Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Bagian 2
Tiga tebasan lambat, lemah, tapi sempurna itu menggantung di udara.
Lin Feng masih berdiri membelakangi Instruktur Li, dalam posisi akhir yang sangat seimbang. Dia tidak bergerak. Dia sepertinya sedang... mengagumi pemandangan.
"HAHAHAHAHA! A-FUCKING-MAZING!" raung si Kakek di kepalanya, suaranya terdengar seperti baru saja orgasme. "SEBUAH KARYA SENI! KAU MEMBUATNYA MENANGIS TANPA MENYENTUHNYA! KAU MEMATAHKAN HATI, JIWA, DAN 30 TAHUN LATIHAN SIA-SIANYA DALAM TIGA DETIK!"
"Hmph," batin Lin Feng, perlahan menurunkan pedangnya. "Jurus yang merepotkan. Pinggulku pegal."
Para murid tidak tahu apa yang harus mereka pikirkan.
"I-Itu... indah sekali..." bisik seorang murid perempuan.
"Tapi... itu lambat sekali?"
"Kenapa... kenapa Instruktur Li terlihat seperti... melihat hantu?"
Semua mata tertuju pada Instruktur Li.
Sang Instruktur berdiri membeku. Pedang kayunya... gemetar di tangannya.
Wajahnya yang merah padam kini menjadi pucat pasi. Bibirnya bergetar.
"I-Itu..." gumamnya. "I-Itu... bukan... Itu..."
Dia tidak bisa menerimanya.
"ITU SALAH!" teriaknya tiba-tiba, suaranya terdengar panik dan nyaring. "ITU BUKAN 'TIGA TEBASAN WILLOW'!"
Lin Feng akhirnya berbalik. Perlahan.
Dia menatap Instruktur Li dengan ekspresi polos yang sama.
"Oh? Bukan... ya?" tanyanya lembut.
Dia tersenyum. Senyum kasihan yang tulus. "Benarkah? Tapi... jurusku tidak membuka dada di tebasan kedua. Dan pergelangan kakiku tidak hampir patah di tebasan ketiga."
Dia memiringkan kepalanya. "Aneh, ya? Padahal aku hanya... memperbaikinya."
MEMPERBAIKINYA.
Kata itu menghantam Instruktur Li seperti palu godam.
Seluruh hidupnya. Kebanggaan klannya. Tiga puluh tahun latihannya... baru saja disebut "rusak" dan "diperbaiki"... oleh seorang sampah pemalas berwajah tampan.
"KAU... KAU MENGHINAKU!" raung Li. "KAU PIKIR ITU HEBAT?! BENTUK SAMPAH ITU! BENTUK TANPA KEKUATAN ADALAH OMONG KOSONG!"
Dia sudah di ambang kegilaan.
"INI!" teriaknya. "INI YANG NAMANYA KEKUATAN! JURUSKU YANG ASLI!"
Dia tidak bisa menahannya lagi. Dalam kabut amarah dan penghinaan, dia menyerang.
"MATI KAU, TEORIS SIALAN!"
Dia melompat ke depan, menggunakan 'Tiga Tebasan Willow' yang asli dan penuh kekuatan... yang penuh kelemahan itu... langsung ke arah Lin Feng.
"INSTUKTUR, JANGAN!" teriak Xiao Ning'er ngeri.
Para murid menjerit.
Lin Feng terbelalak. "Sialan! Dia benar-benar menyerangku?!"
"KEK! DIA MENYERANG!"
"SUDAH KUBILANG JURUSNYA SAMPAH! KAU LIHAT?!" seru si Kakek. "DIA MEMBUKA DADANYA! LOMPAT KE KIRI, BODOH! KE KIRI!"
Lin Feng tidak punya waktu untuk berpikir. Tubuh ampasnya tidak bisa memblokir. Dia hanya... panik.
Dia mencoba melompat ke kiri.
Tapi... dia tersandung kakinya sendiri.
"WHOAA...!"
BRUK!
Lin Feng jatuh. Lagi.
Dia jatuh berguling ke kiri dengan cara yang sangat tidak elit, sangat memalukan, dan sangat... tepat waktu.
SWIIISSSHHH!
Tebasan pertama dan kedua Instruktur Li menebas udara kosong tempat Lin Feng berdiri sedetik yang lalu.
Dan kemudian...
Tebasan Ketiga.
Instruktur Li, yang dibutakan oleh amarah dan momentum, mencoba menyelesaikan tebasan ketiganya.
Dia menanamkan kakinya...
Tepat di pergelangan kaki kanannya...
Menumpukan 90% berat badannya di sana.
"GAAAAHK...!"
Dia tiba-tiba menjerit, tapi bukan jeritan perang.
KRAK!
Sebuah suara retakan tulang yang kering dan mengerikan terdengar.
Instruktur Li tidak bisa menahan tumpuannya sendiri. Momentumnya yang gagal menghantam Lin Feng kini berbalik melawan dirinya sendiri.
Dia jatuh.
Dia jatuh tersungkur dengan keras, memegangi pergelangan kakinya, yang kini tertekuk ke arah yang sangat, sangat salah.
"AAAAAAAAAAAAARRRRGGHHHHH!!!"
Jeritan kesakitan yang melengking tinggi... jauh lebih buruk dari jeritan Zhang Yao kemarin... menggema di seluruh lapangan.
Hening.
Semua murid ternganga.
Di satu sisi, Instruktur Li berguling-guling di tanah, memegangi pergelangan kakinya yang patah.
Di sisi lain, Lin Feng... baru saja selesai berguling dan duduk di tanah, jubahnya kotor oleh debu.
Lin Feng menatap Instruktur Li yang sedang menjerit.
Lalu dia menatap Xiao Ning'er.
Lalu dia menatap para murid yang membeku.
Dia menghela napas.
"Sudah kubilang," katanya pada kerumunan yang terkejut itu. "Jurus itu berbahaya."
"Sialan. Repot sekali."
"BWAHAHAHAHAHAHA!"
Suara tawa si Kakek meledak di kepalanya. Tawa itu bukan tawa biasa. Itu adalah tawa yang gila, histeris, seperti orang yang baru saja melihat lelucon terbaik di alam semesta.
"KAKEK... KAKEK TIDAK BISA... HAH... KAKEK TIDAK BISA BERNAFAS!" (Padahal dia sudah mati).
"DIA MEMATAHKAN KAKINYA SENDIRI! SETELAH KAU BERITAHU DIA AKAN MEMATAHKAN KAKINYA! DENGAN CARA YANG SAMA PERSIS SEPERTI YANG KAU KATAKAN!"
"NAK!" Suara si Kakek terdengar sangat terharu. "KAU... KAU ADALAH DEWA 'TROLLING'! KAU TIDAK PERLU MEMUKUL MEREKA LAGI! KAU HANYA PERLU BICARA, DAN MEREKA AKAN MENGHANCURKAN DIRI MEREKA SENDIRI UNTUKMU! INI ADALAH LEVEL KEKUATAN BARU!"
Perlahan, dengan desahan yang terdengar lelah, Lin Feng bangkit berdiri.
Dia menepuk-nepuk debu dari jubahnya yang mahal.
Tap... tap... tap...
Gerakan sederhana itu... membuat seluruh murid di lapangan mundur serentak.
Syut!
Mereka mundur dua langkah.
Wajah mereka...
Wajah mereka bukan lagi wajah mengejek. Bukan lagi wajah bingung.
Itu adalah wajah... ketakutan.
Ketakutan murni.
Bisikan-bisikan ketakutan mulai terdengar.
"D-Dewa Langit..."
"D-Dia... dia sudah meramalkannya."
"T-Tebasan kedua... tumpuan pergelangan kaki... dia... dia mengatakan itu semua..."
"I-Instruktur Li... benar-benar... patah kakinya..."
"I-Ini... ini bukan keberuntungan..."
"Dia... si 'Mata Iblis'!"
"Kemarin Senior Zhang... hari ini Instruktur Li..."
"Jangan... jangan pernah... menatap matanya..."
Di barisan depan, Xiao Ning'er tidak mundur. Tapi wajahnya pucat pasi.
Dia tidak melihat Instruktur Li yang sedang menjerit. Dia tidak mendengar bisikan murid lain.
Dia hanya menatap Lin Feng.
Matanya yang indah dan dingin kini dipenuhi badai.
'Dia... dia tahu,' batinnya, jantungnya berdebar kencang. 'Dia tahu ini akan terjadi. Dia tidak hanya menghindar. Dia... dia membiarkannya terjadi.'
'Dia memprovokasi Instruktur Li. Dia menunjukkan bentuk yang sempurna. Dia tahu Instruktur Li akan marah. Dia tahu Instruktur Li akan menyerang. Dan dia tahu... jurus itu akan menghancurkan Instruktur Li dengan sendirinya.'
'Dia... menghancurkan seorang guru... hanya dengan kata-kata dan jatuh.'
'Monster macam apa dia ini?'
"T-TOLONG!" jerit Instruktur Li. "KAKIKU! KAKIKU! PANGGIL PAVILIUN MEDIS!"
Jeritan itu akhirnya memecahkan ketakutan para murid.
"C-Cepat! Lari! Panggil Tetua Shen!"
"LAGI?!"
"CEPAT LARI!"
Beberapa murid berlari tunggang langgang, lebih mirip melarikan diri dari Lin Feng daripada menolong Instruktur mereka.
Lin Feng menghela napas lagi. Dia terlihat sangat bosan dengan semua drama ini.
Dia berjalan ke tumpukan pedang, meletakkan pedang kayu di tangannya dengan suara KLAK yang pelan.
Dia berbalik menghadap kekacauan itu.
"Tsk," decaknya pelan. "Kelas yang tidak produktif."
Dia menatap Xiao Ning'er, yang masih menatapnya dengan ngeri.
Lin Feng tersenyum padanya. Senyum menawan.
"Saya," katanya kepada kerumunan, "mau kembali tidur siang. Sepertinya... kelas akan dibubarkan."
Dia berbalik dan berjalan pergi dengan santai, meninggalkan Instruktur yang menjerit, pedang kayu yang berhamburan, dan seluruh kelas yang membeku ketakutan oleh reputasi barunya yang menakutkan.
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏