Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?
Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKW Bab 15
Semenjak berpacaran dengan Bisma, Tuti terlihat lebih ceria. Karena setiap paginya ketika dia masuk ke dalam kelas, akan ada kotak bakal di atas mejanya. Setiap pulang dia akan bertemu dengan Bisma di rumah Bisma, mereka akan mengobrol dan bercanda bersama.
Sesekali Tuti juga akan diajak jalan dan jajan ketika mereka libur, keduanya sangat mesra. Tuti mulai betah memiliki kekasih, walaupun beda usia di antara mereka sangat jauh.
"Suka jadi pacar aku?"
"He'em," jawab Tuti malu-malu.
Setelah dua bulan mereka berpacaran, Bisma kembali mengajak Tuti ke rumahnya. Keduanya duduk saling menempel, Bisma bahkan tak lama kemudian memeluk tubuh mungil Tuti.
"Ehm! Kita sudah lama pacaran, boleh sun gak?"
"Jangan, kita bukan pasangan menikah. Tak boleh, hanya boleh peluk."
Bisma cemberut, dia bahkan langsung mengurai pelukannya dan membelakangi Tuti. Wanita muda itu tak enak hati, dia memeluk Bisma dari belakang.
"Kalau udah nikah nanti boleh semuanya, sekarang belum boleh. Harus sabar," bujuk Tuti.
"Tapi cuma cium, masa gak boleh?"
Bisma merajuk, Tuti semakin tidak enak hati dibuatnya. Wanita muda itu berpikir dengan begitu keras, tidak lama kemudian dia berpikir kalau mungkin yang namanya ciuman itu tak apa. Yang terpenting jangan sampai dia kehilangan keperawanan.
"Ya udah boleh, tapi cuma kecup aja. Gak boleh yang lain," ujar Tuti yang tidak sadar kalau pria yang dia bujuk itu adalah pria dewasa. Pria berusia dua puluh lima tahun, bukan anak kecil lagi.
"Bener ya? Boleh?" tanya Bisma sambil membalikan tubuhnya.
"Iya," jawab Tuti.
Bisma memonyongkan bibirnya, lalu dia mengecup bibir Tuti beberapa kali. Awalnya memang hanya sebuah kecupan, tetapi lama-kelamaan menjadi sebuah ciuman yang begitu panas.
Tuti sampai lupa dengan apa yang dia katakan sebelumnya, wanita itu begitu terbuai dengan apa yang dilakukan oleh Bisma. Sampai dia dalam keadaan polos pun tak sadar.
"Eh? Kamu mau apa?" tanya Tuti ketika Bisma menggendong tubuh mungil wanita itu dan membawanya ke dalam kamarnya.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Tuti, Bisma malah merebahkan tubuh wanita itu dengan begitu perlahan di atas tempat tidur. Sadar jika dirinya sudah dalam keadaan polos, Tuti dengan cepat mengambil selimut dan menutupi tubuhnya itu.
"Kamu tak boleh macam-macam!" ujar Tuti yang ketakutan ketika melihat milik Bisma yang sudah berdiri tegak.
"Jangan takut, Sayang. Kalaupun aku melakukan hal yang macam-macam aku pasti akan langsung tanggung jawab," ujar Bisma.
Tuti terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Bisma, walaupun pria itu berkata akan bertanggung jawab, tapi dirinya kini masih sekolah. Kalau misalkan dia hamil, itu artinya dia tidak akan bisa melanjutkan sekolahnya lagi.
"Nggak boleh loh, Yang. Nanti kalau aku hamil gimana?"
"Tenang aja, aku mandul."
"Hah? Beneran?"
"Iya," jawab Bisma.
Pria itu terus membujuk Tuti agar mau berpeluh dengan dirinya, hingga pertahanan wanita itu runtuh. Tuti menyerahkan mahkotanya kepada Bisma, wanita itu sampai menginap karena tak bisa berjalan setelah diambil mahkotanya.
Saat pulang dari rumah Bisma, Tuti habis terkena marah kepada kedua orang tuanya. Wanita itu hanya bisa tertunduk sambil mencari alasan agar tidak menjadi amukan kedua orang tuanya.
Setelah hati itu, Tuti semakin disayang oleh Bisma. Mereka lebih sering bertemu dan melakukannya, selalu saja mereka melakukannya setiap ada kesempatan.
Bahkan, keduanya sering melakukannya di ruang guru ketika yang lainnya pulang. Namun, mereka masih menyempatkan diri untuk melakukan dosa enak itu.
Setelah empat bulan, Tuti tak pernah datang bulan. Tuti mulai merasa resah, terlebih lagi perutnya mulai mengembang dan terasa keras.
"Apa mungkin aku hamil? Tapi, katanya Bisma itu mandul."
Tuti dilema, dia percaya kepada Bisma. Namun, tetap saja dia ingin memastikan. Tuti diam-diam pergi ke dukun beranak, dia minta wanita tua itu untuk memeriksakan dirinya itu.
"Kamu hamil, sudah empat bulan. Siapa pelakunya?"
Tuti tentu saja kaget mendengar apa yang dikatakan oleh dukun beranak itu, karena dulu Bisma berkata kalau pria itu adalah pria mandul. Namun, pada kenyataannya dia hamil empat bulan.
"Digugurkan bisa?" tanya Tuti reflek.
"Udah jadi bayi, udah bernyawa. Kalau kamu menggugurkan kandungannya, nyawa kamu akan terancam."
Tuti ketakutan, niatnya dia urungkan karena takut meninggal di tempat. Percuma kalau dia menggugurkan kandungannya tetapi dia ikut mati bersama dengan bayinya.
"Kalau begitu aku pamit," ujar Tuti.
Wanita itu dengan cepat pergi ke rumah Bisma menggunakan sepedanya, tentu saja dia ingin meminta pertanggungjawaban kepada pria itu. Namun, saat dia mengetuk pintu rumah Bisma, tak ada yang menyahutinya.
Tuti yang penasaran berusaha untuk membuka pintu rumah itu, tetapi ternyata dikunci. Tuti yang panik langsung mencari orang untuk menanyakan Bisma, karena jarak rumah Bisma dengan tetangganya lumayan jauh.
"Bu, maaf mau tanya."
Tuti bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang sedang menyapu di halaman rumahnya, wanita itu menghentikan aktivitasnya dan menolehkan wajahnya ke arah Tuti.
"Mau tanya apa, Neng?"
"Anu, Bu. Itu Pak Bisma ke mana ya? Kok rumahnya dikunci?"
"Oh, pak Bisma udah pindah. Kemarin udah pergi ke kota, rumahnya bahkan sudah dijual."
"Hah? Pergi? Rumahnya dijual?"
"Iya, katanya dia sudah pindah tugas ke kota. Udah gak ngajar lagi, masa ngajarnya udah abis."
"Pak Bisma dimutasi?"
"Iya, memangnya kenapa?"
"Tak apa," jawab Tuti dengan rasa kecewa yang besar.
Tuti akhirnya pulang ke rumah, dia menyendiri di kamar dan tak pergi sekolah. Tentu saja hal itu membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya, dia takut kalau putrinya itu akan kenapa-kenapa.
"Kamu kenapa sebenarnya, Nak? Kenapa tak pergi ke sekolah? Apa sakit?"
wis kapok mu kapan bjo gaib mu wis modyarrr
hadiahnua bisa diambil dirumah kk othor ya...😂😂😂
Bu Tuti syok berat ini.. udah beli segala macam perlengkapan pemujaan lagi.. /Facepalm//Facepalm/
secara suami gaib nya musnah tp apakh nnti akan menuntut blas yg lebih kejam lagi ga yaaa /Smug//Smug//Smug//Smug/
trus kalau bi Tuti pulang nanti bagaimana ya....
Bagas kok masih bisa menahan emosinya saat melihat bi Tuti... keren banget kamu bagas
setanya marah yaaa tp.klo marah masa iya g bisa sih dinlwan dgn doa
minta sm yg esa gtu 🤔
dan si tuti dpt karmanya
undg pak uztad ngajiin biar keluar tuhh mahkluk gaib biar aman rumah
Halah... paling geh nanti Bagas juga suka sendiri sama Wati. 🤭