakku tidak perlu sedekah,.. aku ke sini sebagai penjual dan mereka pembeli..bukan sebagai mantan menantu yang sengaja menemui mantan mertua nya.. . " jelasku sambil menutup jendela mobilku tak menghiraukan pelayan yang teriak sambil memegang cupcake yang ku tolak tadi...aku segera memutar mobilku.. dan pergi dari tempat itu.