Menikahi Pria Kejam

"Boleh aku duduk di sampingmu, kaka ipar.." Ucap Ella yang berdiri di belakang Eryna.. Eryna yang mendengar seserorang berucap langsung menoleh dan tersenyum.

"Boleh." Jawab Eryna.

"Makasih.." Ucap Ella lalu duduk di samping Eryna.. "Ouh ya kak, perkenalkan nama ku Ella, aku adiknya kak Will.." Ella menjulurkan tangannya untuk berkenalan..

"Eryna." Ucap nya sambil menjabat tangan Ella.. "Ouh jadi iam punya seorang adik perempuan." Batin Eryna.

"Aku harap kita bisa menjadi kaka adik.,." Ucap Ella dengan senyum tulusnya..

Eryna juga ikut tersenyum..

"Kau sangat cantik kak Eryna, beruntung yah kak Will bisa memiliki istri yang cantik seperti mu kak."

Lagi lagi Eryna hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Ella, sang adik ipar..

"Jangan benci kak Will yah.. Dia hanya sedang dalam proses bad mood saat ini.." Ucap nya sambil tertawa.. "Tapi kak Will, aslinya sangat baik loh kak.."

"Masa sih.."

"Ia kak Will sangat baik lo.. Jadi aku harap kaka bisa bertahan yah di sini.."

"Akan ku coba, tapi aku tidak bisa janji.."

"Ouh yah kak, bagaimana kabar kak Adzam...?" Tanya Ella..

"Kau kenal Adzam,.? Kaka ku...?"

"Iya, sangat mengenal baik.. Jadi bagaimana kabar kak Adzam..?"

"Mungkin dia baik baik saja.. Tapi aku tidak yakin." Jawab Eryna sedikit bersedih..

"Apa apa kak..? Apa ada sesuatu yang terjadi..?"

"Semenjak tinggal di sini, aku hanya menghubungi kak Adzam sekali, dan itu pun hanya secara diam diam menelpon.."

"Astaga ini pasti perbuatan kak Will., Kakak yang sabar yah, nanti aku akan memarahi kak Will."

"Tidak usah El, aku baik baik saja kok.. Ouh ya maaf, aku ke dalam dulu.." Pamit Eryna..

"Kak, kumohon cobalah bertahan sebentar saja dengan hubungan ini,." Teriak Ella saat Eryna sudah mulai berjalan jauh..

"Kau benar El, aku akan bertahan sampai semuanya terbukti.. " Batin Eryna..

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Pagi harinya seperti biasa, Eryna menjalan kan rutinitasnya, saat sudah membantu bibi di dapur Eryna berjalan menuju kamar Will.. Di buka nya pintu kamar Will, dan lagi lagi Eryna mendapat Will yang masih tertidur pulas..

Eryna berjalan ke kamar mandi, menyiapkan air untuk mandi Will, setelah itu menyiapkan setelan kerja Will, lalu setelah semua siap. Eryna berjalan menuju gorden dan membuka gorden tersebut, lalu melangkahkan kakinya tepat ke samping tempat tidur Will..

Ini lah yang menjadi kebiasaan pagi Eryna, setelah selesai menyiapkan kebutuhan iam, Eryna akan memandang wajah iam.. "Kau membuat dinding di antara kita, dinding yang di dasari dari pembalasan.. Aku tidak tahu, dapatkan hati ini memaafkan mu setelah apa yang kau lakukan padaku, yang membuat hatiku begitu hancur." Batin Eryna, lalu mengusap air matanya.. "Aku harap setelah semuanya terungkap, tidak akan ada lagi hati yang tersakiti." Gumam Eryna, lalu melangkah keluar meninggalkan Will yang masih setia menutup matanya..

Will yang mendengar suara pintu tertutup, langsung membuka matanya.. Ya, karna memang Will sebenarnya sudah dari tadi bangun.. Ia hanya penasaran ingin melihat sendiri apa yang Eryna akan lakukan di kamarnya, selain menyiapkan setelah kerjanya dan air untuk mandinya..

"Kenapa dia menangis...?" Tanya Will pada dirinya sendiri.. "Dan kenapa dia bergumam seperti tadi."

Will mendengar gumaman Eryna namun tidak mendengar nya secara pasti.. "Dia bilang tidak akan ada lagi hati yang tersakiti."

"Aahhhhhhh, kenapa aku harus memikirkan nya..?" Ucap Will lalu bangun dari tidurnya..

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

"Kak Eryna, mau kemana...??" Panggil Ella..

"Aku ingin ke taman belakang.." Jawab nya.

"Tapi kak Eryna harus sarapan dulu. Sini ayo,"

"Maaf El, aku sudah kenyang,."

"Kak Eryna bohong,."

"Tidak,.. Serius kaka sudah makan tadi di dapur.."

"Serius kak...?"

"Ia serius.. Maaf yah, aku ke taman dulu."

••••••••••

"Kak Will, aku ingin mengajak kak Eryna keluar.."

"Kakak...?? Kau memanggilnya kakak...?"

"Iya, dia kan kakak iparku.."

"El, dia kujadikan istri bukan untuk menjadi kaka mu, tapi untuk mebalas dendam.."

"Kak, apa dengan membalas dendam ibu dan ayah akan kembali lagi..?, Tanya Ella dan Will terdiam.

"Tidak bukan.. Jadi tolong jangan sakiti istri kaka..."

"Tapi kakanya sudah menyakiti mu El.."

"Tidak, bukan kak Adzam yang menyakitiku.. Tapi aku yang menyakitinya dulu.."

"Ahhhh, terserah kau mau bilang apa. Yang jelas kaka tidak suka kau akrab dengan gadis itu."

"Namanya Eryna, bukan gadis itu." Bantah Ella..

"Ah, sudahlah.."

"Sayang........" Panggil Vi, yang berjalan seperti seorang model menuju ruang makan..

Ella menaikkan alisnya melihat wajah wanita asing, yang memanggil sayang, kepada sang kaka..

"Kau datang Vi.?" Tanya Will..

"Ya sayang, aku ingin sarapan bersama mu." Ucap Vi lalu mencium kedua pipi Will, dan langsunh duduk di kursi tanpa di persihlakan..