Diora, seorang wanita yang hidup mandiri. Kehidupannya cukup senang, tentram, nyaman, dan damai dengan cinta serta kasih sayang yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.
Namun, ketentraman itu musnah seketika setelah Davis, pria kaya yang arogan masuk ke dalam kehidupan Diora. Hanya karena kebaikan Diora menolong pria itu ketika badai salju membuat Davis begitu menginginkan Diora menjadi miliknya.
Berbagai cara Davis lakukan untuk mendapatkan wanita itu, hingga akhirnya Diora terpaksa harus menikah dengan Davis atas jebakan yang dibuat oleh pria itu.
Kehidupan pernikahan yang mereka jalani tanpa cinta, karena Davis hanya terobsesi dengan Diora. Akankah pernikahan itu membawa kebahagiaan untuk Diora? Atau sebaliknya?
Follow instagram Author yuk : heynukha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
“Jangan sembarangan bicara!” seru Eliana dengan nada tinggi, kemudian tersadar jika dirinya sudah tersulut emosi. “Aku masih perawan,” tampik Eliana dengan nada yang sudah ia turunkan.
“Mana buktinya?” suara penuh penekanan dari Danzel, Megan, Marlin, dan Gabby serempak menanyakan hal itu. Sedangkan Diora menunggu kebenaran apakah rubah betina itu sudah direnggut mahkotanya untuk pertama kali oleh Danzel atau tidak.
“Mmm ....” Eliana berfikir bagaimana membuktikannya, sebab Danzel tak melakukan apapun dengannya. Hanya tidur telanjang dengannya karena Danzel diberi obat tidur bukan obat perangsang.
“Mana?” tanya Diora yang mulai penasaran tak kunjung ada bukti diperlihatkan.
“Sudahlah ... kita anggap saja hari ini sedang sial,” celetuk Megan. “Dan kau wanita murahan!” serunya menunjuk Eliana. “Jangan pernah kau bermimpi bisa menjadi bagian keluarga Pattinson!” ketusnya.
Eliana memutar otaknya mencari bukti apa yang akan ia berikan. Lalu ia ingat dengan perintah terakhir dari orang yang memberinya sejumlah uang banyak untuk melakukan ini, namun ia tak kenal siapa orangnya.
“Ini buktinya.” Eliana berdiri membawa selimut menutupi tubuhnya. Ia menutup mata, berharap semoga apa yang ia fikirkan benar. Sebab ia sendiri tak tahu ada apa di sana. Lalu ia membuka matanya. “Lihat! ... apa itu tidak bisa membuktikan perbuatan tuan Danzel atas apa yang ia perbuat terhadapku,” ucapnya lantang. Sebab buktinya sangat kuat.
Diora ingin membuktikan apakah bercak darah di seprai putih itu benar darah atau tidak. Ia mendekati ranjang dan mengelap noda itu, tak ada yang menempel di jarinya. Lalu ia mengendus baunya untuk lebih akuratnya lagi. Bau amis yang ia hirup ternyata benar itu darah bukan cat atau tipuan semacamnya.
“Darah sungguhan,” ucap Diora dengan suara yang tercekat, menatap semua orang yang berada di sana.
“Tidak mungkin,” tampik Danzel, lalu ia membuktikan sendiri dengan cara yang sama. Tubuhnya terkulai lemas merosot ke lantai setelah ia membuktikan sendiri. “Apa yang aku lakukan!” raungnya mengacak-acak rambutnya sendiri.
Gabby pun tak kalah penasaran, ia juga memastikan sendiri.
“Bagaimana?” tanya penasaran orang tua Danzel. Lalu di jawab anggukan kepala oleh Gabby.
“Amis,” jawab Gabby lalu mempersilahkan orang tua Danzel untuk membuktikan sendiri.
“Kau harus bertanggung jawab El,” lirih Diora disela sesegukan isak tangisnya.
“Aku akan membayarnya, aku akan memberikan uang untuknya sebagai ganti rugi,” terang Danzel hendak memeluk Diora ingin memberikan sandaran pada wanita rapuh itu. Ia tak ingin kehilangan wanita yang sudah dia cap sebagai istri idaman.
Plakk ...
Tamparan keras dari tangan Diora mendarat sempurna di pipi Danzel sebelum berhasil memeluk Diora.
“Jangan kau anggap remeh mahkota seorang wanita El!” seru Diora marah. “Mahkota seorang wanita hanya satu dan jika sudah terenggut maka dia tak ada harganya lagi.” Ia memejamkan mata menghirup oksigen dan mengeluarkannya untuk menguatkan diri. “Nikahi dia,” pintanya dengan sangat berat hati mengatakan hal itu.
Semua orang tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Diora, tak pernah terlintas dibenak mereka jika Diora akan meminta kekasihnya sendiri menikahi wanita lain.
“Tidak Dior, mom tak setuju,” tolak Megan, menggelengkan kepala dan memegang erat tangan Diora dengan arti jangan memberikan saran yang gila.
“Aku pun tak sudi menikahi wanita selain Diora,” tukas Danzel.
“Dad, bukankah kau selalu mengajarkan putramu tentang tanggung jawab?” tanya Diora kepada Marlin. Ia menatap wajah datar mantan calon mertuanya.
“Ya ... bertanggung jawablah El dengan perbuatanmu. Nikahi dia!” tegas pria paruh baya berdarah Finlandia itu.
Sementara itu, Davis yang mendengarkan perdebatan mereka tertawa puas dengan pertunjukan yang ia buat sendiri. Bahkan melebihi ekspektasinya. Ia hanya merencanakan hingga Diora meninggalkan Danzel, tapi tak disangkanya Diora meminta Danzel menikahi umpannya.
“Ternyata kau pintar juga George,” puji Davis puas dengan pemikiran George untuk memberikan bercak darah di ranjang.
“Tentu saja,” jawab singkat George.
my love cocoknya panggilan itu buat Doria bukan sebaliknya ya Thor ....he....
Dannes
baru emak bapak nya 😁
tapi kesemuanya bagus2 thor
lgsg like, subscribe,vite dan d tutup ☕