Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 25
Pagi ini mereka kembali masuk kesekolah setelah libur semester selama dua pekan. Hari minggu kemarin mereka menghabiskan waktu dirumah saja, memang sengaja tidak mau pergi kemana-mana.
Mereka berangkat kesekolah dengan satu mobil seperti sebelumnya. Tapi kali ini Al tidak menurunkan Icha diperempatan dekat sekolah mereka.
"Kok aku gak berhenti Al?" tanya Icha saat tahu Al melewati perempatan.
"Buat apa berhenti, kan belum samapi sayang," jawab Al santai, sepertinya dia melupakan sesuatu pikir Icha.
"Biasanya kan kamu nurunin aku disana? Kenapa sekarang samapi masuk kesekolah?" tanya Icha heran.
"Itu kan dulu, sekarang kita masuk kedalam barengan," jawab Al.
"Kalau mereka curiga gimana?" tanya Icha.
"Gak akan, mereka mengira kita pacaran atau cuman dekat aja, udah gak usah pikir yang macam-macam ya," ujar Al.
"Kalo ditanya apa kita pacaran jawab aja iya, oke," tambahnya lagi.
"Baiklah, aku ikutin apa katamu," Icha menuruti ucapan Al.
"Harusnya seorang istri kan nurut sama suaminya, iya kan?" ucap Al.
Icha tersenyum dan mengangguk.
Karena mobil sudah berhenti diparkiran, Icha pun melepaskan sabuk pengaman dan hendak membuka pintu, tapi niatnya diurungkan saat Al menyentuh pundaknya.
"Jangan keluar dulu, kiss dulu dong sebelum masuk kelas." Pinta Al sambil menunjuk bibirnya.
"Ini sekolah Al, kalau ada yang lihat gimana?" Icha mencoba menolaknya.
"Gak akan, kaca mobil ini tidak tembus pandang Cha," ucapnya, lalu tanpa aba-aba Al langsung mendaratkan kecupan dibibir Icha.
Cup
Cup
Al mengecup sekilas bibir dan kening Icha. Lalu menyodorkan tangannya pada Icha. Icha pun menerimanya, dan mencium punggung tangan Al.
"Ayo sekarang kit turun," ucapnya kemudian.
Icha pun membuka pintu mobil bersamaan dengan Al.
Lalu keduanya berjalan bersama menaiki anak tangga menuju lantai tiga, dimana letak kelas mereka. Semenjak keluar dari mobil keduanya menjadi pusat perhatian, karena sejak dulu yang mereka tahu Al dan Icha tidak pernah dekat.
Setelah sampai di lantai tiga Al ternyata tidak berjalan kearah kelasnya, melainkan mengikuti Icha.
"Kok kamu lewat sini Al? Bukannya tambah jauh ya?" tanya Icha saat melihat Al justru mengikutinya.
"Aku cuman mau mastiin kalo kamu sampai ke kelas dengan selamat," jawab Al tanpa menoleh kearah Icha.
"Kamu terlalu berlebihan," ucap Icha yang tak digubris oleh Al.
Keduanya menjadi pusat perhatian, banyak yang berkomentar tidak enak didengar, dan itu semua masuk ketelinga Al dan Icha. Tapi keduanya tetap cuek dan tidak merespon ucapan-ucapan itu.
Icha menghantikan langkahnya didepan pintu kelas, lalu menoleh kesamping dimana ada Al.
"Mau ikut masuk juga?" tanyanya kemudian.
Al menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudah sana kamu masuk kembali kekelasmu aja, gak usah ikut masuk, belajar yang bener," ucap Icha setelah tidak mendapat jawaban dari Al.
"Baik tuan putri. Bye, nanti saat istirahat aku akan kembali," ucap Al lalu dia meninggalkan Icha yang masih berdiri didepan pintu kelas.
Setelah Al pergi Icha pun masuk kedalam kelas dan disambut senyuman oleh Nayla.
"Tumben banget si Al ngintilin kamu sampai kelas Cha?" bisik Nayla setelah Icha duduk disebelahnya.
"Tau tuh, kurang kerjaan dia," jawab Icha santai.
"Keliatannya kalian berdua makin lengket aja deh,"
"Emang lem ya lengket," ucap Icha lalu membuka buku pelajarannya, memeriksa apakah ada tugas yang belum dia kerjakan saat liburan.
"Cerita dong Cha, aku kan penasaran sama perkembangan hubungan kalian," Nayla memohon seperti meminta uang jajan pada ibunya.
"Hubungan apaan Nay?" tiba-tiba ketua kelas yang bernama Doni itu menyauti ucapan Nayla.
"Ck kamu tu ikut campur aja urusanku sama Icha," protes Nayla.
"Ada apa Don?" tanya Icha karena biasanya Doni mendatanginya pasti ada suatu urusan.
"Gue tadi dipanggil sama Bu Lutfa, kalo kelas tiga juga harus ikut lomba membuat cerpen tetang kemerdekaan, satu kelas minimal perwakilan satu siswa dan kita yang suruh nyari Cha, menurut lo siapa yang mau diajuin?" ucap Doni panjang lebar menyampaikan pesan dari wali kelasnya.
"Bahas ntar aja deh, sebentar lagi guru akan masuk Don,"
"Sampai istirahat pertama kita free, semua guru pada rapat, makanya gue ajak lo buat nyari siapa yanh jadi perwakilan kelas kita," ucap Doni, lalu dia menarik kursi kosong dibelakang meja Icha buat dia duduki.
"Kalo gitu, kasih tahu mereka semua, tanyain siapa yang mau ikutan, kalo kita tunjuk malah ntar orangnya gak siap lagi," Icha memberi saran, Doni pun mengiyakan apa yang dikatakan Icha.
Doni mulai memberitahu tentang lomba tersebut ke anak-anak kelasnya. Saat ditanya siapa yang akan ikut, mereka malah menunjuk Doni. Dengan terpaksa Doni mengiyakan permintaan teman-temannya.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Suasana berbeda terjadi di kelas Al. Setelah memasuki kelas dan diberitahu kalau sampai istirahat pertama free, semua anak pada ribut sendiri. Sedangkan Al lebih memilih memainkan ponselnya. Dia mengirim pesan ke Icha tapi ternyata tidak dibalas, bahkan dilihat pun tidak. Disana tertera Icha online terahir saat masih dirumah sebelum berangkat tadi. Itu tandanya Icha tidak memegang ponselnya. Al lebih memilih bermain game yang jarang sekali dia lakoni.
Sedangkan orang yang duduk disebelahnya, siapa lagi kalau bukan Alvian, dia juga asyik main game.
"Al, lo kok beneran gak dateng ke acara ulang tahunnya si Martha, malam minggu kemaren, kenapa?" tanya Alvian saat mengingat Al tidak hadi diacara ulang tahunnya Martha.
Padahal waktu itu Martha meminta bantuan Alvian untuk menemui Al di kantornya, bermaksud menggundang Al dan Icha. Ternyata Al malah tidak hadir, bahkan memberi tahu Icha pun tidak, karena jika Icha diberi tahu dia pasti memaksakan untuk datang, dan Al gak mau itu terjadi.
"Gak apa-apa, gue males aja. Lagian gue juga gak mau Icha terluka lagi," ucap Al masih setia menatap ponselnya.
"Terluka kenapa? Martha aja udah nerima hubungan kalian?" Alvian penasaran.
"Disana pasti ada Nasita," jawab Al.
Alvian langsung paham lalu mengangguk, ketika Al menjawab seperti itu karena dia tahu seperti apa Nasita.
"Bener juga sih, sepertinya cewek itu juga nyariin lo," ucap Alvian kemudian.
Keduanya masih mengobrol santai sambil memainkan ponsel masing-masing.
Saat bel istirahat berbunyi, Al berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar dari kelas menuju kelas Icha. Dia sudah rindu dengan istrinya itu.
Saat memasuki kelas Icha dia dibuat terkejut. Karena didalam kelas hanya ada dua orang, yaitu Icha dan satu siswa laki-laki, mereka sedang tertawa, entah apa yang dibicarakan.
Bukannya meninggalkan mereka, Al justru mendekat dan
Bugh
Al mendaratkan tinjuannya ke wajah pemuda tersebut.
"Al, kamu apa-apaan!" seru Icha saat tahu siapa yang memukul Doni. Ya laki-laki yang bersama Icha adalah Doni ketua kelasnya.
Bukannya menjawab, Al malah menarik tangan Icha dengan kasar supaya mengikutinya.
Sebelum mereka keluar kelas Icha meminta maaf pada Doni.
"Don, maafin Al ya," ucap Icha, merasa bersalah padahal bukan dia yang memukul. Doni hanya mengangguk sebagai jawaban.
Bersambung.....
Jangan lupa Like dan komennya ya, terimakasih semua.
sholat terus maksiat jalan