Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Di tengah hutan yang rimbun, tersembunyi sebuah rumah mewah berlantai tiga yang menghadap ke danau yang luas dan tenang. Rumah itu tampak megah dan mewah, namun juga terasa sunyi dan terpencil. Di dalam rumah itu

Rayyan berdiri tegak menghadap jendela besar, menikmati pemandangan danau yang berkilauan di bawah sinar matahari. Pemandangan yang indah itu seharusnya menenangkan, namun pikiran Rayyan dipenuhi dengan rencana jahat dan dendam yang membara.

"Untuk apa kau membawa wanita itu ke rumah?" tanya Danu, berjalan menghampiri Rayyan dengan langkah tertatih-tatih. Usia senja dan cedera masa lalu telah merenggut sebagian kekuatannya,

Namun semangatnya untuk membalas dendam masih membara seperti api yang tak pernah padam. Ia memegang tongkat besi yang didalamnya berisikan sebuah pedang kecil. untuk menopang tubuhnya, setiap langkahnya terasa berat dan menyakitkan.

Rayyan tidak menoleh, matanya tetap terpaku pada pemandangan di luar jendela. Ia melihat burung-burung camar terbang bebas di atas danau, menikmati kebebasan yang tidak dimiliki oleh Aira, wanita yang kini menjadi tahanannya.

"Untuk membalas Pandu," jawab Rayyan dengan suara dingin dan datar. "Aku akan menghancurkan hatinya terlebih dahulu, dengan cara yang paling menyakitkan. Aku akan menyiksa mental anak kesayangannya, membuatnya menderita seperti yang telah ia lakukan pada ayahku."

Danu mengernyitkan keningnya, menatap Rayyan dengan tatapan menyelidik. Ia khawatir Rayyan telah terpengaruh oleh perasaannya terhadap Aira, yang dapat membahayakan rencana balas dendam mereka.

"Kau tidak jatuh cinta padanya, bukan?" tanya Danu dengan nada curiga. "Jangan biarkan perasaanmu menguasaimu. Ingatlah tujuan utama kita, yaitu membalas kematian ayahmu dan menghancurkan Pandu."

Rayyan akhirnya berbalik, menatap Danu dengan tatapan tajam dan dingin.

"Apa kau meragukanku, Ayah?" tanya Rayyan dengan nada sinis. "Apa kau pikir aku akan membiarkan seorang wanita menghalangi jalanku? Aku tidak punya waktu untuk cinta dan perasaan. Aku hanya peduli pada satu hal, yaitu membalas dendam."

Danu menghela napas lega mendengar jawaban Rayyan. Ia tahu Rayyan adalah pria yang kuat dan bertekad, namun ia tetap khawatir akan kemungkinan Rayyan terpengaruh oleh perasaannya terhadap Aira.

"Ingatlah, Rayyan," kata Danu dengan nada serius. "Misi kita adalah segalanya. Jangan biarkan siapa pun atau apa pun menghalangi jalanmu. Jika kau merasa tidak sanggup melanjutkannya, lebih baik kau mundur sekarang."

Rayyan terdiam sejenak, mengingat kembali kejadian malam sebelumnya. Ia mengingat sentuhan lembut Aira, tatapan mata yang penuh dengan ketakutan dan kebencian, dan suara isak tangisnya yang memilukan. Ia mengakui bahwa ia telah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan, sesuatu yang membuatnya merasa bersalah dan menyesal. Namun, ia tidak akan membiarkan perasaannya menguasainya. Ia akan tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu membalas dendam.

"Aku tidak akan mundur, " kata Rayyan dengan nada tegas. "Aku akan melakukan apa pun untuk membalas kematian ayahku. Aku akan menghancurkan Pandu dan keluarganya, seperti yang telah kita rencanakan selama ini."

Danu mengangguk puas mendengar jawaban Rayyan. Ia percaya bahwa Rayyan adalah orang yang tepat untuk menjalankan misi balas dendam ini. Ia telah melatih Rayyan sejak kecil untuk menjadi seorang pria yang kuat, cerdas, dan tanpa ampun.

Ia yakin, Rayyan akan berhasil menghancurkan Pandu dan keluarganya, dan membalas kematian ayah

Begitu akan pulang, langkah kaki Rayyan terhenti begitu ia melihat seorang pria yang datang.

Bersambung---

Jangan lupa tinggalkan komentar kamu 🥰