NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.

Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Aska menatap mereka dengan pandangan Acuh, dia hanya ingin keluarganya menyadari kesalahan yang mereka lakukan, dia harus mencari tau kenapa ayahnya begitu mempertahankan Marsya padahal dia bisa saja tidak peduli toh Marsya bukan anak kandungnya.

Tapi ayahnya begitu mempertahankan posisi Marsya sejak Marsya masih kecil bahkan saat ada Rere ditengah-tengah mereka yang jelas anak kandung. Dia merasa curiga dengan sikap ayahnya yang berlebihan kepada Marsya yang notabenenya hanya anak angkat sedangkan Rere adalah anak kandungnya dia biarkan begitu saja.

"Terserah apa kata kalian, ikuti aturan kalau masih mau tinggal disini, jangan banyak protes dan kamu Marsya pastikan bantu ibu mengurus rumah, kau perempuan jadi berguna lah sedikit disini".

"Kau harus tahu posisi mu disini, Rere saja yang anak kandung dan tidak terurus bisa membantu ibu mengurus semuanya walau dia bekerja sedangkan kau hanya anak angkat disini, jadi kau harus bisa melakukannya lebih baik dari Rere".

Tunjuknya kepada Marsya dengan kesal, lalu Aska membalikkan badannya meninggalkan keluarganya setelah memperingati mereka.

Marsya mengepalkan tangannya dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh kakak angkatnya itu. Dia akan melakukan cara untuk membuat Aska membayar penghinaan yang dia lakukan barusan padanya.

Ketiga Lelaki itu langsung memeluk Marsya dengan sayang begitu melihat wajahnya yang memerah dan mata berkaca-kaca. Dia memang marah dan juga kecewa.

"Sudah nak, tidak usah pikirkan perkataan kakakmu, dia hanya sedang banyak masalah makanya seperti itu". Pak Rauf berusaha menenangkan hati anak kesayangannya ini.

"Benar dek, jangan dengarkan kak Aska, dia hanya membual saja, ayah masih hidup, tidak mungkin dia akan mengusir kita dari sini, ini masih rumah ayah". Rafa memeluk sang adik untuk menenangkannya.

Memang diantara mereka semua hanya Aska yang sangat dekat dengan sang ibu sedangkan kedua saudara lelakinya itu dekat dengan sang ayah, lain lagi dengan Marsya yang menjadi kesayangan ibu dan ayah mereka sejak dia masih kecil bahkan ketika Rere sudah ada di kehidupan mereka.

"Aku pergi saja dari sini ayah, kak Aska sudah mengusirku dari sini, aku tahu diri kok kalau aku ini anak angkat". Marsya menangis untuk kembali menarik simpati.

Mereka langsung kembali memeluk Marsya karena takut Marsya sedih apalagi pak Rauf sangat mengkhawatirkan sang anak.

"Kamu tidak boleh pergi dari sini nak, ayah tidak mengizinkan kamu berada diluar sana sendirian, kamu anak perempuan kesayangan ayah". Pak Rauf memeluk anaknya ini dengan rasa khawatir.

Wajah cantik Marsya akan menjadi daya pikat semua laki-laki, dia khawatir jika anaknya ini kenapa-kenapa diluar sana.

"Tapi Kak Aska selalu menyindir ayah, hati aku sakit, sakit sekali". Marsya memukul dadanya agar menambah drama yang dia mainkan.

Hatinya sungguh dongkol mendapatkan perlakuan seperti itu, dia akan mencari cara supaya ayah angkatnya memberikannya rumah, dia sangat tahu jika ayahnya itu punya beberapa rumah dan sedang dikontrakan.

"Tapi nak, ayah khawatir kepadamu jika kamu diluar, kamu tahu sendiri, kami selama ini begitu menjaga dan menyayangimu". Pak Rauf mengelus kepala sang anak untuk membujuknya.

"Bukannya ayah punya beberapa rumah yah??, berikan aku saja satu ayah, biar aku tinggal disana, ayah dan kedua kakak bisa sering tengok aku disana". Ucapnya menatap ayahnya dengan penuh rasa permohonan.

Dia akan melancarkan aksinya menguras harta sang ayah secara perlahan tanpa mereka sadari.

Pak Rauf langsung mengundurkan tangannya, menatap dalam wajah sang anak dengan Tatapan yang tak bisa mereka duga.

"Rumah itu tidak bisa diberikan kepada kalian, itu adalah aset ayah dimasa tua karena ketika ayah tua, ayah tidak perlu meminta uang pada kalian, kalian usahakan sendiri, kalian sudah bekerja". Pak Rauf menatap mereka dengan dingin.

Dia teringat bagaimna keadaan orang tua nya yang selalu meminta uang pada anaknya di masa tua mereka, mereka dihina dan dicaci maki, itu lah sebabnya dia tidak mau bernasib sama seperti mereka.

"Ayah kok ngomongnya gitu?? ". Marsya menatap ayahnya dengan tidak percaya.

Dia pikir ayahnya begitu mencintainya dan akan memberikan dirinya apa saja, tapi nyatanya tidak sama sekali.

"Dengar kalian, ayah sudah membesarkan dan menyekolahkan kalian hingga dapat pekerjaan yang bagus, itu sudah cukup bagi Ayah, tugas ayah sudah selesai, jika kalian menikah, kalian harus mencari dananya sendiri karena ayah sudah tidak akan membantu kalian". Pak Rauf menatap tajam ketiga anaknya itu.

dia tidak mau memberikan bantuan lagi setelah mereka mendapatkan pekerjaan apalagi mereka akan menikah dan menghidupi keluarga mereka masing-masing terutama ketiga anak lelakinya.

"Ayah kok seolah-olah tidak sayang sama kita saat berbicara seperti itu, ayah marah sama aku karena meminta rumah ayah itu?? ". Marsya menatap ayahnya dengan kening mengkerut.

"Ayah sayang sama kalian semua tapi untuk hidup kalian kedepan, ayah sudah ingin bertanggungjawab nak, kalian sudah dewasa dan sudah punya pekerjaan, ayah sudah memberikan kalian bekal, jadi cukup itu saja kalian gunakan, tidak perlu lagi mengharapkan bantuan dari ayah, ibu dan ayah sudah tua, perlu menikmati hari tua dengan nyaman". Ucap nya dengan senyum dipaksakan.

Marsya menghela nafas berat, rencananya gagal total tanpa ada yang terealisasi, begini saja ayahnya tidak mau memberikannya apalagi jika dia mengalihkan semua hartanya untuk mereka, itu tidak mungkin.

"Maafin aku ayah, aku hanya tidak tahan disini, aku pikir dengan tinggal dirumah ayah, ayah bisa tetap mengontrol aku dibandingkan jika aku kos diluar, tapi tidak apa-apa, aku mengerti kalau ayah khawatir".

Marsya memasang wajah sedih agar ayahnya berusaha mengubah pikirannya, dia tidak tahu berhasil atau tidak.

"Tidak apa-apa, kamu disini saja sementara dan lebih baik kamu mencicil rumah nanti kalau sudah dapat gaji itu jauh lebih baik bukankah kalian berdua juga begitu?? ". Pak Rauf mengalihkan pandangannya pada kedua anak lelaki nya itu.

Keduanya tersentak kaget karena ayahnya tahu jika mereka memiliki rumah selain di sini.

"Tidak perlu kaget, ayah sudah tahu, usahakan secepatnya lunas, jangan ambil uang kontrakannya, bayarkan itu untuk mempercepat pelunasan".

Kedua anak lelaki itu tampak tersenyum kikuk kepada sang ayah, mereka tidak menyangka ayahnya tahu.

"Jadi kita akan tetap terima pilihan kak Aska?? ". Adam menatap ayahnya meminta persetujuan.

"Biarkan saja Aska menikah, mungkin dengan begitu perempuan itu bisa membantu ibumu pekerjaan rumah, kita tidak perlu sewa pembantu setelah ini". Dia mengindikkan bahunya tidak peduli.

"Benar juga Kalau ada perempuan satu lagi, ibu tidak akan kesulitan, aku rasa tiga perempuan sangat cukup untuk mengurus rumah". Adam menatap Marsya dengan senyum puas.

Keluarga mereka berpaham jika perempuan harus mengurus rumah dan anak dan laki-laki tugasnya bekerja, jadi jika perempuan bekerja dia akan tetap melakukan pekerjaan rumah.

1
Riska Ananda
novel terfav
Aisyah Putri Angel
jgn2 Marsya anak hasil selingkuh pak Rauff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!