Setelah kembali dari luar negeri, Keira Adelina Oliver terpaksa harus menikah dengan seorang pria asing untuk membantu perusahaan ayahnya yang diambang kebangkrutan.
Xavier Grayson Chester seorang pria tua berumur 34 tahun, dibuang oleh keluarganya setelah kecelakaan mobil yang dialaminya. Yang mana membuat kedua kakinya menjadi lumpuh. Dan sebagai imbalan atas kerja kerasnya, keluarganya mencarikannya seorang istri untuk menemaninya di pengasingan.
Dan bagaimana jika seorang wanita yang mirip dengan Keira muncul di tengah-tengah pernikahan mereka.
Apa hubungannya?
penasaran dengan ceritanya? yuk baca.
jangan lupa like and comment ya 🥰
ini karya ku yang pertama, jika ada kesalahan mohon maaf.
Terima kasih 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selenophile, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Xavier merasa ada yang aneh dengan sikap istrinya. Dia tidak tau alasannya kenapa, namun sedari tadi siang istrinya tampak sangat pendiam, tidak seperti biasanya yang selalu ada topik untuk dibicarakan. Walau sudah diajak bicara pun jawabannya sangat singkat.
"Kamu kenapa?"
"Gak papa."
"Mas ada salah sama kamu?"
"Enggak."
"Bohong. Keira kalau Mas punya salah, Mas minta maaf, hm?" ucap Xavier lembut, tangannya yang besar mengusap rambut halus Keira.
Untuk kali ini Keira tidak segera menjawab, dia hanya berbaring miring membelakangi Xavier.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus bertanya siapa wanita yang ada di foto itu? Tapi, bagaimana kalau dia bertanya dari mana aku tahu tentang foto itu."
"Sayang?"
Xavier merasa tak berdaya karena tidak mendapat tanggapan dari istrinya. Pupil matanya yang gelap menatap punggung kecil Keira yang terbaring membelakanginya.
"Apa aku harus memberitahunya? Yah seharusnya begitu daripada aku yang bingung. Masa bodoh kalau nanti dia marah."
Setelah pertimbangan yang mantap, akhirnya Keira berani berbalik menghadap Xavier. Dan bertatap langsung dengan mata hitam Xavier yang tajam dan gelap.
"Aku mau tanya foto wanita yang di laci itu siapa? Lalu Mas menyetujui pernikahan kita setuju karena aku sangat mirip dengan wanita yang mas cintai? Apa aku dijadikan sebagai pengganti seperti yang dikatakan Karina?" tanya Keira sedikit gugup.
Mendengar apa yang dikatakan Keira, ekspresi Xavier langsung berubah datar, dia menatap kepala Keira yang tertunduk dengan tajam.
"Kamu mendengar pembicaraan Mas dengan Karina?" tanya Xavier dengan nada dingin.
"Ti-tidak a-aku aku tidak sengaja mendengarnya a-aku…" Pada akhirnya di bawah tatapan menindas Xavier Keira menyerah.
"Maaf," bisik Keira menciutkan lehernya saat melihat tatapan tajam Xavier tertuju padanya.
"Aku tidak sengaja mendengarnya saat melewati taman untuk mencarimu," jelas Keira, tidak berani menatap langsung mata suaminya.
Mendengar penjelasannya ekspresi Xavier berubah lembut, dia mengangkat dagu Keira untuk menatap langsung matanya.
"Jadi gara-gara ini kamu cuekin Mas dari tadi?"tanya Xavier memastikan.
Keira mengangguk lucu sebagai jawaban, sambil menatap Xavier dengan takut-takut.
"Hah…." terkekeh lucu melihat tingkah istrinya, Xavier membawa Keira ke pelukannya lalu mencium kepalanya gemas.
"Jangan dengarkan dia, dia hanya berbohong. Mas tidak pernah mencintai siapa pun. Juga, Mas tidak pernah sekalipun menjadikanmu sebagai pengganti. Mas murni menikahimu karena usia mas yang sudah cukup tua untuk segera menikah," jelas Xavier.
Mendengar penjelasan Xavier membuat hati kecil Keira sedikit tenang, dan tanpa sadar bibirnya melengkung ke atas. Keira memeluk pinggang Xavier mesra.
"Lalu kenapa dia bilang aku sangat mirip dengan wanita itu?" tanya Keira penasaran sambil menatap rahang tegas Xavier.
"Mas tidak tau, sekarang ayo tidur," ucap Xavier tidak ingin membahas lebih lanjut. Dia memeluk Keira lembut dan membiarkan kepalanya terbenam di dada bidangnya.
"Oh…."Keira hanya tersenyum kecut matanya yang indah perlahan meredup. Dia sebenarnya tau kalau kata-kata barusan hanya mencoba untuk menenangkannya. Dan Keira juga tau kalau suaminya berbohong padanya. Jika Xavier tidak tahu, lalu kenapa ada foto wanita itu di ruang kerjanya.
"Yah tidak apa-apa Keira, setidaknya kamu tidak terlalu kecewa."
"Apa kamu mencintaiku…." lirih Keira pelan, lalu perlahan menutup matanya.
Mendengar nafas tenang dari wanita di pelukannya, Xavier membuka matanya, menatap lekat wanita di pelukannya lalu memeluknya erat dan mencium keningnya penuh kasih sayang.
Dagunya bertumpu di atas kepala Keira sambil menatap ke arah jendela yang memperlihatkan suasana malam yang sunyi dan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya bulan.
"Aku mencintaimu," bisiknya rendah di tengah malam yang sepi.
................
Di tengah hutan yang rimbun, sepi, dan gelap dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi, terdengar suara lolongan serigala yang membuat suasana hutan ini terlihat menyeramkan. Tidak ada seorang pun yang berani datang ke hutan ini sendirian, karena hutan ini terkenal dengan banyaknya hewan buas yang selalu berkeliaran di tengah malam ataupun siang hari untuk mencari mangsa.
Namun meski begitu, terdapat sebuah rumah mewah dengan lampu yang menyinari rumah itu di tengah hutan yang gelap dan sepi. Rumah itu sengaja dibangun oleh salah satu pengusaha kaya sebagai tempat persembunyian dari orang-orang yang mengganggu.
Selain itu, di salah satu ruangan yang dipenuhi dengan teknologi canggih seorang pria tengah duduk di depan layar komputer yang dipenuhi dengan kode-kode yang tidak dapat dimengerti. Jari-jarinya yang putih dan panjang mengetuk papan keyboard dengan lincah.
"Dasar David sialan, kenapa harus aku yang ngerjain ini sendiri sih," gerutu pria itu kesal.
Pria muda itu adalah Kenzo, salah satu dari ke 7 anggota SEVEN KILLER. Wajahnya sangat tampan dengan iris mata biru, rahang tegas, hidung mancung dan rambut mullet berwarna krem. Kenzo adalah anggota SEVEN KILLER yang bertugas sebagai hacker, tidak hanya itu Kenzo juga pandai bertarung dalam pertarungan jarak dekat.
"Akh…akhirnya selesai," ucapnya menghela nafas lega, dia kemudian mencabut flashdisk yang terpasang di komputernya.
Lalu bangkit dari kursinya, dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya menuju dapur untuk mengambil air minum.
Begitu lemari pendingin terbuka Kenzo terpana oleh jajaran botol air minum yang tertata rapi.
"Kenapa tidak ada makanan? Dasar Felix bajingan lagi-lagi dia tidak mau membeli makanan. Padahal bulan ini tugasnya, awas kalau ketemu gue kuliti lo hidup-hidup."
Kenzo tidak punya pilihan lain selain mengambil botol air minum yang masih tersegel. Membuka tutupnya, Kenzo langsung meneguk air minum itu dengan rakus.
"Kenzo!" teriak seseorang.
"Uhuk…uhuk…ah dasar sialan!"