NovelToon NovelToon
Asmaraloka

Asmaraloka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Ketika Romeo dan Tina mengunjungi sebuah museum desa terpencil, mereka tidak pernah menyangka bahwa patung kuno sepasang Dewa Dewi Asmara akan membawa mereka ke dunia lain—Asmaraloka, alam para dewa yang penuh kemegahan sekaligus misteri. Di dunia ini, mereka bukan lagi manusia biasa, tapi reinkarnasi dari Dewa Kamanjaya dan Dewi Kamaratih—penguasa cinta dan perasaan.
Terseret dalam misi memulihkan keseimbangan cinta yang terkoyak akibat perang para dewa dan iblis, Romeo dan Tina harus menghadapi perasaan yang selama ini mereka abaikan. Namun ketika cinta masa lalu dan masa kini bertabrakan, apakah mereka akan tetap memilih satu sama lain?
Setelah menyadari kisah cinta mereka yang akan berpisah, Sebagai Kamanjaya dan Kamaratih mereka memilih hidup di dunia fana dan kembali menjadi anak remaja untuk menjalani kisah yang terpisahkan.
Asmaraloka adalah kisah epik tentang cinta yang melintasi alam dan waktu—sebuah petualangan magis yang menggugah hati dan menyentuh jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Villa Misterius

...****************...

Setelah masuk ke kamar hotel, Tina, Dinar, dan Tika mulai membereskan barang-barang mereka. Suasana kamar cukup nyaman dengan dua tempat tidur besar dan balkon yang menghadap ke kolam renang. Namun, meski lingkungan terasa damai, pikiran Tina masih terbebani oleh apa yang ia alami sebelumnya.

Dinar menyadari kegelisahan Tina. "Na, gue tahu lo masih kepikiran. Tapi beneran, coba lo tidur dulu malam ini. Besok kita atur supaya lo gak jauh-jauh dari gue atau Romeo," katanya sambil tersenyum, berusaha memberi rasa nyaman.

Tina hanya mengangguk kecil. "Iya, mungkin gue cuma terlalu capek," jawabnya pelan sambil merebahkan diri di tempat tidur.

"Tapi ya, Tina? Kenapa Lo bisa jatuh sama Romeo?" Tanya Dinar penasaran dengan Tina yang sedang mengeringkan rambutnya itu. Gadis yang di tanya menghela napasnya gusar. "Gue gak tau kenapa bisa jatuh sama dia...." gumam Tina yang menatap dirinya di cermin.

"Apa jangan-jangan ramalan itu?" celetuk Tika yang bangun dari tempat tidurnya yang tadinya menyimak mereka.

"Tika! gak ada hubungannya sama ramalannya."

...****************...

Sementara itu, di kamar sebelah, Romeo dan Jovan juga mulai beres-beres. Jovan yang terkenal jahil tampaknya mulai merasa bersalah. "Bro, tadi gue gak nyangka kalau keisengan gue bakal bikin Tina segitu takutnya," katanya dengan nada menyesal.

Romeo menatap Jovan sejenak, lalu menepuk bahunya. "Gak apa-apa, Van. Tapi lain kali, lo harus lebih peka. Tina bukan tipe cewek yang kuat sama hal-hal kayak gitu."

Jovan mengangguk pelan. "Iya, gue ngerti. Besok gue bakal lebih hati-hati," janjinya.

Malam semakin larut, dan meskipun sebagian besar siswa sudah tertidur, Tina masih terjaga, memandangi langit malam dari jendela kamar. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia merasa ada sesuatu di Desa Asmaraloka yang lebih besar dari sekadar studi banding. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikirannya, lalu akhirnya memaksakan diri untuk tidur.

Di kamar lain, Romeo yang juga belum tidur memandangi ponselnya sambil merenung. "Kalau ada apa-apa besok, gue harus siap," gumamnya pada dirinya sendiri sebelum akhirnya terlelap.

Wali kelas mengirim pesan di grup WhatsApp kelas untuk memastikan semua anak-anak siap tepat waktu esok hari. Pesannya berbunyi:

Buk Meli : "Selamat malam, anak-anak. Besok pagi kita akan sarapan jam 07.00 di restoran hotel. Setelah itu, jam 08.00 kalian harus sudah siap untuk berangkat ke Desa Asmaraloka. Pastikan kalian sudah mengepak barang-barang dengan rapi dan jangan sampai ada yang tertinggal. Jangan lupa patuhi peraturan di villa besok, ya. Selamat istirahat!"

Pesan itu langsung mendapatkan beberapa respons dari murid-murid yang berusaha memastikan tidak ada yang tertinggal atau terlambat. Tina melihat pesan itu dan merasa agak lega bahwa mereka akan tinggal di villa yang lebih aman, meski ingatan tentang kejadian tadi masih membayangi pikirannya.

Dinar kemudian menepuk bahu Tina. "Besok kita coba lebih rilex ya. Siapa tahu di villa besok ada hal-hal seru yang bikin lo lupa kejadian tadi," ucapnya sambil tersenyum.

Tina mengangguk pelan. "Iya, semoga aja," jawabnya, berusaha menenangkan diri.

Pagi hari tiba, dan suasana hotel sudah mulai ramai oleh anak-anak yang bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Desa Asmaraloka. Di restoran hotel, Tina, Dinar, dan Tika menikmati sarapan bersama teman-temannya. Meskipun Tina tampak lebih tenang, Dinar tetap memperhatikannya dengan cermat.

Romeo, yang duduk di meja sebelah, melirik Tina sesekali. Ia merasa lega melihat gadis itu mulai tersenyum saat berbicara dengan Dinar dan Tika. Namun, dalam hatinya, ia masih merasa bertanggung jawab atas rasa takut yang dialami Tina semalam.

Ketika waktu menunjukkan pukul 08.00, wali kelas mengumpulkan semua siswa di lobi hotel. "Baik, anak-anak! Pastikan barang bawaan kalian sudah lengkap. Bus akan segera berangkat," katanya dengan suara lantang.

Setelah semua siswa masuk ke dalam bus, perjalanan menuju Desa Asmaraloka pun dimulai. Sepanjang perjalanan, anak-anak bercanda dan bernyanyi, mencoba menikmati momen bersama teman-teman mereka. Tina, yang duduk di sebelah Dinar, mulai merasa lebih santai.

Romeo yang duduk di bangku belakang, melihat ke luar jendela, memikirkan hal-hal aneh yang mungkin menanti mereka di desa. Meskipun ia tidak percaya pada hal mistis, ia merasa ada sesuatu yang harus ia lindungi, terutama jika itu melibatkan Tina.

Sesampainya di Desa Asmaraloka, mereka disambut oleh warga setempat yang ramah. Villa tempat mereka menginap tampak indah dan dikelilingi pemandangan alam yang menakjubkan. Semua siswa terlihat kagum, termasuk Tina yang sedikit lupa akan kekhawatirannya.

"Na, gue rasa kita bakal baik-baik aja di sini," kata Dinar sambil merangkul bahu Tina. Tina mengangguk, merasa lebih optimis. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa desa ini masih menyimpan misteri yang belum terungkap.

Romeo tersenyum tipis sambil melirik Tina yang mulai mengoceh panjang lebar tentang pemandangan desa yang menurutnya sangat indah. "Liat deh, Din! Pohon-pohon ini kayak di film, kan? Udara di sini juga seger banget. Gue suka banget!" Tina terus berbicara dengan semangat, membuat Dinar ikut tertawa kecil.

Romeo yang duduk di bangku belakang hanya mengangguk sendiri sambil berpikir, Masih ngoceh nih anak, berarti aman. Hatinya sedikit lega melihat Tina kembali menjadi dirinya yang ceria.

Namun, di sela-sela ocehan Tina, Romeo tak bisa menghilangkan rasa penasaran. Ia mendekat ke bangku mereka dan dengan nada santai bertanya, "Tina, lo beneran gak apa-apa, kan? Gak ada yang aneh tadi pagi?"

Tina menoleh dengan alis terangkat. "Gue gak apa-apa, Rom. Lo jangan lebay deh! Gue udah bilang, gue cuma capek aja semalam."

Romeo tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Iya-iya, yang penting lo udah balik jadi Tina yang hobi ngoceh. Kalau lo diem, gue malah khawatir."

Tina menatapnya sejenak sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Tenang aja, Rom. Gue gak bakal bikin lo khawatir lagi," katanya sambil kembali mengobrol dengan Dinar, sementara Romeo kembali ke tempat duduknya dengan perasaan lebih tenang.

"Pagi cantik," sapa Jovan dengan senyum lebar, menggoda Tina.

Tina hanya tersenyum canggung, merasa sedikit risih dengan perhatian yang diberikan Jovan. Namun sebelum dia bisa merespon, Romeo yang duduk di dekatnya langsung menegur. "Jangan ganggu dia, Van," ucapnya dengan ketegasan yang ada di nada datarnya.

Jovan menatap Romeo dengan tatapan penasaran. "Lo siapa? Pacarnya?" tanya Jovan, sedikit mengejek, namun penasaran juga dengan hubungan Romeo dan Tina. Romeo menggeleng pelan, tetap tenang. "Bukan," jawabnya singkat.

Jovan, yang merasa masih ada peluang, hanya tertawa kecil. "Yaudah, Lo minggir aja. Gue mau pdkt sama si cantik ini," katanya sambil berkedip pada Tina.

Romeo hanya mendengus pelan dan memilih tidak membalas lebih jauh, tapi jelas dia tidak suka melihat Jovan mendekati Tina. Dinar yang duduk di sebelah Tina berusaha mengalihkan suasana. "Ayo, Tina. Sarapan udah siap, nanti kita telat."

Tina hanya mengangguk, merasa sedikit canggung dengan situasi itu, lalu mulai fokus pada makanannya.

Saat mereka tiba kembali di Desa Asmaraloka, Tina tak bisa menahan rasa penasaran yang muncul lagi. Saat semua murid sedang turun dari bus dan bersiap mengikuti kegiatan, pandangannya tertuju ke arah hutan di sebelah desa. Di kejauhan, suara ringkikan kuda dan derap langkahnya terdengar samar-samar, sama seperti yang ia dengar sebelumnya.

Tina merasa aneh dan sedikit gelisah, tapi kali ini, ia tidak ingin terbawa perasaan takut. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin itu hanya kebetulan, atau bagian dari desa wisata ini. Namun, rasa penasaran tetap ada.

Dengan hati-hati, Tina berjalan lebih dekat ke arah gapura desa, di mana mereka kemarin terjatuh bersama Romeo. Langkah kakinya lambat, tapi pasti, melangkah masuk lagi ke dalam desa itu.

Di belakangnya, Romeo yang memperhatikan gerakan Tina dari jauh merasa ada yang aneh. "Tina, mau ke mana?" panggilnya, berjalan cepat untuk menyusulnya. Tanpa menjawab, Tina terus menatap hutan itu, seakan ada sesuatu yang memanggilnya.

"Lo masih mikirin soal kemarin ya?" tanya Romeo ketika sudah berada di sampingnya, mencoba menarik perhatiannya kembali ke desa. Tina hanya mengangguk pelan, matanya masih terpaku ke arah hutan, mendengarkan suara kuda yang terasa semakin dekat.

1
sjulerjn29
" kita beneran dewa"😂
sjulerjn29: ya ampun thor suasana kerajaan tp gk ngebosenin .
thor mampir di episode baru ceritaku😊🤭
total 1 replies
HNP
semangat, jangan lupa follback.💪
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!