Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Di temukan Aslan
Aslan tersentak kaget ketika pulang shubuh menemukan Bapak nya dalam keadaan sudah sekarat karena banyak kehilangan darah, dia tergeletak begitu saja di jalanan yang cukup sepi sehingga sudah pasti jarang ada orang yang lewat sini. lagi pula saat kejadian nya Bardi kan sudah malam, maka nya tidak ada yang lewat untuk membantu nya.
Baru setelah anak dia sendiri pulang dari jaga malam menemukan Bardi tergeletak dengan darah di sekujur tubuh nya, wajah juga bengkak dan dugaan sementara adalah di keroyok orang. Aslan bukan nya mau sembarangan menduga, tapi kalau di lihat sendiri dari sikap Bapak nya wajar lah di keroyok orang.
Ucapan nya selalu menyakiti dan mungkin ada yang diam diam sakit hati lalu melampiaskan nya secara keroyokan agar Bardi jera, entah benar atau tidak tapi itu hanya dugaan Aslan untuk sementara saja. sebab wajah nya Bardi juga bengkak dan memar, mirip seperti orang yang habis di pukuli oleh banyak orang.
Tidak tau saja bahwa yang membuat memar itu hanya tangan seorang wanita, namun jangan pernah remehkan kekuatan tangan wanita cantik namun berbisa. terbukti wajah Bardi saja sampai hancur bengkak semua, gigi juga sampai tanggal karena kuat nya tamparan yang Purnama berikan di malam itu, mana sampai empat kali juga tamparan nya.
"Tadi gimana kejadian nya kok kamu bisa dapat Bapak sudah begini?" Bu RT panik juga.
"Bapak sudah tergeletak di jalan dengan darah sangat banyak, aku juga tidak tau kejadian nya." jawab Aslan.
"Pasti ada yang sudah berbuat jahat sama Bapak mu, kau harus cari tau dan penjara kan orang itu!" tegas Bu RT.
"Bu, coba lah untuk menyadari kalau Bapak pun bukan orang baik." ujar Aslan.
Bu RT yang mendengar ucapan Putra nya langsung mendelik karena dia pun tidak terima, bagai mana bisa sekarang anak sendiri yang mengatakan kalau Bardi bukan lah orang baik. seolah olah Aslan setuju dengan omongan sebagian orang kalau Bardi bukan RT yang baik, membuat naik darah saja ucapan anak nya ini.
"Dia Bapak mu dan kau malah berkata begitu, Aslan!" Bu RT agak tidak percaya.
"Dengarkan aku, Bu! Bapak sudah sering menyakiti orang, soal kebakaran itu pun Bapak yang membuat nya." Aslan mencoba untuk membuat Bu RT sadar.
"Jangan lari dari masalah sekarang, kau harus usut soal orang yang mencelakai Bapak mu dan tangkap dia!" Bu RT tidak ingin di bantah lagi.
"Terserah Ibu saja, aku malas berdebat karena kalian selalu saja egois dan tidak tau diri." Aslan segera pergi dari rumah.
"Anak kurang ajar, aku menyekolahkan mu agar jadi manusia yang berguna! tapi apa balasan mu setelah kau punya pangkat?" teriak Bu RT murka.
Aslan tidak menjawab ucapan Ibu nya karena dia merasa ini serba salah juga, orang tua dia sangat jahat sehingga Aslan tidak mau menuruti apa yang mereka katakan. tapi kalau tidak di turuti maka akan begini kejadian nya, semua akan di ungkit secara brutal.
Dia di cap sebagai anak yang tidak tau balas budi, mau bagai mana lagi karena sebenar nya memang tanggung jawab mereka untuk mengurus anak. sekarang anak sudah tau mana yang bagus dan mana yang jelek, sehingga Aslan punya hak untuk mengurus hidup nya sendiri.
"Ayo bawa Bapak ke mobil sekarang." Bu RT menyuruh Jajak yang sudah datang.
"Harus cepat di tangani lah ini, bahaya darah nya banyak sekali yang keluar." Jajak pun cemas.
"Untuk sekarang di ikat dulu dengan kain, nanti darah nya habis pula." Keming menutup leher Bardi.
"Pokok nya usaha kan selamat, ayo kita berangkat sekarang." Bu RT sudah tidak tidak sabar lagi.
"Kasihan sekali Bapak, pasti ada orang yang tidak suka sehingga di hajar begitu." ujar Jajak sambil membawa mobil.
"Dugaan ku pasti lah Lurah sialan itu, dia sakit hati karena warga banyak yang suka dengan Bapak." Keming mulai membuka suara menghasut.
"Tunggu nanti sampai suami ku sadar, akan ku balas kan sakit hati yang suami ku rasakan!" geram Bu RT.
"Kami akan selalu ada untuk Bapak, pokok nya Ibu tenang saja." Jajak berusaha untuk cari muka agar tidak di lupakan nanti nya.
Bu RT mengangguk senang karena dia merasa bangga atas orang orang yang suka dengan suami nya, terserah mau yang lain berbuat apa saja. dengan banyak nya warga yang berpihak ini, maka sudah pasti periode selanjut nya Bardi lah yang akan terpilih untuk jadi Lurah di desa yang amat terpencil ini.
...****************...
Erni menyapu di rumah nya Darma yang habis semua sama sekali tidak ada sisa, hanya arang arang bekas kayu yang sudah terbakar itu saja yang ada di sana. selebih nya sama sekali tidak ada, memang api sangat besar kemarin melahap nya sehingga sudah pasti lah habis semua yang ada di dalam rumah.
Entah itu hanya baju baju usang, yang mereka tidak tau itu adalah barang di rumah Darma masih lengkap semua. sebab Darma bukan minggat, tapi menghilang saat sedang mencari putra nya, jadi dia sama sekali tidak ada bawa apa pun dari rumah walau hanya selembar baju kecuali yang menempel di tubuh nya.
"Darma, apa benar kau menghilang atau kau minggat bersama Wanto?" gumam Erni pelan.
"Kalau kata orang kan memang dia minggat, tapi kata mu dia pergi mencari Angga." ujar Mustofa.
"Saat itu memang iya, kan aku sempat tanya dan dia bilang Angga hilang saat cari kayu bakar." jelas Erni.
"Tapi hilang kemana ya mereka? bersamaan pula dengan hilang nya Wanto!" ujar Mustofa.
"Eh jangan jangan dia memang minggat sama Wanto, kan dari dulu Wanto suka sama dia." Erni kumat lagi.
"Kau ini tidak jelas sekali, sebentar kasihan sama dia tapi sebentar kau katai pula dia." Mustofa kesal juga akan tingkah Erni.
Itu lah mengapa kadang kala Darma mengatakan bahwa Erni adalah tetangga yang baik dan kadang juga tetangga yang julid, hanya dalam sekejap mata saja dia bisa berubah sikap dan itu sungguh tidak bisa mau di prediksi sama sekali.
"Ya kan curiga saja to, lagian mereka hilang nya bareng." ujar Erni sambil bersih bersih.
"Ah sudah lah, aku malas sekali kalau kau sudah mau gosip!" sergah Mustofa segera menjauh.
Erni merengut dan kembali lanjut membersihkan rumah nya Darma yang sudah tidak ada lagi, ada sebagian lemari yang tinggal arang nya saja, di sana dia dapat kaleng yang sudah gosong dan mulai lapuk karena api yang amat panas, Erni pun membuka nya karena penasaran.
Selesai ya guys, sambung besok lagi dan terima kasih untuk hari ini semoga kita bisa jumpa lagi walau hanya lewat tulisan saja.