Seorang Dokter muda yang jenius dan ahlibeladiri mati karena menolong anak kecil dari mobil yang akan merenggut nyawanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAJA KERAJAAN SHI SAKIT.
Kehidupan Alea di desa Cahaya setiap hari selalu di isi dengan kehidupan membantu penduduk dan mengelolah bisnisnya yang semakin maju. Desa Cahaya pun semakin di kenal di empat kerajaan dengan makanan yang aneh dan enak. Juga dengan rumah obat dan tabib jeniusnya, Setiap hari rumah obat dan restoran nya selalu penuh dengan pengunjungnya. Apalagi Alea membuat daerah itu menjadi tempat wisata dengan air tejun dan persawahan yang sangar dan subur. Alea juga memberi ide pada para penduduk untuk membuat taman. Kini Desa Cahaya adalah desa yang sangat indah , membuat para pendatang yang datang kesana betah untuk tinggal. Seperti saat ini terlihat Alea sedang berkumpul bersama para penduduk di balai desa , mereka sedang membicarakan masalah di desa Cahaya.
"Nak Hanpey... Kami warga Desa ini sepakat akan mengangkat nak Hanpey menjadi kepala Desa , kami mohon nak Hanpey mau ...." kata kepala desa saat selesai merundingkan melebarkan waduk yang ada di bawah air terjun.
'Saya jadi kepala desa pak....?" tanya Alea sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya nak...." jawab pak kepala desa .
"No...no..no...itu nggak mungkin pak..." jawab Alea. Bagaimana jika mereka tahu kalau dia seorang wanita.Bukankah di jaman ini seorang wanita masih berada di belakang pria.
"No no....?" ucap mereka dengan wajah penuh tanya.
"Oh maaf....maksud saya itu tidak mungkin pak....?" jawab Alea kaget sendiri karena dia keceplosan bahasa modern.
"Ooo...memang kenapa nak...kenapa kau menolak gagasan kami...?" tanya kepala desa ketika mendengar penolakan Alea dari Alea untuk menjadi kepala desa mereka.
.
"Alea masih terlalu muda pak... Begini saja...bapak tetap menjadi kepala desa lalu saya akan mendukung bapak dari belakang... Sebab bapak- bapak tahu kan dengan kesibukan saya.... Apalagi saya ingin belajar di sekolah perguruan di kerajaan Shi...Saya ingin menjadi seorang Alkemis...." jawab Alea.
Terlihat wajah para penduduk kaget mendengar omongan Alea.
"Jadi nak Hanpey mau meninggalkan Desa Cahaya...?" tanya kepala desa.
"Iya...untuk sementara saja pak... Setelah saya lulus dari sekolah itu, saya akan kembali kedesa Cahaya ini..." hibur Alea.
Mereka terdiam mendengar omongan Alea. Namun mereka juga menyetujui pemikiran atau keinginan Alea. Dengan keahlian Alea di bidang pengobatan memang lebih baik kalau Alea(Hanpey) sekolah Alkemis di perguruan Calang di kerajaan Shi yang terkenal itu.
"Kapan nak Hanpey akan pergi kesana ..?" tanya kepala Desa.
"Tiga bulan lagi akan ada pendaftaran murid baru pak.." jawab Alea.
"Tiga bulan lagi...? Lalu kapan kau akan pergi..?" tanya kepala desa.
"Perjalanan dari sini ke kerajaan Shi membutuhkan hampir satu bulan . jadi kemungkinan saya berangkat dua bulan lagi pak..." jawab Alea.
"Baiklah kalau begitu kami hanya bisa mendoakan semoga nak Hanpey di terima menjadi murid di sana..." kata kepala desa sambil tersenyum . dia tulus mendoakan Alea yang sudah dia anggap seperti putranya sendiri. Karena tanpa ide dan dukungan Alea, Desa Cahaya tidak akan bisa makmur dan ramai seperti sekarang ini. Setelah selesai pertemuan itu, Alea pulang bersama Mimi dan Zio Sang .
Di dalam perjalanan pulang, Mimi dan Zio Sang bertanya tentang omongan Alea yang akan pergi ke kerajaan Shi yang membuat mereka kaget.
"Pey'er...apa benar kau akan pergi ke perguruan calang...?" tanya Zio Sang .
"Iya....aku ingin menjadi Alkemis .." jawab Alea .
"Pey'er..kenapa kau nggak bilang paduku... ?" tanya Mimi dengan wajah cemberut dan sedih.
"Aku baru mendengar kabar itu tadi malam dari pengunjung restoran kak..." jawab Alea.
"Kakak ikut kan Pey'er...?" tanya Mimi lagi.
"Kakak mau ikut...?" tanya Alea sambil memandang Mimi.
"Iya...lagian kakak nggak ingin kau meninggalkan kakak..." jawab Mimi sambil memandang Alea dengan wajah memohon.
"Lo..nanti ada yang merindukan kakak dong..." goda Alea sambil menatap Zio Sang .terlihat wajah Zio Sang memerah.
"Maksudmu apa sich...." Kata Mimi tapi wajahnya terlihat memerah juga . Alea tertawa melihat tingkah Mimi dan Zio Sang karena dia tahu kalau antara Zio Sang dan Mimi terjadi sesuatu.
"Gege Zio...kau nggak keberatan kan kalau kak Mimi ikut denganku...?" kembali Alea menggoda mereka berdua.
"Pey'er..gege nggak jadi masalah kok... Bukankah kami akan bertemu kembali.." jawab Zio Sang sambil memandang Mimi. Terlihat senyum lembut di wajah Zio Sang saat memandang Mimi . Wajah Mimi kembali memerah. Namun terlihat senyum manis di wajah Mimi yang cantiknya.
Memang semenjak Alea masuk kedalam tubuh Putri Lea, Mimi mulai terawat tubuh dan penampilannya. Dia bukan lagi pelayan yang berpenampilan dekil dan bau. Tapi berubah menjadi seorang gadis yang cantik dan lembut serta mempesona.
"Baiklah kakak ikut Alea pergi ke perguruan Calang , di sana kakak bisa memperdalam seni bela diri kakak...." kata Alea.
"Trimakasih Pey'er...." seru Mimi kesenangan.
"Atau gege Zio juga mau ikut ...?" tanya Alea pada Zio.
"Tidak Pey'er....ilmu beladiriku tidak setinggi Mi'er...aku takut tidak lulus dalam seleksi murid baru...." kata Zio Sang dengan wajah sedih. Memang tenaga dalam Zio Sang lebih tinggi Mimi. Karena Mimi dapat pelajaran dari Alea lebih dulu dari pada Zio Sang walaupun Zio Sang lebih dulu memiliki ilmu beladiri. Dan Mimi beberapa kali mendapatkan buah kehidupan serta beberapa kali berlatih di dalam ruang dimensi bersama Alea.
"Gege Zio bisa belajar lebih giat lagi, mungkin tahun depan gege bisa menyusul Alea dan Mimi pergi kesana.." hibur Alea.
"Benar katamu Pey'er...aku akan berlatih lebih giat agar aku bisa menyusul kalian..." kata Zio Sang semangat.
Tanpa terasa mereka telah sampai di depan Restoran milik Alea. Saat mereka masuk kedalam Restoran , banyak pasang mata memperhatikan mereka bertiga. Jika mereka pelanggan yang sudah biasa datang kesana, mereka sudah tahu siapa Alea dan kedua orang yang ada di sebelahnya. Tapi jika mereka pelanggan baru, mereka akan bertanya dan terpesona melihat ketampanan wajah Hanpey di balik topengnya.
"Hey..siapa mereka itu...mereka bertiga tampan dan cantik ya...apalagi pria yang memakai topeng, walaupun Wajahnya tertutup topeng tapi masih terlihat kalau wajah itu tampan rupawan..." kata seorang pelanggan yang baru datang di restoran itu.
"Dia pemilik restoran ini beserta kakak dan gegenya....dia juga tabib pemilik rimah obat yang ada di sebelah... dia terkenal dengan tabib Ajaib karena setiap penyakit yang dia tangani selalu dapat dia Sembuhkan.. " kata Pria yang ada di sebelah orang yang bertanya tadi.
"Benarkah dia seorang tabib juga....? Wajahnya yang tampan dan masih mudah sungguh membuat orang tak percaya...." jawab pria pertama.
"Akupun pertama kali mendengarnya tak percaya , namun saat aku menderita sakit parah dan banyak tabib tak mampu mengobatiku keluargaku membawaku kemari. Dan beberapa hari kemudian aku sembuh total. Dan kau lihat aku sekarang ini , sehat kan...?" kata pria kedua sambil tertawa.
"Mengejutkan sekali, pria yang masih muda seperti itu punya keahlian dalam pengobatan.
"Aku juga mendengar kalau ilmu beladiri nya cukup tinggi..." kata pria kedua.
"Dia juga memiliki ilmu beladiri....?" tanya pria pertama kaget.
"Benar sekali..." jawab pria kedua.
"Darimana kau tahu itu...?" tanya pria pertama.
"Semua orang di kota kerajaan Long sudah banyak yang tahu, karena dia sesekali datang kearena adu kekuatan , dan hasilnya akan dia berikan pada orang yang membutuhkan ...." jawab pria kedua.
"Gila...baik benar dia...." seru pria pertama.
"Kalau soal kebaikannya dia semua orang sudah tahu...dia panutan di desa ini, dia sangat di hormati di desa ini.. Kemajuan desa ini berkat dia...dan kau tahu, rumah pengobatan yang sering di ku jungi orang itu tidak akan menarik biaya pengobatan pada orang miskin sepeserpun..." kata pria kedua menjelaskan . dan pria pertama hanya menggeleng- gelengkan kepalanya karena kagum.
"Darimana semua ini kau ketahui...?" tanya dia penasaran.
"Keluargaku ada yang tinggal di desa ini...dan aku sering berobat dan makan di sini..karena kau tahu rasanya masakan disini kan...masakan dan kue disini aneh bentuknya tapi rasanya enak sekali..." kata pria kedua dengan bangga.
Tanpa mereka sadari di pojokan terlihat dua orang pria yang memakai tudung kepala sedang mendengarkan perbincangan mereka berdua. Dan dia juga mendengarkan perbincangan para pembeli yang berada di restoran ini yang membanggakan pria muda tadi dan kenikmatan restoran , keindahan desa Cahaya ini.
"Siapa pria muda itu...dia juga seorang tabib...tapi dia sangat muda sekali...tapi kenapa aku femiliar sekali dengan wajah pria itu, dimana aku pernah bertemu dengannya...?" kata pria itu.
"Pangeran....apa pangeran mengenal pria pemilik restoran ini..." tanya pria yang duduk di depannya.
"Aku merasa femiliar dengan wajah itu... tapi aku lupa dimana aku pernah bertemu dengannya...." jawab sang pangeran.
Pria yang duduk di depan sang pangeran hanya bisa memandangi wajah junjungannya tanpa tahu apa yang harus dia ucapkan.
Setelah puas mendengarkan pembicaraan mereka, kedua pria tadi segera keluar dari dalam restoran setelah membayar makanan yang telah mereka makan. Memang masakan restoran itu sangat enak sekali, walaupun bentuknya aneh.
Mereka berjalan menjauh dari desa Cahaya. Ketika sampai di daerah yang sepi dia berhenti.
"Jiyao...." ucapnya pada pria di sebelahnya.
"Hamba pangeran...." ucap pria yang bersamanya.
"Cari tahu siapa sebenarnya pria itu selidiki dia , aku tunggu secepatnya kabar darimu...aku akan kembali ke kerajaan Shi...aku mendengar Ayahanda
Jatuh sakit lagi..." kata pria bertudung itu yang ternyata putra Mahkota Lingzhi.
"Kenapa kita tidak membawa tabib muda itu ke kerajaan saja pangeran..." usulan sang pengawal kepercayaan pangeran Lingzhi.
"Kita lihat dulu kemampuan para tabib kerajaan, jika mereka tidak mampu baru aku akan mengabarimu..." jawab pangeran Lingzhi datar.
"Hamba pangeran..." jawab sang pengawal.
"Kerjakan tugasmu secepatnya, aku akan kembali ke kerajaan..." kata pangeran Lingzhi lagi.
"Baik pangeran..." jawab sang pengawal yang bernama Jiyao .
Tak lama pangeran Lingzhi berkelebat pergi meninggalkan Jiyao bersama pengawal bayangannya. Sedang Jiyao kembali kedesa cahaya untuk melaksanakan perintah sang pangeran.
Sedang pangeran Lingzhi sendiri sesampainya di kerajaan Shi dia di sambut oleh tangisan Bundanya. yaitu permaisuri Shulia .
"Pangeran Lingzhi...gimana ini... Ayahandamu kembali sakit..." ucap sang Bunda sambil menangis.
"Apakah para tabib sudah tidak mampu merawatnya Bunda..." seru pangeran Lingzhi dengan wajah marah.
"Mereka sudah menyerah anakku...kau tahu sendiri penyakit ayah handamu..." jawab sang ibu.
"Bunda...Lingzhi akan memanggil seorang tabib dari kerajaan Long... semoga dia bisa menolong ayahanda.." jawab pangeran Lingzhi dengan wajah ber harap.
"Apakah dia tabib yang bagus nak...?" tanya sang Bunda .
"Dia sudah terkenal keahliannya di sana Bunda...semoga dia mampu menolong ayahanda..." kata pangeran Lingzhi.
"Bagus kalau begitu anakku...cepatlah panggil dia..." kata permaisuri Shulia dengan wajah pengharapan.
Akhirnya pangeran Lingzhi segera mengutus pengawal bayangannya untuk mengabarkan ini pada Jiyou yang memang sudah berada di desa Cahaya.
Maaf bersambung dulu ya ceritanya. jangan lupa like , vote , dan komennya.
Bersambung.
Wajah Putra Mahkota Pangeran Lingzhi
yang sedang bersedih.
Jendral Guansi sekaligus sahabat Pangeran Lingzhi.
Pengawal kepercayaan Pangeran Lingzhi dan juga sahabat dekatnya yang bernama Jiyou .
padahal karya kamu bagus2 lho kak, aku suka dan selalu mengikuti karya2 kamu.