NovelToon NovelToon
Bound To The CEO

Bound To The CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Playboy / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Priska

⚠️Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)

“Dia hanya bosku… sampai aku terbangun di pelukannya."

Aku mencintainya apapun yang mereka katakan, seburuk apapun masa lalunya. Bahkan saat dia mengatakan tidak menginginkan ku lagi, aku masih percaya bahwa dia mencintaiku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejujuran Yang Pahit-Tak Ingin Terikat

Setelah Rapat

Pukul 19:45

“Presentasi cukup baik,” ucap Jonathan singkat.

“Terima kasih, Mr. Jonathan.” Jawab Anna, kemudian cepat-cepat menunduk. Ia jelas ingin segera menyudahi interaksi. “Kalau begitu, saya rasa tugas saya untuk hari ini sudah selesai. Bisakah saya pulang sekarang....”

Jonathan menghentikan langkah. Tatapannya tajam. “Anna, apa kau benar-benar tidak punya alasan lain… selain menghindariku?”

Anna membeku sesaat. “Apa.... tidak-- anda salah paham Mr. Jonathan... Saya hanya ingin pulang... Laporan hari ini, dan semua agenda yang akan kita lakukan besok sudah tersusun rapi.” Elak Anna.

Jonathan menatapnya lebih lama, seolah ingin menahan. “Baik...Kalau begitu, biar aku antar.” Ucap Jonathan memancing.

Anna segera menggeleng. “Tidak perlu. Saya bisa sendiri.”

“Terlalu malam untuk pulang sendiri.” Suaranya rendah, penuh tekanan.

"Tidak. Terima kasih." Jawabnya.

"Bukankah kau tidak keberatan jika menerima ajakan Daniel nona Anna? Lalu kenapa denganku berbeda?." Singgung Jonathan.

"Saya pulang Mr.Jonathan...." Anna melangkah pergi tanpa memperdulikan Jonathan yang berdiri dihadapannya.

"ANNA MAGIE !." Bentak Jonathan kerasa. Suaranya bergema hampir ke seluruh ruangan yang hanya menyisahkan mereka berdua disana.

Langkah Anna terhenti ia berbalik dengan rasa muak pada pria itu.

"Mengapa sekarang kau seakan-akan berhak mengatur ku? Mengapa harus menahan, dan mengikat … Kau sendiri yang bilang untuk melupakannya. Kau lupa itu Mr.Jonathan?."

Anna melangkah cepat, hampir berlari ke arah lift. Nafasnya terasa berat, bukan hanya karena langkah tergesanya, tapi karena perdebatan barusan yang membakar dadanya.

Ting

Pintu lift terbuka. Ia masuk tanpa menoleh, menekan tombol lantai dasar dengan jari gemetar. Saat pintu perlahan menutup, sebuah tangan kuat tiba-tiba menahan celahnya.

Jonathan.

Tatapannya dingin, tapi ada sesuatu yang bergetar di balik matanya—antara amarah dan keputusasaan.

“Anna…” suaranya rendah, hampir tercekik. “Kau pikir aku bisa diam saja, membiarkanmu pergi seperti ini?”

Anna mendongak, matanya berair tapi penuh perlawanan. “Lalu jika aku tidak pergi, apa semua bisa berubah? Tolong jangan membuat ini sulit untuk ku, aku tidak tahu salahku apa... aku hanya tahu- aku bukan siapa-siapa, mungkin aku sangat kecil di mata mu, mungkin juga tidak begitu berarti apa-apa, ini sudah sangat berat untuk ku Mr. Jonathan. Jangan membuatku bingung dengan sikap mu." Anna meminta dengan tenaga terakhirnya.

Jonathan terdiam sesaat, rahangnya mengeras. Lift berdenting seakan menunggu keputusan. Tetapi Jonathan tidak akan membiarkan itu terjadi.

“Kau berbeda, Anna,” ucapnya akhirnya, suaranya berat namun jujur. “Aku memang tidak suka hubungan yang… mengikat. Aku tidak percaya pada sesuatu yang disebut serius. Tapi… aku juga tidak bisa mengabaikanmu. Jika kau tanya alasannya apa? Aku hanya tidak ingin kau menjauhiku.”

"Bukan karena kau bukan siapa-siapa. Bukan karena aku memandangmu tidak berharga. Aku hanya tidak bisa." Terang Jonathan.

“Tidak terikat? Bukankah itu terlalu kejam? Seseorang meminta- untuk tetap di sisinya, sementara dia tidak bisa menjamin untuk siapa hatinya..Tidak aku tidak bisa seperti itu."

“Ya tidak terikat.” Jawabannya singkat, nyaris egois, tapi matanya memohon. “Karena itulah satu-satunya cara aku bisa menjagamu di dekatku. Aku tidak menjanjikan masa depan, tapi aku… aku ingin kau ada Anna.”

Keheningan menyesakkan. Anna menggenggam erat tasnya, dadanya terasa sesak oleh campuran luka dan pengakuan itu.

“Itu bukan hubungan....” Suaranya lirih, bergetar.

Jonathan melangkah lebih dekat, tangannya menahan pintu Lift agar tidak menutup.

“Aku tahu. Dan aku tidak akan memaksamu menerima. Tapi jangan menjauh dariku..”

Mata Anna berkaca-kaca, hatinya berperang antara logika dan perasaan. Ia tahu kata-kata Jonathan penuh ego, tapi kenapa di mata pria itu ada sesuatu yang terlihat hancur di dalamnya.

Anna menghela napas panjang.

"Lepaskan itu...." Anna meminta Jonathan untuk melepaskan tangannya yang sejak tadi menahan pintu lift yang terus berbunyi.

"Sudah malam... Aku ingin pulang.” Ucap Anna.

Pintu lift pun akhirnya menutup perlahan, menyisakan keduanya berdiri dalam jarak yang begitu dekat, dengan perasaan yang belum jelas ke mana akan berlabuh—namun setidaknya malam itu, mereka tidak lagi berseberangan.

1
HAI ❤️
Hai para readers jangan lupa like dan bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!