NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Abu

Cinta Di Atas Abu

Status: sedang berlangsung
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: RizkaAube

Hidup Nara berubah dalam satu malam. Gadis cantik berusia dua puluh tahun itu terjebak dalam badai takdir ketika pertemuannya dengan Zean Anggara Pratama. Seorang pria tampan yang hancur oleh pengkhianatan. Menggiringnya pada tragedi yang tak pernah ia bayangkan. Di antara air mata, luka, dan kehancuran, lahirlah sebuah perjanjian dingin. Pernikahan tanpa cinta, hanya untuk menutup aib dan mengikat tanggung jawab. Namun, bisakah hati yang terluka benar-benar mati? Atau justru di balik kebencian, takdir menyiapkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar luka? Dan diantara benci dan cinta, antara luka dan harapan. Mampukah keduanya menemukan cahaya dari abu yang membakar hati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkaAube, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 25

Nara menggigit bibir bawah, mencoba mengusir rasa takut. Ia tahu Melisa sangat menyayanginya, bahkan memperlakukannya seperti anak sendiri. Tapi tetap saja, ada ketakutan bila rahasia ini terbongkar terlalu cepat.

“Belum saatnya,” bisiknya pelan. “Aku harus kuat dulu.”

Ia meraih tas tangan, menarik napas panjang, lalu bersiap turun lagi.

Sementara itu, di ruang kerja, Melisa baru saja menuang teh hangat ketika Hendrik masuk sambil membawa koran pagi.

“Mama kelihatannya lagi banyak pikiran,” komentar Hendrik sambil duduk di sofa.

Melisa diam sejenak, lalu menatap suaminya. “Pa… papa lihat kondisi Zean tadi pagi? Dia mual, pucat, lalu tiba-tiba pengin mangga muda.”

Hendrik menurunkan korannya, mengernyit. “Papa pikir cuma masuk angin.”

Melisa menggeleng pelan. “Tidak. Mama rasa bukan itu. Karena mama sudah pernah baca tentang… Couvade Syndrome. Kondisi di mana suami bisa ikut merasakan gejala kehamilan istrinya.”

Hendrik terdiam, matanya perlahan membesar. “Maksud Mama…?”

Melisa tersenyum samar, meski suaranya bergetar oleh emosi. “Mama rasa… Nara sedang hamil.”

Hendrik tertegun. “Mama yakin?”

“Perasaan seorang ibu jarang salah,” jawab Melisa lembut. “Mama lihat cara Nara bersikap. gelisah, gampang lelah, dan… dia tidak meminum habis jus jeruknya pagi ini. Padahal biasanya dia suka sekali.”

Hendrik menatap istrinya, mencoba mencerna. Sementara Melisa hanya menunduk, senyum tipis menghiasi bibirnya. Ada rasa haru yang perlahan tumbuh dalam dadanya.

“Kalau benar begitu,” ucap Hendrik akhirnya, “kenapa dia belum cerita?”

Melisa menghela napas panjang. “Mungkin belum siap. Atau… mungkin takut. Tapi mama tidak akan memaksa. Mama akan menunggu sampai Nara sendiri yang mengatakannya. Karena bagi mama, dia bukan sekadar menantu, dia anak kita juga.”

Di matanya, ada kilau hangat. Antara bahagia, haru, sekaligus harapan besar.

...\~⭑ ⭑ ⭑ ⭑ ⭑\~...

Sore itu cahaya matahari mulai redup, menembus jendela besar butik yang berlapis tirai tipis. Di meja meeting, kertas-kertas sketsa, katalog kain, dan beberapa contoh bordir terhampar rapi. Bu Clara, wanita anggun dengan gaya elegan dan suaranya yang tegas, menutup map di hadapannya.

“Semua desain ini sungguh luar biasa, Nara,” ujarnya sambil menatap penuh apresiasi. “Saya suka hasil karyamu yang memainkan detail bordir di lengan dan pinggang. Tidak berlebihan, tapi elegan sekali.”

Nara mengangguk sopan, berusaha tersenyum meski wajahnya pucat. “Terima kasih banyak, Bu. Semoga hasil akhirnya bisa memuaskan permintaan ibu.”

“Pasti,” balas Bu Clara, bibirnya melengkung tipis. Namun pandangannya sempat singgah lebih lama pada wajah Nara. Ada sesuatu yang mengganjal. Nara memang duduk tegak dan bersuara sopan, tapi tatapan matanya sayu, dan jemarinya terus meremas ujung meja seakan menahan sesuatu.

“Kamu kelihatan lelah sekali, Nara. Sudah makan siang?” tanya Bu Clara, nada suaranya sedikit lembut.

“Oh, sudah, Bu…” jawab Nara cepat. Ia menunduk, tidak ingin pandangannya terlalu lama bertemu. Padahal perutnya hanya terisi secangkir teh manis tadi siang.

Pertemuan itu resmi selesai. Bu Clara berdiri, menata kembali barang-barangnya, lalu berjalan ke arah pintu. Namun sebelum benar-benar keluar, ia menoleh sekali lagi. Wajah Nara terlihat semakin pucat, bahkan bibirnya sedikit bergetar.

Hati Bu Clara berdesir. “Nara, kamu—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tubuh Nara bergoyang. Kursinya berderit pelan, lalu dalam sekejap, ia terjatuh.

Brukk!

Suara tubuhnya membentur lantai membuat Bu Clara terperanjat.

“Ya Tuhan, Nara!” seru Bu Clara dengan panik, tangannya refleks menutup mulut.

“Bu Nara!” pekik Zoya dari pintu, yang baru saja masuk sambil membawa tablet berisi jadwal kerja. Wajahnya langsung pucat begitu melihat tubuh majikannya tergeletak di lantai.

Dengan cepat ia berlari, berjongkok di samping Nara. “Bu Nara! Ya Tuhan, bangun, Bu…” suaranya gemetar.

“Zoya! Cepat, panggil orang!” teriak Bu Clara terburu-buru.

“Rani! Sinta!” Zoya menoleh ke arah dua karyawan yang baru saja masuk dari arah pintu. “Cepat bantu aku!”

Tanpa pikir panjang, Rani dan Sinta berlari menghampiri. Mereka bertiga mengangkat tubuh Nara dengan hati-hati.

“Cepat bawa ke mobil!” perintah Zoya.

Dengan langkah tergesa, mereka membawa Nara keluar butik. Beberapa orang lain yang kebetulan pelanggan, ikut membantu membuka pintu agar jalannya lapang. Zoya menopang tubuh Nara sampai ke kursi belakang mobil, memastikan ia bersandar dengan aman.

“Bu Nara, tahan sebentar ya, kita ke rumah sakit sekarang,” bisiknya sambil menutup pintu.

Jantungnya berdebar kencang, tapi tangannya dengan cepat memutar kunci. Mobil segera melaju membelah jalanan kota yang padat sore itu. Rani dan Sinta yang ikut membantu di butik hanya bisa berdoa dari kejauhan.

Di rumah sakit, suasana ruang gawat darurat dipenuhi suara perawat dan monitor. Nara segera ditangani. Infus terpasang, oksigen kecil menempel di hidungnya. Zoya berdiri kaku di samping ranjang, kedua tangannya terkepal di depan dada.

Tak lama, dokter perempuan keluar dari balik tirai. Ia menatap Zoya dengan wajah serius namun tenang.

“Apakah Anda Keluarganya?”

1
Bintang
Smgt 🌷
Etit Rostifah
lanjut ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!