MY HUSBAND IS MY PRESDIR : Jodoh Wasiat Kakek

Kini, didepan Alex dan Anes terbentang luas sebuah pantai eksotis berwarna hijau tosca yang berpadu dengan pasir putih bersih yang indah. Selain itu, adanya bukit di sekitar pulau menambah kesejukan tersendiri.

"Waahhhh, indah sekali mas, airnya jernih sekali," ucap Anes terpesona akan keindahan pantai tersebut.

"Iya indah sekali," jawab Alex. Namun, yang dilihat Alex bukan pantainya tetapi istrinya dengan senyum bahagia yang membuat hati Alex merasa hangat.

Ada rasa puas dalam hatinya, tatkala melihat istrinya bisa tersenyum seperti itu.

"Mas, photo yuk!" ajak Anes.

"Buat apa?"

"Ya buat kenang-kenangan dong!" jawab Anes.

Alex menuruti kemauan istrinya dengan ber-selfie berdua.

"Mas, senyum sedikit biar bagus photonya!"

"Udah ah, cukup!" tolak Alex.

"Yaaahhh, ini mas kelihatan jelek tau! ayo sekali lagi!" rengek Anes.

"Padahal tetap ganteng sih, walaupun photonya kayak gini, hihihi," batin Anes.

"Ya sudah kalau tidak mau, mas Jono tolong photoin saya dong!" Anes sengaja meminta Jono untuk membuat Alex cemburu.

"baik nona," jawab Jono.

"Bisa-bisanya dia meminta laki-laki itu buat ambil photonya, sedangkan disini ada aku," geram Alex dalam hati.

sebelum Jono mengambil ponsel yang disodorkan Anes kepadanya, Alex terlebih dahulu mengambilnya dari tangan Anes.

"Biar aku saja, ngapain kamu minta bantuan orang lain, kalau disini ada suami kamu!" ucap Alex dengan menekan kata orang lain dan suami sambil melirik sinis kearah Jono.

Melihat tingkah suaminya, Anes tersenyum begitu juga dengan Jono, ia tersenyum menampakkan giginya yang putih dan rapi.

"Kamu boleh pergi!" ucap Alex kepada Jono.

"Baik Tuan, saya akan menunggu di sana," jawab Jono sambil menunjuk tempat dimana ia akan menunggu kliennya tersebut.

"Mas, yang ramah sedikit kenapa sama orang, jangan terlalu dingin dan jutek," ucap Anes.

"Bawel. Udah sana, katanya mau di photo, atau nggak jadi hem," sahut Alex.

"Iya, iya. Yang bagus photonya, awas kalau jelek!" ancam Anes.

"Kalau jelek, memang dasar orangnya aja yang jelek," goda Alex.

"Mas Alex!"

"Bercanda, cepat sana, sebelum aku berubah pikiran, pose yang bagus."

"Coba sini, aku lihat photonya," ucap Anes sambil menghampiri Alex.

"Ini," Alex menyerahkan ponsel Anes.

"Bisa tidak, ambil photonya yang lebih bagus?" protes Anes.

"Itu juga udah bagus," jawab Alex.

"Mmm iya sih, memang akunya cantik mau photo kayak apapun ya tetep cantik." Anes memuji dirinya sendiri didepan suaminya

"Ck.Dasar narsis!" ucap Alex tersenyum dengan mengacak-acak rambut Anes.

Tiba tiba, Anes menyeret tangan Alex untuk lebih mendekat ke pantai dan mengajaknya berenang, karena ombak di sana cukup tenang. sehingga sangat enak buat berenang. Namun, Alex menolaknya dan akhirnya mereka malah main kejar-kejaran di air sambil tertawa lepas.

"Awww!" teriak Alex tiba-tiba.

Anes yang mendengar teriakan suaminya, langsung berhenti berlari dan menghampiri suaminya.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Anes dengan panik

"Kakiku sepertinya kram," ucap Alex.

"Ya ampun, coba sini aku lihat!" ucap Anes sambil berjongkok dan memijat kaki Alex.

Dengan telaten, Anes memijat kaki suaminya. Alex hanya senyum-senyum sambil memperhatikan Anes yang tampak serius memijatnya.

"Bagaimana mas, udah enakan?" tanya Anes dengan tetap memijit Alex.

Alex hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan tetap tersenyum.

Melihat gelagat Aneh suaminya, Anes menghentikan pijatannya dan dia mencubit kaki suaminya.

"Awww sakit tau!" teriak Alex.

"Mas ngerjain aku kan, huh dasar!" ucap Anes sambil berdiri dan meninggalkan Alex.

Alex langsung ikut berdiri dan mengejar istrinya.

"Aku cuma bercanda tadi, jangan marah," ucap Alex sambil mengejar istrinya.

"Mas jahat tau, bikin orang khawatir aja!" ucap Anes manyun.

"Iya, iya maaf."

"Aku mau maafin kalau mas bisa kejar aku," tantang Anes kemudian ia berlari.

"Awas ya!" ucap Alex yang kemudian berlari mengejar istrinya dan mereka main kejar-kejaran lagi.

"Kena kamu!" seru Alex, ketika ia berhasil memeluk pinggang istrinya dari belakang.

"Ah mas lepasin aku!" teriak Anes.

"Nggak mau, katanya mau maafin aku."

"Iya iya aku maafin tapi lepasin dulu!"

"Nggak mau!" Alex malah semakin mengeratkan pelukannya sedangkan Anes terus meminta dilepaskan dengan sedikit membungkuk.

"Aww!" teriak Alex kemudian melepaskan pelukannya.

"Kenapa kamu menggigitku?" protes Alex sambil mengelus-elus lengannya.

Tanpa menyahut ucapan suaminya, Anes dengan segera loncat kearah punggung Alex dan memintanya untuk menggendongnya dipunggung suaminya tersebut.

"Apa yang kamu lakukan?".Alex kaget karena tiba-tiba Anes loncat kearah punggungnya.

"Aku lapar, aku capek, gendong aku dan ayo kita makan!" ucap Anes yang kini sudah berada dipunggung suaminya.

"Ck. Dasar, baiklah ayo kita makan dulu," ucap Alex.

Merekapun menikmati makan siang didekat pantai dengan makanan khas Maldives.

🌼🌼🌼

Setelah makan siang, Alex dan Anes diajak ke pulau Vaadhoo.

"Sekarang, kita sampai di pulau Vaadhoo Tuan, Nona. Pantai di pulau Vaadhoo di kepulauan Maldives ini mempunyai hal yang unik di malam hari. Pasir-pasir di bibir pantai ini akan bercahaya seperti langit di malam hari yang penuh dengan bintang. Walaupun ini seperti diberi efek pencahayaan, tapi cahaya-cahaya ini memang bersumber dari alam, tepatnya dari organisme laut yang jumlahnya banyak sekali.

Organisme laut yang membuat pantai ini bercahaya disebut Ostracod Crustaceans atau banyak menyebutnya sebagai Phytoplankton. Jika mereka sedang mengalami populasi yang sangat tinggi, pantai ini akan dihiasi dengan warna kebiruan dan kemerahan. Organisme ini bereaksi pada perubahan cahaya dan juga tegangan air laut. Sehingga, pada malam hari organisme ini akan bersinar, seolah menimbulkan cahaya seperti bintang. Namun, hal ini tidak terjadi setiap hari, jika kita beruntung malam ini kita akan melihat keindahan tersebut." ucap Jono panjang lebar menjelaskan.

Anes yang mendengar penjelasan Jono pun sudah tidak sabar menunggu matahari tenggelam, dia berharap semoga malam ini dia beruntung.

Anes dan Alex menunggu matahari tenggelam di pinggir pantai tersebut dengan bersenda gurau.

"Mas, terima kasih sudah mewujudkan impian aku untuk honeymoon ke sini, aku seneng banget" ucap Anes tulus.

"Kenapa berterima kasih padaku, bukannya ini hadiah dari papa Arya?" sahut Alex.

"Ya tapi kan papa tidak menentukan tempat ini, yang memilih Maldives sebagai tempat kita bulan madu kan mas Alex, tapi aku juga akan berterima kasih kepada papa nanti," ucap Anes.

"Apa kamu senang?" tanya Alex yang tiba-tiba berubah serius.

Anes mengangguk mantab dengan senyum mengembang dari bibirnya. Kemudian, Alex mendekap Anes dari samping, ia menutupi pundak Anes menggunakan jaketnya, karena ia tahu kalau istrinya tersebut sebenarnya kedinginan.

"Bagaimana? apa lebih hangat?"

Lagi-lagi, Anes menjawab pertanyaan suaminya dengan anggukan dan senyum bahagia.

"Tapi mas, apa kamu nggak kedinginan?"

"Kan ada kamu yang menghangatkan," jawab Alex santai kemudian mengecup kening Anes.

Anes tersipu mendengar perkataan dan perlakuan suaminya. Kemudian, Alex menggenggam tangan Anes sambil menikmati hari yang mulai gelap.

"Ya ampun, perasaan macam apa ini, rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kenapa dia memperlakukanku sebaik ini, jadi baper kan aku, semoga selamanya akan bahagia seperti ini bersamamu mas," batin Anes.

Dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada mereka, pantai yang indah bercahaya seperti langit yang penuh bintang dimalam hari, kini terpampang didepan mata mereka.

"Waaaahhh amazing!" teriak Anes takjub. Ia menari-nari di atas pasir pantai tersebut, dengan sesekali ombak menyapu kakinya dan meninggalkan jejak kaki yang bercahaya ketika Anes melangkahkan kakinya.

"Mas lihat ini, ini jejak kaki aku bercahaya, sungguh menakjubkan!"

Alex tersenyum bahagia melihat tingkah istrinya yang menari-nari didepannya tersebut. Ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri dalam diri Alex melihat hal tersebut. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya meskipun dengan mantan pacarnya dulu. Dia terus memandangi wajah istrinya dengan seutas senyum di bibirnya.