NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.

Salam Hangat dari tanah JAWA TENGAH.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Kecemasan

“Apa yang terjadi?” tanya Kiara, kecemasan terlihat jelas di wajahnya.

“Aku…” suara lirih Axel nyaris tak terdengar.

Kiara menoleh ke sekitar, ia melihat sebuah warung kopi di seberang jalan. “Ikut aku,” ucapnya langsung menarik tangan Axel dan membawanya ke sana.

Axel tak bergeming, ia hanya pasrah mengikuti langkah kecil gadis itu. Di warung kopi itu, Kiara buru-buru menghampiri salah satu karyawan.

“Mbak, bisa beli es batu saja?” tanyanya dengan wajah polosnya yang panik.

Sang karyawan hanya ternganga, di warung kopi dan hanya memesan es batu? Tentu saja hanya dipandang heran oleh orang sekitar.

“Kopi susu satu mbak,” sela Axel dari belakang Kiara.

Kiara menoleh cepat, alisnya terangkat menatap bingung Axel. “Hah? Oh iya mbak, es batu segelas dan kopi susu satu gelas,” timpalnya sambil menatap kikuk sang karyawan.

Akhirnya sang karyawan mengiyakan pesannya, Kiara dan Axel lalu duduk di satu kursi kosong di sana. Kiara terus mengamati wajah pria yang tampak bengkak, merah, seolah baru saja di hantam sesuatu dengan keras.

Axel hanya menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya, sesekali ia melirik gadis yang terlihat khawatir di sampingnya.

“Aku nggak apa-apa, Ra,” ujarnya, berusaha menenangkan Kiara yang terus menatap cemas dirinya.

Kiara menghela napas, “Nggak apa-apa gimana, wajahmu bengkak kayak gitu.”

Tak lama, pesanan mereka datang. Dengan cepat Kiara langsung meraih gelas yang berisi es batu, ia melepas jaket tipisnya dan meletakkan es ke sela-sela kain jaketnya.

Axel mengernyit, menatap heran gadis di sebelahnya. “Kamu mau ngapain?” 

“Sini wajahmu,” ucap Kiara langsung menyentuh dagu Axel, memutar wajah pria itu untuk menghadap ke dirinya. Dengan lembut ia mengompres pipi Axel yang merah dengan es yang di bungkus kain jaketnya.

Selagi mengompres, mata Kiara berkaca-kaca. “Siapa yang melakukan ini?” bisiknya, bibirnya bergetar menahan tangis.

Axel menatap lekat wajah Kiara, ia tertegun, tak menjawab sepatah kata pun.

“Pasti sangat sakit,” ucap Kiara, suaranya pecah, tiba-tiba ia menangis tersedu.

Axel mengangkat alisnya bingung. “Kenapa menangis?”

Kiara menggeser pandangannya, menatap sendu ke arah Axel. “Pasti sangat sakit, pipimu, siapa yang tega memukulmu?” isaknya tersedu di depan Axel.

Axel sempat terpaku, lalu tertawa kecil, melihat gadis yang merengek di depannya. “Kenapa kamu yang menangis? Padahal pipiku yang sakit.”

“Siapa dia? Katakan padaku, apa ayahmu?” ujar Kiara dengan tatapan berani.

Axel mengangkat tangannya, lalu menyentuh lembut wajah gadis itu, dengan pelan ia mengusap pipi Kiara yang sudah basah oleh air mata. “Sudahlah, ini hanya luka kecil.”

“Kecil apanya, pipimu bengkak,” balas Kiara, suaranya tersendat. “Besok, ajak aku saat menemui ayahmu, aku akan melindungimu.”

Axel menatap Kiara lekat-lekat, kedua tangannya masih menyentuh wajah gadis itu, ia menekan lembut pipinya hingga bibir Kiara mengerucut lucu.

“Bagaimana caranya kamu melindungiku?”

Kiara membulatkan mata, “Aku ahli memberontak, ajak aku lain kali, akan ku hajar semua orang yang menyakitimu,” bisiknya dengan yakin, wajahnya terlihat serius menatap Axel.

Axel kembali terkekeh, senyum lebar terlukis di wajahnya. “Sudahlah, aku nggak apa-apa. Jangan khawatir,” ucapnya pelan, kedua tangannya mengusap lagi pipi Kiara yang terus basah oleh air matanya.

Kiara kembali fokus mengompres wajah Axel. Sementara pria malang itu tampak sudah membaik setelah bertemu Kiara, sikap perhatiannya, tingkah konyolnya, semua tentang Kiara membuat Axel tertawa. Tenang, seolah hari yang buruk terlewat begitu saja.

“Tante Widia akan cemas kalau lihat kondisi kamu saat ini,” ucap Kiara disela kesibukannya merawat Axel.

Axel mengangkat alisnya. “Kamu benar,” bisiknya lirih nyaris tak terdengar.

Kiara menyipitkan mata, berusaha memikirkan ide agar Axel bisa pulang tanpa dilihat oleh ibunya.

Kedua matanya menatap sebuah botol beer di meja warung itu, tak ada orang disana, hanya tersisa botolnya saja.

Ia berdiri dan menghampiri botol itu, “Masih sisa sedikit,” gumamnya sambil mengendap-endap meraih botol itu.

Axel memiringkan kepala, matanya membelalak heran, apa lagi yang akan dilakukan cegil satu ini.

Kiara berdiri di hadapan Axel, ia segera menumpahkan sisa beer itu di jaketnya.

“Ara?!” seru Axel spontan, jelas kaget melihat tingkah gadis itu di depannya. “Apa yang kamu lakukan?!”

“Ssttt” desis Kiara, lalu meletakkan telunjuknya di bibir Axel. “Aku akan pura-pura mabuk, aroma alkoholnya menyengat bukan?”

Axel sontak berdiri, “Apa maksudmu?”

“Kamu harus menggendongku, lalu aku akan berusaha menutupi pipimu yang bengkak dengan rambut atau tanganku, pokoknya buat suasana riuh agar tante Widia berfokus padaku. Jadi dia nggak akan meneliti wajahmu atau banyak tanya nanti,” ujarnya dengan serius, yakin bahwa rencananya sudah bagus.

“Kamu pikir mama akan mudah dibodohi?” balas Axel, ragu rencana itu akan berhasil.

Kiara menghela napas, “Coba saja dulu, bilang aja aku salah ambil minuman di toserba tadi.”

“Yang ada Mama akan menuntut toserba itu, karena menjual alkohol pada anak di bawah umur,” cetus Axel, telunjuknya menekan pelan kening Kiara.

Kiara memicingkan mata, “Iya juga, ya.”

“Kamu dan ide gilamu, huhh,” gumam Axel, nyaris frustasi menghadapi gadis polos dengan segala ke absurdannya.

“Lalu… kamu ada ide lain?”

“Berikan jaketmu,” ujar Axel, meraih jaket Kiara yang sudah basah oleh sisa alkohol.

Axel membungkus wajahnya dengan jaket Kiara, “Bilang ke mama, kamu melihatku sudah linglung saat turun dari taksi.”

“Hah?!”

“Akan lebih masuk akal kalau aku yang mabuk,” ucap Axel.

“Tapi, tante pasti khawatir dan memeriksamu nanti,” sahut Kiara, ia berpikir rencana Axel bukan ide bagus.

“Mama sudah biasa melihatku mabuk, buat saja kehebohan agar aku bisa segera lari dan mengunci pintu kamarku,” jawab Axel dengan santai sambil meraih tasnya di meja.

Kiara terbelalak mendengar ucapan pria itu, ia menatapnya bingung.

“Kenapa? Kamu sudah melihatku merokok, kamu juga kaget kalau aku pernah mabuk?” tanya Axel yang menyadari tatapan tajam gadis itu.

“I-itu…” Kiara tak bisa meneruskan kalimatnya.

“Ayo pulang,” ucap Axel langsung merangkul bahu Kiara, “Kamu harus menuntunku, aku mabuk,” bisiknya di dekat telinga gadis yang berdiri di sampingnya.

Kiara masih tercekat, ia berusaha mencernah kata-kata Axel yang membuatnya bingung. Tak hanya perokok, Axel juga pemabuk? batinnya bertanya-tanya, pria idamannya semakin terlihat misterius.

Akhirnya keduanya melangkah menuju pulang, Axel masih merangkul bahu Kiara, sementara Kiara hanya terdiam namun langkah kakinya beriringan dengan Axel.

Sepanjang perjalanan, mata Axel terus melirik gadis yang tiba-tiba jadi pendiam. Bibirnya menyungging tipis, merasa puas berhasil menggoda Kiara.

Dia benar-benar percaya, aku pemabuk? batinnya masih menahan tawa.

Tiba dirumah, Axel segera bersiap pura-pura mabuk, sementara Kiara sudah menyiapkan script di otaknya untuk membuat kehebohan, agar Widia tak berfokus pada wajah Axel yang memerah akibat tamparan ayahnya.

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati Penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!