NovelToon NovelToon
Wifi Couple

Wifi Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Auraliv

Albar tak bisa terpisahkan dengan Icha. Karena baginya, gadis itu adalah sumber wifinya.

"Di zaman modern ini, nggak ada manusia yang bisa hidup tanpa wifi. Jadi begitulah hubungan kita!" Albar.

"Gila ya lo! Pergi sana!" Icha.

Icha berusaha keras menghindar Albar yang tak pernah menyerah mengejar cintanya. Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

*Update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Belajar Bersama

Hari Minggu, langit tampak cerah. Icha sudah berdiri di depan rumah sejak pukul sepuluh pagi, memakai blouse putih sederhana dan celana jeans biru muda. Rambutnya tergerai rapi. Albar muncul dengan motornya, helm cadangan di tangan.

“Cantik banget, kayak sinyal Wi-Fi full bar,” goda Albar sambil menyerahkan helm.

Icha mengangkat alis. “Lo kalau gombal nggak pernah normal ya?”

“Gombalan gue kan unik, Cha. Nggak ada di Google.”

Tujuan mereka hari itu adalah sebuah kafe kecil di pinggir danau yang agak tersembunyi. Begitu duduk, Albar memesan es kopi susu, sementara Icha memilih cokelat panas.

“Cha,” ujar Albar sambil menyeruput minumannya, “hubungan kita ini kayak jaringan Wi-Fi. Nggak semua orang bisa tahu password-nya.”

Icha terkekeh. “Kenapa sih lo nggak bosen ngomongin Wi-Fi?”

“Soalnya itu cara paling gampang buat jelasin kalau gue nggak mau kehilangan koneksi sama lo.”

Obrolan mengalir santai, dari film favorit, makanan kesukaan, sampai cerita konyol masa kecil. Albar terlihat bahagia, meski Icha beberapa kali berusaha menahan tawa karena tingkahnya yang berlebihan.

Senin pagi, suasana sekolah mendadak tegang. Pengumuman ujian semester terpampang di papan, membuat banyak siswa panik. Icha yang cukup percaya diri justru menepuk pundak Albar di lorong.

“Bar, lo udah siap?”

Albar memelotot. “Siap apaan? Gue bahkan lupa rumus luas kerucut.”

Icha tertawa kecil. “Ya ampun… sini, nanti gue ajarin. Pulang sekolah ke perpustakaan bareng.”

Siang itu, mereka duduk di sudut perpustakaan. Icha membuka buku dan mulai menjelaskan.

“Jadi gini, kalau kerucut itu luas permukaannya rumusnya pakai… eh, lo perhatiin nggak sih?”

Albar mengangguk lemas. “Perhatiin kok, cuma otak gue udah nge-lag.”

Icha menggeleng sambil tersenyum. “Makanya, kalau belajar, fokus. Bukan mikirin Wi-Fi terus.”

Di tengah sesi belajar, Dinda datang sambil membawa tumpukan buku.

“Eh, kalian belajar bareng? Lucu juga lihat Albar serius,” komentar Dinda sambil duduk di kursi sebelah.

Albar mengangkat tangan. “Serius, Din. Gue butuh bantuan guru pribadi ini biar nggak remidi.”

Dinda tersenyum tipis, lalu ikut nimbrung, memberi contoh soal-soal tambahan.

Beberapa hari menjelang ujian, Icha makin sibuk mengatur jadwal belajar untuk Albar. Bahkan malam hari, ia mengirim pesan penuh foto rumus dan catatan.

“Cha, lo nggak capek ngajar gue mulu?” tanya Albar lewat telepon suatu malam.

“Capek sih, tapi lo lebih capek kalau nilainya jeblok.”

Albar tertawa kecil. “Berarti gue harus sayang banget sama guru pribadi gue ini.”

“Sayang sama pelajaran dulu, Bar.”

Hari ujian tiba. Icha duduk beberapa baris di depan Albar. Ia mengerjakan soal dengan tenang, sementara Albar sesekali melirik ke arahnya, seolah mencari ketenangan dari wajah Icha.

Saat ujian selesai, Dinda menghampiri Icha di koridor.

“Gimana? Lancar?”

“Lumayan, soalnya nggak terlalu sulit,” jawab Icha.

Albar ikut menyusul. “Lancar apaan… gue hampir lupa rumus terakhir.”

Icha menepuk bahunya. “Makanya jangan begadang nonton bola.”

Sore itu, mereka bertiga duduk di kantin. Meski ujian masih berlanjut beberapa hari lagi, Albar terlihat lebih santai. Icha dan Dinda saling bertukar cerita lucu, sementara Albar hanya memperhatikan, merasa nyaman di tengah kebersamaan itu.

“Cha,” kata Albar pelan sebelum mereka berpisah, “makasih udah mau ngajarin gue. Koneksi Wi-Fi kita makin kuat nih.”

Icha tersenyum tipis. “Jangan kebanyakan browsing hal nggak penting, ya.”

Hubungan mereka tetap diam-diam, tapi di antara kencan kecil dan sesi belajar bersama, Albar tahu satu hal: ia semakin bergantung pada “jaringan” yang namanya Icha.

1
Sari Kumala
bucin ini
Kristina Sinambela
keren
Kristina Sinambela
keren ceritanya
Kristina Sinambela
bagus seru
Kristina Sinambela
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!