Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 masa lalu yang tak ingin pergi..
Di sisi lain, Damar berdiri di depan pasukan barunya puluhan pria Black Serpent dengan senjata lengkap. Matanya tajam, rahangnya mengeras.
"Toni mati bukan untuk dilupakan," katanya lantang. "Toni mati karena Gilhan. Dan malam itu… aku akan pastikan darahnya tumpah di tanah yang sama."
Teriakan pasukan menggema, memecah keheningan malam.
Perang tidak bisa dihindari lagi.
Malam itu, Kota Selara tertidur dalam kesunyian semu.
Tapi jauh di balik semua hiruk pikuk dan pertarungan yang kian mendekat, ada satu rahasia kelam yang menjadi akar dari semua konflik berdarah itu.
Chip kecil tak lebih besar dari koin logam tersembunyi di balik pelat baja ruang bawah tanah gudang yang sengaja Ilham sembunyikan di sana.
Benda mungil itu lah yang menjadi sumber bencana, sumber dendam, dan sumber kekuatan yang diperebutkan banyak pihak… bahkan sejak bertahun-tahun lalu.
Banyak orang tahu tentang perang antara Gilhan dan Damar. Tapi hanya sedikit yang tahu tentang chip itu.
Beberapa tahun lalu, Gilhan bukanlah buronan atau pemimpin perlawanan seperti sekarang. Ia bekerja dalam tim rahasia milik sebuah organisasi bayangan, "Project Seraph." Proyek itu dirancang untuk menciptakan chip mikro yang mampu mengendalikan sistem jaringan global, termasuk keuangan, data intelijen, dan sistem keamanan kota besar.
Sebuah chip dengan kekuatan mengontrol dunia dari balik layar.
Namun sesuatu yang seharusnya menjadi rahasia negara berubah menjadi ladang pembunuhan saat organisasi kriminal Black Serpent mencium keberadaannya.
Dalam satu malam, markas Project Seraph diserbu.
Puluhan ilmuwan tewas. Dan Gilhan yang kala itu hanya teknisi lapangan membawa kabur chip itu sebelum jatuh ke tangan mereka.
"Chip ini… tidak boleh jatuh ke tangan siapa pun," suara ketua timnya kala itu masih terngiang di telinga Gilhan.
"Kalau sampai itu terjadi… dunia akan terbakar.!"
Reno menyembunyikan chip itu di Kota Selara, berharap bisa menjalani hidup tenang.
Tapi Damar sahabatnya yang kala itu juga bagian dari Project Seraph — mengkhianatinya.
"Kau pikir dunia ini bisa diselamatkan dengan menyembunyikan kekuatan sebesar itu, Han...?"kata Damar waktu itu, tatapannya penuh ambisi.
"Kau salah. Dengan chip itu, kita bisa kuasai dunia ini."
Pertarungan mereka di masa lalu membuat segalanya hancur. Damar memilih bergabung dengan dunia hitam, dan chip itu menjadi alasan utama, mengapa Black Serpent terus mengejar Gilhan hingga kini.
Toni mati, banyak orang tumbang semuanya karena chip itu.
Beberapa hari setelah benteng pertahanan diperkuat, Flo menemukan Gilhan tengah membuka ruang rahasia di bawah gudang.
Di sana, di dalam wadah logam kecil, ia melihat benda mungil berkilau seperti pecahan logam perak.
Selama mereka berada di kota selera Gilhan sengaja menyembunyikannya di sana karena mereka selalu dalam pengajaran dan merasa tidak aman jika harus di bawa-bawa.
"Itu… apa?" tanya Flo dengan nada hati-hati.
Gilhan terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab.
"Ini… penyebab semua kekacauan."
Flo mendekat perlahan. "Kau… menyembunyikannya selama ini?"
"Bukan karena aku ingin," jawab Gilhan pelan tapi berat.
"Tapi karena kalau ini jatuh ke tangan Damar… atau Black Serpent… semua orang akan menjadi budak mereka."
Flo menggenggam jemarinya sendiri, mencoba memahami beratnya rahasia itu.
" Jadi… semua orang mati… semua pertempuran ini… karena chip itu?"
Gilhan mengangguk perlahan, sorot matanya tajam namun penuh rasa bersalah.
"Aku sudah mencoba melupakan masa lalu, Flo Tapi masa lalu tidak pernah benar-benar pergi dari ku..!"
