Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.
Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.
Apakah Marina bisa? Atau...
ayo baca guys
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Kenapa masih ingat?
Tubuh Marina didorong ke gursi goyang oleh pemburu itu, dia menodongkan senapan laras panjangnya hingga membuat gadis itu tak berkutik.
"Diam di tempat atau ku tembak dahimu. "
Gadis itu tak bisa mengelak, dia mengangkat kedua tangan yang berarti dia mengalah saja.
Senapan diturunkan, kali ini malah ditaruh. Ia tak tau apa yang dipikirkan pria tua didepannya.
Pria tua itu menuju ke dapur, menyiapkan sesuatu disana.
"Jangan berani-berani kabur, atau aku akan memburumu dimanapun tempatmu berada, "
Marina yang sempat berdiri kembali duduk, menunggu apa yang akan pria tua itu lakukan padanya.
Dia mengetuk jarinya di pegangan kursi. "Maaf saja bila saya menyinggung, disini saya sudah kalah bukan sir? "
"Kenapa masih disini? Saya tidak ada hubungan-"
"Memang, tapi aku tak pernah membiarkan tamu pergi begitu saja dengan tangan kosong. "
Marina mendesah berat, dia memijat dahinya. "Apa karena kau adalah bagian dari sindikat eropa? "
Pisau yang digunakan untuk memotong daging terhenti, matanya menatap tajam, 'bagaimana dia tau? '
"Aku bukan mata-mata, tapi kamu sangat lancar berbahasa indonesia, dan tanpa kau duga belum lama ini tadi kita berbicara pakai bahasa inggris, "
"Bukankah itu hebat? Orang sepertimu ada di Asia. "
"Diam. Atau ku cincang dagingmu seperti daging ini, "
Marina menggigil sendiri, "uhh~ aku takut sekali, maaf ya sir. "
"Aku hanya bercanda, ah~ tapi jujur saja kalau aku istirahat disini ada baiknya juga, aku kekurangan tidur dan aku tak bisa makan dengan lancar karena selama ini nafsuku selalu berkurang, "
"Kenapa kau mengatakan itu padaku? Apa itu ada hubungannya dengan pekerjaan ini? " Tanya si pemburu, terus mencincang daging sampai tak ada sisa tulang.
Lalu mengaduk air di dalam panci.
"Masalahnya, aku tak bisa memberitahu begitu saja. Maaf ya sir, tamu mu ini kurang ajar, "
Pemburu menggenggam spatula erat, pria tua itu harusnya marah tapi dia tahan, gadis dibelakangnya ini bukan lawan sepadan.
"Untung kau masih muda, kalau tidak begitu aku tak akan bermurah hati lagi padamu. "
"Durhaka."
"Hm... Sebutan yang bagus, aku suka itu pak, "
"Anda memasak apa? "
"Oh! "
"Hei! Duduk di tempat mu semula! "
Marina menggeleng, dia mengambil spatula yang dipegangnya. Dengan sembrono dia aduk lalu dia cicipi. "Rasanya tidak enak, akan enak kalau kau menambahkan semuanya, "
"Hei! "
"Da-dasar psikopat... " Kata pria tua itu, cukup membuat Marina tak bisa menahan tawa.
Dia terus mengaduk air bening itu, dan di tumpahkan semua daging yang sudah di cincang-cincang.
"Ini pengalaman pertamaku memasak, "
Pria tua itu segera menyaut kembali centong miliknya, dia memukulkan centong panas kepada nya.
Puk!
"Ah-"
"Itu pantas kau rasakan, jangan membuat orang yang lebih tua marah. Rasakan itu, "
"Hm... Ya sudah. "
"Sana duduk, duduk kembali ke tempat mu! "
"Tapi aku berbaik hati, mau membantumu... Memang tidak boleh? "
"Kau yang punya rumah? " Tatapnya tajam, setajam siluet. Marina langsung mundur seketika, dia berdiri di ambang dapur yang tak ada pintu.
Matanya memerawang masuk ke dalam, 'tinggal sendirian, jauh dari tempat tinggal. Bekerja dengan hasil jualan illegal, kenapa aku malah kemari untuk semua itu... '
"Kau tidak akan meracuniku kan?! " Seru Marina berbisik dalam kedua tangannya yang menutup bibir.
Pria tua itu berdecak keras.
'Apa-apaan itu. '
'Jauh dari teman-temannya, dia bukankah tersesat lebih pantas untuknya? '
"Jangan remehkan aku yang jauh lebih tua, walau begini aku punya banyak pengalaman. "
'Aku tau. '
"Oh aku tak tertarik, maaf saja. "
"Hei." Panggilan itu seketika membuat Marina ikut berhenti bercanda.
Mata si pemburu masih mengaduk sop daging buatannya, dia terus berbicara.
"Apa kau sengaja? "
'Hm? '
"Sengaja kan? "
"Aku tau itu, "
"Tidak, aku memang tidak profesional. Tanganku juga tak memiliki pengalaman apapun, bisa lihat kan... Aku hanya gadis muda biasa, yang hanya main-main saja, "
"Kau bilang itu pengalaman pertamamu. " Kata si pria tua, Marina mengangguk kecil. "Memang, itu pengalaman pertamaku, "
"Tidak ada pengalaman pertama seperti itu, "
"Tanganmu halus, seolah sama sekali tak pernah berpegang pada senjata, tapi aku tak pernah melihat dari fisik, aku melihat dari kecekatan, "
Pemburu tua membalikkan badan, dia mengarahkan centong ke arah gadis itu. "Kau sengaja di depanku, kau bisa membunuh anjing itu semaumu, tapi didepanku kau berusaha kalah, "
"Insting ku tak kan pernah salah. "
"Orang sepertimu adalah orang yang dulu pernah aku ingat, "
"Oh siapa itu? " Tanya Marina penasaran, dia menyangga kepalanya dengan punggung tangan.
"Orang yang sangat ku benci, selalu melakukan trik-trik membosankan, dia membuatku tak bisa menahan amarah, "
"Oh... "
'Aku tau siapa yang kau maksud, '
"Ah sudahlah... "
"Untuk-"
"Tunggu... Anda-"
'Kenapa? '
'Seharusnya kau tak bisa mengingatnya kan? '
Gluk- Marina meneguk ludah cepat. Dia menghampiri pemburu tua itu, berdiri dibelakangnya.
"Apakah nama orang yang kau benci itu Jack Adison? "
"Kau! -"
"Diam atau ku tusuk pisau ini ke leher mu, "
"Ka-u... " Pemburu itu tentu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tiba-tiba saja dia ditodong pisau begitu saja tentu siapa yang tak kaget.
Pisau lipat kecil yang bisa menembus sampai ke dalam bagian lehernya.
"Apa yang kau lakukan? "
"Aku tidak akan mengatakan apa-apa sir, tapi kenapa kau masih mengingatnya? "
"Jack Adison, "
"Gluk-" Pemburu itu meneguk ludah, kenapa tatapan gadis didepannya ini berbeda dari yang tadi.
Ia merasakan sesuatu yang membuatnya juga bergidik, sampai bulu kuduk merinding.
"Apa ingatanmu... Belum dihapus oleh Acx? "
"Si-siapa yang kau maksud? "
"Kau juga kenal Jack? "
"Kenapa kau bisa tau dia orang yang ku benci! "
"SIAPA KAU!!! "
"MATA-MATA?! "
"SIAPA KAU!!! "
Marina melebarkan mata, dia merasakan sakit dan pening di sekujur otaknya. Rasanya dia mau muntah karena rasa sakit tak terhentikan ini.
"Ka-takan padaku, kenapa kau belum melupakannya! "
"Jack... Dia sudah mati, harusnya dia... "
"Darimana kau mengenalnya? Dia sudah hilang 70 tahun lalu. Apa dia tinggal denganmu hah!?! "
"Kenapa kau tak mau menjawab? "
'Ada apa ini, kenapa pria di depan ku bisa mengingat orang yang harusnya sudah hilang? Ada apa ini? Harusnya orang di depan ku tak ingat Jack, seharusnya tidak! Hanya aku! Hanya aku yang mengingat nama-nama itu, '
"Kau tidak mau mengatakan? "
"Rasakan ini-"
Marina melotot, dia disiram air yang akan dibuat sup oleh pemburu itu tidak jadi dimasak dan malah disiram padanya, air yang sangat panas itu melepuh ke seluruh kulit wajah Marina, dia tak sempat menghindar.
"Kau kenal dengan Jack? Dia... Dia... Berhutang 1 GBP padaku, dia hutang banyak uang! Kau tau itu! "
"Kalau kau kenal padanya, pasti kau tau dimana dia berada, dia pasti sangat-sangat bahagia membawa kabur uang-uangku. "
Bersambung...