SPIN OFF "SUGAR AUNTY"
Layu sebelum berkembang, mungkin itu istilah yang pas untuk menggambarkan keadaan Amanda.
Belum sempat perasaannya tumbuh berbunga-bunga, ia malah melihat surat undangan pernikahan, di mana ada nama Saga, lelaki yang dicintainya, di sana.
Habis sudah perasaannya harus ia cabut paksa sampai ke akar saat dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan pesta pernikahan pria pujaannya.
Dan tepat pada hari itu juga, dia merasakan sebuah kesialan karena harus bertemu dengan pria menyebalkan. Seorang pria yang ternyata akan menjadi Boss di tempat magangnya.
Bagaimana kisah mereka akan berlanjut, apakah Amanda mampu bertahan dengan Bossnya yang super galak dan melupakan cintanya terhadap Saga si asisten tampan? Cus kepoin ceritanya di FIERCE BOSS OR HANDSOME ASSISTEN 🤗
Follow Ig @nitamelia05
Salam Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Melepas Penat
"Kamu ini sudah gila ya?!" sentak Dominic seraya memegang tangannya yang baru saja digigit oleh Amanda, nampak bekas kemerahan yang sangat kentara. Sementara Amanda seperti tak puas, rasanya ia ingin menggigit Dominic sampai berdarah-darah. Bila perlu sampai tangan itu putus!
"Kamu yang sudah gila! Untuk apa bersikap seperti itu di depan ibumu?"
Suara Amanda tak kalah tinggi, karena hari ini Dominic benar-benar membuatnya kesal. Tanpa pembicaraan apapun, pria itu mengklime dirinya sebagai pacar? Pacar dari Hongkong!
Dominic mendesaahkan nafas kasar, bukannya meladeni kemarahan Amanda, dia malah kembali berbaring di ranjang, "Jangan khawatirkan apapun, semua itu hanya pura-pura. Ke depannya biar Mommy menjadi urusanku."
Sumpah demi apapun, Amanda merasa geram sekali dengan sikap Dominic yang seolah tak punya dosa, tetapi sekuat tenaga dia tahan karena tak mau memperkeruh keadaan.
"Aku tetap tidak setuju. Kamu harus mengatakan yang sejujurnya pada Nyonya Sarah, atau aku sendiri yang akan bertindak!" seru Amanda, tetapi yang namanya Dominic tidak akan pernah terpengaruh dengan ancam-mengancam kecil seperti itu.
Dia malah berguling dan menampakkan wajah yang begitu menjengkelkan, "Aku sedang sakit, aku mau makan." Ujar pria itu setengah merengek.
Amanda langsung menahan nafas, seperti memiliki keberanian lebih dia malah mengambil bantal sofa dan melemparkannya ke arah Dominic.
"Makan saja sendiri, jangan manja. Dan satu lagi, berhenti memanggilku Maman!" cetus gadis itu, lalu detik selanjutnya dia melenggang ke arah pintu.
Tanpa seizin Dominic dia keluar dengan menggebrak benda persegi panjang itu. Menguapkan segala kekesalan di dadanya.
Brak!
Tubuh Dominic sedikit berjengit, tetapi bukannya marah pria itu justru menarik salah satu sudut bibirnya ke atas.
*
*
*
Hari ini benar-benar terasa kacau untuk Amanda. Hingga ia memutuskan untuk tidak langsung pulang ke apartemen, setelah jam kerjanya habis.
Dia telah menghubungi sang tante, Gloria, untuk bertemu di sebuah cafe yang biasa mereka tempati untuk makan malam bersama.
"Man, minggu kedua kamu disuruh masuk sift 2," ujar Lara saat mereka melangkah ke parkiran. Dia menyampaikan amanat dari kakak seniornya.
"Oh iya, La. Terima kasih ya sudah mengingatkanku," balas Amanda, dan Lara lantas menganggukkan kepala.
Kedua gadis itu mengulum senyum ramah saat berpapasan dengan tamu. Sebuah kewajiban yang harus mereka penuhi sebagai karyawan hotel.
Sampai di parkiran mereka menaiki kendaraan masing-masing, lalu pergi dari gedung iLuva Hotels. Sepanjang jalan wajah Amanda senantiasa tertekuk, bahkan ia beberapa kali mengomel hanya karena didahului oleh pengendara lain. Entahlah, dia merasa sangat sensitif sekarang.
Karena sedikit macet, alhasil perjalanannya cukup memakan waktu. Saat Amanda datang, ternyata Gloria sudah menunggunya.
Gloria sengaja memilih tempat outdoor, untuk melepas penat setelah seharian bekerja.
"Aunty, sudah lama di sini?" tanya Amanda seraya menarik kursi untuk didudukinya. Dia berpikir seperti itu, sebab satu gelas minuman yang ada di meja sudah tandas.
"Belum, baru sekitar 15 menit."
"15 menit dan Aunty sudah menghabiskan satu gelas jus?"
Gloria terkekeh kecil, "Aku sangat haus, jadi begitu datang langsung aku habiskan. Kamu pesan sana, mumpung masih sepi, sebentar lagi tempat ini pasti ramai oleh orang-orang yang makan malam."
Amanda mengangguk dan langsung mengangkat tangan untuk memanggil pelayan. Dia memesan beberapa makanan ringan dan juga minuman untuk menghilangkan stress.
"Ada lagi, Nona?" tanya sang pelayan, dan kedua wanita berbeda status itu pun menggeleng, mereka merasa cukup.
Amanda meletakkan kepalanya di meja, setelah pelayan wanita itu pergi, membuat Gloria berpikir bahwa sang keponakan tengah mendapatkan masalah.
Namun, sebelum Gloria buka suara, Amanda lebih dulu melayangkan sebuah pertanyaan, "Bagaimana magang di kantor Daddy? Apakah menyenangkan?"
"Apakah aku harus menjawab dengan jujur?"
"Haish, tentu saja!"
Gloria langsung melebarkan senyum dan nampak sangat antusias untuk bercerita. "Tentu saja menyenangkan, di sana ada suamiku. Setiap hari kami berangkat bersama, makan siang bersama. Bahkan di beberapa kali kesempatan kami curi-curi waktu untuk bertemu. Dan Ziel selalu membuat jantungku berdebar, karena dia kerap menciumku secara tiba-tiba. Dan kami hampir melakukan—"
"CUKUP!" potong Amanda dengan keras. Karena semakin mendengarkan Gloria bercerita, kepalanya malah semakin berdenyut-denyut. Karena tak bisa membayangkan adegan demi adegan.
"Lho, katanya aku harus menjawabnya dengan jujur. Kamu ini bagaimana sih!" protes Gloria yang memiliki mulut ceplas-ceplos.
"Iya tapi maksudku ceritakan saja suasana yang Aunty rasakan, bukan kegiatannya. Kalau yang itu sih untuk apa aku dengar 'kan? Aku masih polos!"
Gloria mencolek dagu Amanda, "Makanya cari pacar. Bagaimana di sana ada pria tampan tidak?"
"Untuk apa menanyakan hal itu? Tidak penting!"
"Hei, kamu ini pernah dengar tidak sih sebuah pepatah yang mengatakan sekali dayung, dua pulau terlampaui. Sambil magang, ya sambil cari pacar, Amanda. Kalau kamu tidak bisa menggaet bosnya, minimal yang satu tingkat di bawahnya."
"Haish, Aunty malah melantur. Aku tidak mau, aku harus fokus dulu dengan kuliahku."
"Ya apa salahnya sambil mencari pasangan hidup."
Amanda ingin menimpali ucapan Gloria, tetapi ekor matanya malah menangkap sosok wanita yang mencari gara-gara dengannya tadi pagi.
"Si Donat Kentang lagi?" gumam Amanda, tetapi detik selanjutnya fokus gadis itu teralihkan dengan seseorang yang ada di samping Donita. Dari perawakannya, Amanda seperti mengenali pria itu.
*
*
*
Hayo sapose🤭🤭🤭
Jangan lupa like, komennya, biar aku cemungut🤸🤸🤸