Menjadi ibu tunggal bukanlah hal yang mudah bagi Aluna, karena terlalu percaya dengan bujuk rayuan sang kekasih Aluna menyerahkan mahkotanya pada Abizar lelaki yang baru 6 bulan menjalin hubungan dengannya. Akibat perbuatan itu Aluna positif hamil di usianya yang masih 17 tahun, Aluna meminta pertanggung jawaban dari kekasihnya Abizar tapi bukan kabar baik yang Aluna dapatkan, Abizar malah tidak mau bertanggung jawab dan berkata bahwa dia belum siap jadi seorang ayah. Aluna yang sedang bingung dan kalut memutuskan untuk kembali ke rumahnya tapi sayang saat masuk ke dalam rumah Aluna malah disambut oleh tamparan dari sang ayah. Ayahnya yang murka langsung mengusir Aluna saat itu juga tapi nasib sial masih setia mengikuti Aluna diusir dari rumah, selalu berpindah tempat tinggal karena ketahuan hamil diluar nikah, belum lagi cacian dan hinaan dari masyarakat sekitar yang mengetahui Aluna hamil sebelum menikah.
Bagaimana nasib Aluna selanjutnya?
Yang penasaran terus pantengin dan baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Mulai sadar
Keesokan harinya
Sebelum jam pulang kantor selesai, Abizar sudah terlebih dahulu keluar dari ruangannya, dengan langkah kaki yang lebar Abizar segera meninggalkan kantornya menuju ke dalam mobil
Sampai di dalam mobil Abizar segera memacu laju roda empatnya menuju ke rumah sakit tempat dimana putrinya Kiara di rawat. Abizar sudah memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam ruang ICU dan melihat putrinya secara langsung
Rasa rindu yang membuncah bercampur khawatir bersatu padu membuat Abizar membulatkan tekadnya dan memantapkan hatinya untuk menjenguk dan melihat putrinya
Sampai di parkiran rumah sakit Abizar segera keluar dari dalam mobilnya berjalan menuju ke ruang ICU. Sampai di sana ternyata Wati tidak berada di tempatnya dan itu menjadi kesempatan yang baik bagi Abizar untuk bisa masuk ke dalam
Setelah mendapatkan izin dari suster dan sudah memakai baju pelindung yang steril Abizar secara perlahan mendekati ranjang putrinya
Kedua netranya berkaca kaca, hatinya terasa sangat sakit melihat tubuh mungil putrinya yang terbaring lemah di ranjang pasien dan saat melihat wajahnya, benar apa kata suster Ana, wajah Kiara sangat mirip sekali dengannya hanya saja dalam versi seorang wanita
" Sayang ini papa Kiara, papa datang! " ucap Abizar berbisik pelan di telinga putrinya
" maafkan papa Kiara, maafkan papa yang baru bisa muncul di hadapan kamu sekarang! " ucap Abizar lagi sambil menitikkan air matanya
" Kiara ayo sadar nak, Kiara ayo bangun, papa sangat merindukan Kiara! "
" Papa ingin sekali memeluk kamu Kiara! " sambung Abizar lagi lalu mencium dengan lembut tangan mungil milik putrinya
Dan secara ajaib Kiara mulai menggerakkan satu jari tangannya yang di genggam oleh Abizar, Abizar tentu sangat terkejut melihat putrinya sudah mulai menggerakkan satu jarinya
" Suster suster! " panggil Abizar dengan tidak sabaran
" Iya Pak ada apa? " tanya suster Ana yang terlihat panik
" Anak saya sus, anak saya mulai menggerakkan jarinya, lihatlah! " papar Abizar yang memperlihatkan Kiara mulai menggerakkan jarinya bukan hanya satu tapi sekarang kelima jarinya sudah mulai di gerakkan
kedua netra suster Ana pun langsung membulat dengan sempurna melihat perubahan Kiara
" Sebaiknya anda tunggu di luar, saya akan segera memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Kiara! "titah suster Ana dan Abizar pun langsung keluar dari ruang ICU dan menunggu di luar
Tidak lama datanglah seorang dokter dan dua orang suster yang menangani Kiara, mereka setengah berlari menuju ruang ICU
Aluna dan Wati yang baru saja sampai langsung berlari dengan panik saat melihat dokter dan suster yang terburu-buru masuk ke ruang ICU
" Ada apa ya mbak Wati kenapa dokter sama suster terburu-buru masuk ke ruangan Kiara? apa terjadi sesuatu pada Kiara? " tanya Aluna dengan jantung yang berdegub kencang
" Mbak juga tidak tau Aluna sebaiknya kita segera kesana! " jawab Wati yang semakin mempercepat larinya
Sampai di depan ruang ICU dinding kacanya sudah di tutup dengan gorden, dan saat melihat ke arah samping ternyata sudah ada Abizar di sana
Melihat Abizar emosi Aluna tiba tiba memuncak, Aluna menyakini pasti ada sesuatu hal yang menimpa putrinya dan Aluna juga meyakini penyebabnya pasti Abizar. Dengan langkah yang pasti dan emosi yang memuncak
Plaaakk...
Aluna menampar pipi Abizar dengan sangat kencang hingga pipi Abizar memerah dan tangan Aluna pun terasa sakit
" Apa yang kamu lakukan di sini! apa yang sudah kamu lakukan pada putriku! " ucap Aluna marah dengan kedua mata yang melotot
" Aku tidak melakukan apa apa Aluna aku hanya! " ucap Abizar tertahan karena Aluna sudah menimpali ucapannya
" Hanya apa, hanya saja kamu ingin membunuh putriku iya! " sahut Aluna lagi setengah berteriak
" Tidak Aluna mana mungkin aku menyakiti anak kita! " sahut Abizar yang membantah tuduhan Aluna
" Anak kita? jangan mimpi kamu Abi, Kiara itu anakku bukan anakmu, Aluna yang melahirkan, Aluna juga yang membesarkan jadi Kiara itu anakku bukan anakmu! "
" Aluna please aku mohon maafkan aku! " sahut Abizar lagi yang sekarang sudah berlutut di kaki Aluna
" Maaf kamu bilang! setelah kamu lari dari tanggung jawab, bahkan kamu menyuruh Aluna untuk menggugurkan kandungan, sekarang dengan mudahnya kamu minta maaf! "
" Andai waktu itu tidak ada ibu Khadijah yang menyelamatkan dan menyadarkan Aluna, mungkin saat itu juga Aluna sudah lompat dari jembatan dan mungkin juga saat ini Aluna dan Kiara hanya tinggal nama! " sahut Aluna lagi dengan emosi yang benar benar memuncak sampai ke ubun ubun
" Aku tau Aluna aku salah, aku bodoh dan aku tolol, aku menyesal Aluna, aku sangat menyesal! " sambung Abizar yang masih dengan posisi yang sama, sedang berlutut di kaki Aluna
" Abi tau wanita ini, wanita yang ada di sebelah Aluna ini! " ucap Aluna lagi sambil menunjuk Wati yang sedang berdiri di sebelahnya sambil mengusap punggung Aluna dengan pelan
" Abi tau wanita ini, wanita yang bukan siapa siapa Aluna, wanita yang Aluna kenal saat di kontrakan tapi dia, dia yang selalu ada untuk Aluna, dia yang selalu melindungi Aluna, dia yang selalu menjadi orang pertama yang membela Aluna di saat semua orang di luaran sana menghujat, menghina dan mencaci maki Aluna karena hamil di luar nikah! "
" Abi bisa bayangkan bagaimana sakitnya, hamil di luar nikah, laki lakinya tidak mau bertanggung jawab, di usir kedua orang tua, terpaksa harus berhenti sekolah, dan terpaksa harus mengubur semua cita cita dan mengubur semua impian demi membesarkan seorang Anak. Dan sekarang Abi datang untuk minta maaf. Beribu kata maaf yang Abi ucapkan pun tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula! "
" Kalau bukan atas bantuan dan dukungan mbak Wati, Aluna tidak akan mungkin bisa sekuat ini! " ucap Aluna telak yang membuat Abizar tidak bisa lagi berkata kata
" Sebaiknya Abi segera pergi dari sini dan jangan pernah lagi muncul di hadapan Aluna ataupun di hadapan Kiara, karena bagi Aluna, Abi bukan siapa siapa dan Abi juga tidak berarti apa apa! " sambung Aluna lagi yang berjalan menjauhi Abizar
Sakit, perih dan menyesal itu yang Abizar rasakan saat ini, Abizar tidak menyangka Aluna mengalami nasib yang seburuk itu, di saat dia masih bisa bersekolah bahkan kuliah, di saat dia masih bisa main dan bersenang senang dengan teman temannya, di saat dia masih bisa tidur dengan nyenyak dan bahkan masih bisa bercanda tawa dengan kedua orang tuanya
Dengan perasaan dan hati yang sudah entah bagaimana bentuk dan rupanya, Abizar pergi meninggalkan ruangan ICU. Bahkan saat Abizar menoleh ke arah Aluna, Aluna sama sekali tidak mau menoleh ke Arahnya
Mendengar semua rasa sakit yang Aluna hadapi selama ini membuat Abizar semakin menguatkan tekad dan niatnya bahwa dia harus bisa meluluhkan Aluna, dan dia harus bisa membahagiakan Aluna dan putri semata wayangnya
Abizar sudah tidak memperdulikan bagaimana tanggapan kedua orang tuanya nanti, yang ada di dalam hatinya sekarang dia harus bisa menebus semua kesalahannya dan dia harus bisa mengobati luka hati Aluna yang sudah dia torehkan dengan sedemikian dalamnya