NovelToon NovelToon
Diam-Diam Married

Diam-Diam Married

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / Patahhati / Romansa Modern / Tamat
Popularitas:12.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Inggit Prameswari terpaksa menikah muda dengan Albiru Rasdan karena perjodohan yang dibuat oleh orang tua mereka. Usia keduanya yang masih begitu belia, menyebabkan rumah tangga mereka dipenuhi dengan banyak drama. Terlebih sikap dingin Biru yang mendarah daging, menyebabkan keduanya bagai pasangan Tom and Jerry yang tak pernah akur dengan yang namanya perselisihan.

"Maju satu langkah gue teriak nih!" ancam Inggit

"Well, lo harus membayar mahal atas semua perlakuan lo ke gue." Biru.

Jangan lupakan pria tampan yang diam-diam menaruh hati pada Inggit, dia Ares. Laki-laki yang siap berjuang sampai di titik nadir, walaupun aral melintang di depannya. Pria itu tetap berkata, "Mari kita jalani ini semua bersama." Ares

Perjalanan cinta segitiga yang mengharu biru, persahabatan, cinta dan kesetiaan yang di uji.

follow ig~ mazarina_asrifaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

"Dua hari ini ke mana? Kenapa tidak pernah membalas pesan dariku?" tanya Ares penasaran. Setelah kenyang, ia pikir mengobrol akan lebih nyaman. Ares mengajak menepi di gazebo kampus. Mereka tengah duduk santai sambil menikmati angin yang semilir siang hari.

Sebelum beranjak, Ares sengaja membeli cemilan dan minuman kemasan untuk teman ngobrol santai.

"Maaf Ares, tidak maksud hati mengabaikan pesan lo, gue terlalu sibuk di dunia nyata," jawab Inggit jujur.

"Sesibuk apa, Nggit? Lo membuat gue cemas."

Hening ... untuk beberapa saat

Inggit tidak berminat membagi cerita ranah pribadinya. Namun, menyikapi laki-laki ini, Inggit sedikit bingung, apakah gadis itu harus jujur?

"Romo gue sedang sakit, jadi ... gue sibuk menjaganya," jawabnya jujur.

"Bokap lo sakit? Sakit apa? Boleh gue jenguk?" pintanya berharap bisa lebih dekat.

"Emm ... Romo belum bisa dijenguk, lain kali aja ya?" ujar gadis itu merasa tidak enak.

"Kenapa, Nggit? Bokap lo sakit apa, kenapa nggak boleh jenguk?"

"Bukan nggak boleh, tapi waktunya kurang tepat."

"Gue 'kan teman lo, masak jenguk nggak boleh, di rumah sakit mana?" tanyanya ngeyel. "Apakah habis dari kampus mau langsung ke sana?"

"Rencana iya, tapi ... beneran deh, Romo gue sedang butuh istirahat banyak, jadi jangan sekarang ya jenguknya."

"Yah ... padahal pingin banget kenalan sama calon mertua," celetuk Ares yang seketika membuat Inggit tersedak minumannya sendiri.

"Hati-hati! Nggit minumnya." Ares membantu menenangkan dengan mengusap punggung gadis itu.

Ares merasa ada sesuatu yang ditutup-tutupi Inggit terhadap dirinya. Gadis itu terlihat berbeda, paling susah dideketin dan responnya terlihat begitu santai saja berhubungan baik dengannya. Atau mungkin Inggit tidak tahu tentang kehidupan Ares yang sesungguhnya. Ares benar-benar penasaran mengulik tabir kehidupan gadis itu yang sulit terbuka.

"Oke deh, lain kali boleh ya, gue main ke rumah lo."

Inggit hanya bingung dengan statusnya, seandainya Inggit mempersilahkan pria itu menjenguk Romonya.

"Nggit, sorry kalau gue lancang, tapi gue kepikiran terus sama lo semenjak hari itu, lo mau nggak, bukan hanya sekedar teman, maksud gue ... gue serius sama lo?"

Ini orang maksudnya apa sih, kok makin lama makin ngelantur.

"Maksudnya?" Inggit benar-benar bingung.

Pria itu mengambil tangan Inggit yang begitu dingin untuk digenggam. Ada debaran aneh yang terasa kala mereka bersentuhan. Rasa penasaran, ingin memiliki seutuhnya, sampai ia lupa saat ini sedang berpijak di belahan bumi mana.

Inggit jelas tidak nyaman, ini tempat lumayan lengah, tenang dan damai. Sedikit menepi dari hiruk pikuk aktifitas kampus, hanya ada beberapa orang yang berseliweran di sana. Ares menggenggam tangannya. Inggit benar-benar bingung menyikapi pria itu. Jujur ada rasa nyaman, tetapi ia bingung. Dengan cepat gadis itu menarik jari jemari tangannya yang saling bertautan.

"Sorry, Nggit. Ini mungkin tidak tepat, tapi gue mau jujur sama perasaan gue ke elo, gue suka sama lo, Nggit."

Seketika Inggit menatap lekat mata Ares. Ada kesungguhan di sana, tidak tahu kenapa, Inggit juga merasa nyaman di dekat pria itu, hanya saja status yang membelenggu membuat pikirin gadis itu kacau balau.

Mereka saling diam cukup lama. Mencerna pikiran dan hatinya yang terus Berlawanan.

"Sorry, Res. Gue ... "

"Nggak usah dijawab sekarang nggak pa-pa, Nggit. Gue bakalan nungguin lo sampai jawaban itu membuat hati gue senang."

Inggit benar-benar berada dalam dilema, jelas ia tidak bisa langsung mengambil keputusan suka, ataupun tidak. Tanpa sadar status yang mengikatnya, cukup membuat ia repot dan terpenjara di dalamnya, ada dorongan yang kuat, yang memaksa gadis itu terus bertekad untuk berpisah dari Biru.

Sementara Biru mengejar Hilda sampai pria itu meninggalkan kampus. Biru hanya memutari jalanan dengan mobilnya tanpa arah dan tujuan yang jelas.

"Ini sebenarnya kita mau ke mana sih," kesal Hilda mengomel. Tidak tahan diabaikan di dalam mobil begitu saja.

"Kalau lo nggak suka, bisa turun sekarang!" seru Biru seraya menghentikan mobilnya.

Emang dasar laki-laki raja tega. Sifat Biru ternyata kalau sedang kesal sama saja, bahkan dengan Hilda yang kekasihnya pun seenak jidat saja.

Sialan nih orang, kalau bukan karena gue masih butuh uang lo, jauh hari gue tinggalin.

"Jangan gitu dong, beb, gue tahu lo lagi kangen, 'kan sama gue, makannya uring-uringan gini. Gimana kalau kita ... main. Lama lo nggak jamah gue," kata perempuan itu, melepas seat beltnya dan menempel pada pria itu. Biru memang sudah berminggu-minggu tidak menyentuh Hilda, terakhir waktu di kost sebelum pria itu melangsungkan pernikahan palsunya dengan Inggit.

Hilda jelas perayu paling handal di kelasnya. Gadis itu lihai bermain dengan situasi yang ada. Pandai membaca suasana yang terjadi. Hilda mengendus pipi Biru dengan nakal, seketika ia meraup bibirnya yang terasa menggoda.

Ada perasaan yang tak sama, hambar dan jenuh yang dirasakan Biru. Bahkan saat-saat seperti ini pun, ia tak lagi merasakan dag dig dug kala Hilda mengawali sentuhan itu. Ke mana perasaan dulu yang menggebu. Hilda lebih mendominasi, sementara Biru sibuk berperang dengan hatinya. Laki-laki memang sebrengsek itu, ia bisa menikmati walau hatinya berbeda.

Suara pekikan klakson menghentikan aksi jahiliyah mereka. Keduanya saling terkesiap memisahkan diri. Seorang petugas kepolisian nampak mengetuk pintu kaca mobil Biru. Dengan sigap pria itu menurunkan jendela kaca mobilnya.

"Selamat siang Pak, mohon maaf, Anda parkir di bahu jalan yang tidak semestinya. Demi menjaga ketertiban lalu lintas, Anda kena tilang!" tegas Pak Polisi yang sedang berpatroli menginterupsi.

"Tapi, Pak, saya hanya berhenti sebentar, ini sudah mau jalan," kilah Biru mencoba mangkir.

Gara-gara rasa kesal, ia sampai lupa dan berhenti tanpa melihat sekitaran. Pria itu menggerutu kesal.

"Silahkan adik turun!" titahnya, polisi tersebut meneliti penampilan Biru yang cukup lecek dan acak-acakan. Tentu saja atas ulah Hilda yang agresif.

"Kalian melakukan tindakan amoral di dalam mobil?!" tuduhnya penuh selidik. Bukan hanya mobil mereka yang kena gerek, tetapi keduanya juga diglandang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait tindakan anak remaja yang mesum di pinggir jalan.

"Ini semua gara-gara lo, Da. Kenapa tidak tahu tempat sih!" bentaknya kesal. Pria itu mengomel sepanjang jalan. Boro-boro dapat 'iya iya' yang ada mereka mengalami kenaasan yang bertubi.

"Kok lo nyalahin gue sih, udah jelas lo juga diem aja, sama-sama mau," jawab Hilda tak kalah kesal. Mereka tertangkap basah sedang berduaan di mobil dengan pakaian Hilda yang sedikit terbuka.

Atas kasus ini, pihak kepolisian menahan remaja tanggung itu dan memberi siraman rohani. Ia bisa pulang setelah dijemput orang tuanya. Jelas Biru dan Hilda tidak mau menghubungi kedua orang tua mereka masing-masing. Hilda yang di tanah perantauan, sementara Biru, sudah jelas, tamat riwayatnya jika orang tua mereka tahu sedang berbuat yang tidak senonoh dengan perempuan selain dengan istrinya.

1
Melda Herawaty
👍🏻👍🏻 ga nyesal baca brpun telat 😆, salah satu author fav ku🤩
Anisha Khalifah
jujur agak gimana gitu liat sikap inggit
Susanti Susanti
Luar biasa
Rara Love
klo bisa kak asri ceritanya lanjutin dong dengan cerita rumah tangga yg harmonis bersam anak mereka albitu dan inggrit
Rara Love
tak bosan bosan baca cerita ini dari 2021 masih di ulang membaca berkali kali sampai sekarang
Rara Love
ceritanya yg mengharuskan biru sebuah cinta yg murni karena akhlak dan kesederhanaan ,menjadikan cinta yg hakiki karena kesabaran dan keyakinan akan jodoh yg baik
Khadijah Nafisah
good
pipi gemoy
tamat 2x 🌹👻
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂
baca ulang gue
Desri Yasmita
Luar biasa
Yeni Atik Munawaroh
lagi kangen karya kak asri yang di sini huhu

mau nostalgiaan ama Inggit dan Birru🤭
Qaisaa Nazarudin
Heran aku masih bocil udah celap celup aja,Gimana gedenya jadi players sejati.. Kasihan banget Inggit,Ini juga katena KEEGOISAN bokapnya..
Qaisaa Nazarudin
Kadian Inggit dapet barang bekas..
Ney Maniez
waduhh 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
Ney Maniez
geli ma cowo kyk gt🤦🏻‍♀️
Ney Maniez
aku mampir
SeoulganicId
sumpah pengen liat si biru guling guling nangis sumpah
Efratha
Luar biasa
Nur Aini
semoga Author jodohin inggit dengan ares😥
Mebang Huyang M
ceritanya seru bangat ending yg bahagia dan banyak tawa didlm. salam sehat dan sukses selalu thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!