Anugrah adalah anak laki-laki yang miskin dengan kehidupan yang pas pasan dari ayah yang kenah PHK dan akhirnya menjadi pengemudi becak Mesin sedangkan ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia Sekolah Dasar. Kehidupan serba susah membuat dirinya terus di ejek dan di bully oleh kawan-kawan sekolahnya apalagi ketika dapat beasiswa bersekolah di sekolah elit di kotanya hingga caci maki bahkan bully terus dia terima dan dia terima dengan kuat dengan pembuktian dia tidak gampang menyerah hingga suatu hari semuanya berubah ketika dia tanpa sadar di bawa ke alam astral yang mempertemukan dengan arwah ibunya yang membuka takbir siapa dirinya sesungguhnya yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai penguasa langit yang di takuti semua orang namun kehidupan belum berhenti ketika dia harus membuktikan jatih dirinya dan mengangkat martabat keluarganya dengan segala pembuktian kemampuannya, sanggupkah Anugrah membuktikan dirinya? Sanggup kah Anugrah mengangkat Martabat keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Ajakan dan Jebakan
Coach SSB dan assistennya mendatangi Anugrah dan kawan-kawannya yang kini sedang duduk di lapangan gawang kecil sambil bercanda namun tiba-tiba mereka terkejut karena dua orang pelatih SSB mendatangi mereka
"Ya Coach"
Darel terlihat begitu sigap ketika melihat pelatih yang terkenal di kelurahan mereka mendatangi mereka hingga yang lain juga ikut mengambil posisi menyambut kedatangan pelatih terkenal di kelurahan mereka ini
"Apa kami mengganggu Istirahat kalian ini?"
"Tidak Coach, justru kami senang di datangi Coach Raka dan Coach Zein yang di Kelurahan kita sudah terkenal"
Terlihat Darel begitu pandai memuji kedua pelatih yang menemui mereka
"Oh begitu ya, kami datang mau mengajak kalian minggu depan untuk ikut seleksi pemain SSB Garuda yang akan bermain untuk seleksi U15 Timnas negara Nusantara ini"
"Apa?"
Darel dan semua kawan-kawannya terkejut termasuk Anugrah yang niatnya mau ikut SSB Garuda ini namun kini malah dapat ajakan untuk gabung di SSB ini hingga mereka semua menyatakan mau
"Mau Coach"
"Kami mau Coach"
"Kami semua mau Coach"
Coach Raka dan assistennya jadi tersenyum sambil memandang Anugrah yang terlihat semangat sambil memanggil Anugrah
"Yang pakai baju kaos biru itu namanya Anugrah ya?"
"Benar Coach, saya Anugrah"
"Kamu itu tadi mainnya bagus jadi minggu depan kamu datang ya untuk ikut seleksi"
"Siap Coach, saya mau ikut seleksi"
"Bagus kalau begitu, kami sudah selesai dan mau kembali ke rumah kami masing-masing, jadi kami permisi ya"
"Oh iya Coach, silahkan Coach"
Kedua pelatih ini langsung meninggalkan Anugrah dan kawan-kawannya sedangkan Darel, Aldo langsung memandang Anugrah
"Cie kamu hebat Anugrah langsung nama kamu di ketahui oleh Coach Raka, artinya kamu pasti masuk ke SSB sedangkan kami belum pasti"
Akip memuji Anugrah yang kini garuk-garuk kepala di puji oleh Akip
"Ternyata kau hebat ya Nugrah, nyesal aku tidak memilih kamu"
Tiba-tiba Aldo bicara yang membuat Darel dan kawan-kawannya tertawa
"Makanya jangan memandang sebela mata sama orang lain dan akhirnya kami jadi juaranya"
"Ala Rel Rel, kau juga tadinya tidak mau dan kau bilang sial kan tapi kau kini mengejek kami"
Darel tertawa yang membuat yang lain ikut tertawa sambil bicara
"Iya begitulah tapi ternyata kami dapat harta karun"
Aldo dan Darel saling ejek dalam nada bercanda hingga akhirnya Anugrah di ajak mereka ikut bercanda dengan mereka hingga akhirnya mereka merasa akrab satu sama lain hingga akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah mereka masing-masing sedangkan Anugrah merasa hari ini menjadi hari Minggu terbaik buat dirinya karena kini dia di terima kembali oleh kawan-kawannya dan melupakan masa lalu yang sudah terjadi hingga dia sampai kerumah dan terlihat Ayahnya sudah di rumah
"Pulang cepat ya"
"Ya kebetulan tadi pergi siang tapi dapat rezeki harimau karena ada yang carter becak Ayah untuk antar keliling kota Metro ini nak dan ayah dikasih tiga ratus ribu jadi ya Ayah putuskan pulang saja setelah itu untuk kasih surprise buat anak Ayah dengan beli makan malam untuk kita berdua"
"Oh iya syukurlah Ayah kalau begitu jadi Anugrah sangat senang sekali, Ayah bisa pulang cepat dan tadi Anugrah di ajak main bola sama kawan-kawan di kelurahan ini Yah dan Anugrah dapat tawaran dan ajakan langsung dari Coach Raka untuk ikut seleksi SSB Garuda Yah bahkan dia sudah tahu nama Anugrah dan memuji permainan bola Anugrah bagus"
"Wah hebat kamu Nugrah karena untuk bisa masuk SSB Garuda tidak sembarangan orang bisa masuk loh nak jadi kamu harus semangat untuk latihan Bola tapi jangan lupa dengan janji kamu untuk latihan silat bersama Ayah"
"Oh kalau latihan Silat, itu yang nomor satu Yah karena latihan bela diri di Silat lah Anugrah merasa pisik Anugrah jadi lebih baik ketika bermain bola"
"Baguslah kalau begitu, kalau begitu sekarang saja kita makan malam dan setelah itu Anugrah belajar untuk pelajaran sekolah dan setelah itu baru latihan silat"
"Iya Ayah tapi Anugrah mandi bentar ya Ayah karena sudah tidak enak badannya bauk keringat"
"Oh iya, di percepat mandinya Ya Nak tapi nanti latihan lagi, keringatan lagi"
"Tidak apa-apa Yah biar segar"
Anugrah segera mandi dan beberapa menit kemudian selesai dan langsung menemani Ayahnya makan malam dan selanjutnya menyusun buku pelajaran dan belajar untuk besok beberapa menit baru mengikuti jadwal latihan silat dari Ayahnya dengan latihan ringan karena baru selesai makan.
"Perenggangan dulu nak"
"Iya Yah"
"Kamu sudah belajar nak"
"Sudah Yah"
"Baiklah kalau sudah selesai kita bisa siap latihan"
Anugrah menganggukan kepala dan selalu mengikuti petunjuk Ayahnya dalam latihan silat hingga betul-betul badannya siap apalagi latihan dasar ke enam ini butuh tenaga ekstra hingga asupan makan dan gizi Anugrah benar-benar ditambah Ayahnya apalagi anaknya begitu semangat dan momen untuk itu harus di dukung Ayahnya hingga akhirnya masuk latihan utama yang cukup berat dan Anugrah melewatinya dengan baik hingga akhirnya istirahat ketika jam 11 malam dengan bersih-bersih dulu baru tidur malam
Tidak terasa waktu cepat berlalu hingga waktunya Anugrah bangun pagi dengan aktifitas pagi sampai pergi sekolah namun kini Anugrah tidak melihat Azka dari pelajaran pertama hingga istirahat selesai
"Kemana Azka ya?, apa dia sakit atau apa ya?"
Anugrah bingung sendiri hingga dia bertanya kepada sekretaris kelas
"Nisa, Azka tidak masuk sekolah karena sakit atau apanya?"
"Loh tidak ada beritahu kamu ya Nugrah"
Anugrah menggelengkan kepala hingga Nisa menunjukan isi chat WA di hand phonenya dan minta Anugrah membacanya
"Oh dia pergi ke Bali dari hari Sabtu kemarin dan Rabu kembali"
Nisa menganggukan kepala hingga pembelajaran selesai dan Anugrah beres-beres bukunya dan siap-siap mau pulang tapi tiba-tiba ada yang menemuinya di kelas
"Nugrah nanti ke ruang OSIS ya, bantu kami untuk persiapan acara kemerdekaan"
"Oh iya, lama atau bentar karena ada yang mau ku kerjakan di rumah"
"Bentar saja mau ajak kamu untuk jadi panitia dari kelas 7"
Anugrah melihat dua orang abang kelas menemui dirinya untuk mengajak ke OSIS hingga Anugrah langsung cepat bersiap diri dan mengikuti mereka ke ruang OSIS yang ada di belakang sekolah di daerah bagian Sanggar Seni, Sanggar Kepanduan dan ruang OSIS hingga Anugrah di persilahkan masuk dan di kasih air minum
"Minum dulu Nugrah sambil menunggu yang lain"
"Oh iya bang"
Anugrah mencoba minum teh manis dingin yang dibetikan padanya karena kebetulan dia haus dan dia juga tidak dapat menolak ajakan untuk pertemuan kegiatan OSIS ini hingga teh manis dinginnya diminum sampai setengah gelas namun tiba-tiba dia bawaanya ngantuk
"Aduh kenapa aku mengantuk berat"
Anugrah berusaha menahan kantuknya hingga dia mendengar pintu ruang OSIS dikunci dan terlihat masuk Mirza, Fikri dan Dafi serta dua orang abang kelas yang mengajaknya sambil mereka tertawa dan menyindirnya
"Memang enak ya Nugrah teh manisnya?"
Nugrah melihat siapa yang bicara namun tidak bisa menjawab karena rasa kantuk yang berat
"Mirza, kalian kasih apa ke minuman ku"
"Kasih apa?, kasih obat yang buat kamu tidur satu malam di ruangan ini dan kau akan rasakan ini"
Tiba-tiba pukulan mendarat di badannya Anugrah namun dia sudah tidak sadar karena pengaruh obat tidur yang dia minum melalui teh manisnya sampai dia tidurkan kepalanya di meja tanpa tahu apa yang terjadi hingga akhirnya Anugrah di kunci di ruang oleh kelima orang ini sambil tertawa karena mereka berhasil mengajak Anugrah tanpa sadar kalau masuk dalam jebakan maut Mirza dengan strategi minta bantuan abang kelas
"Biar dia tertidur di ruangan ini dan kalau dia terbangun di malam hari maka dia akan ketakutan karena gelap dengan lampu ruangan ini sudah putus dan tidak bisa menyalah"
ttp semangat yaa💪💪😍