seorang anak yang ditinggal orang tuanya saat berusia 5 tahun akibat kecelakaan mobil yang menewaskan kedua nya.
akankah Deva algomi bisa menjadi seorang pria sukses kedepannya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyzque, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menyatakan perasaan
"eh dev…, tu daging belum mateng apa?," tanya ken.
"iya…, udah lama kita nunggu nih," ucap aishley.
"sabar lah…, baru juga 15 menit, tunggu 15 menit lagi lah," jawab deva.
deva dan claude saat ini sedang sibuk mengawasi daging yang sedang di panggang, karena daging itu lumayan tebal, jadi butuh waktu untuk matang.
tapi sepertinya mereka masih sempat mengambil kesempatan dalam kesempitan, saat claude ingin berjalan untuk membalik jagung yang di bakar, dia malah menginjak salah satu potongan jagung yang jatuh.
claude langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke arah tungku, tapi untungnya deva masih sempat menarik tangan claude, dan claude berakhir jatuh di dekapan deva.
"kamu nggak papa kan lau?," tanya deva yang masih dalam posisi memeluk claude.
"e-nggak papa kok dev," jawab claude dengan suara pelan.
"khem…, itu jagungnya gosong lohh…," ucap baim dengan nada bercanda.
mungkin jika baim tidak mengganggu, itu bisa jadi akan berlangsung lama, tapi sahabatnya yang satu ini memeng tidak menyesuaikan situasi.
"ah…anu itu, eee…,"
mereka berdua sepertinya kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kejadian ini, dan mereka akhirnya melanjutkan membalik jagung terakhir yang sudah gosong.
setelah jagung dan daging sudah siap, mereka pun melanjutkan kegiatan makan makan mereka dengan santai sambil sesekali bercanda, dan saat hampir selesai… angin malam berhembus membuat mereka semua kedinginan.
"uh…, dingin banget…, kayak sikap si dia," ucap ken.
"sayang…, dia? siapa dia itu, hmm…," ucap aishley dengan tatapan tajam.
"eee…, itu mereka berdua itu, dari tadi diem-dieman aja dari tadi," ucap ken beralasan.
"eh…, iya jugak ya, mereka berdua kayak mau ngomong, tapi kayak nggak bisa," tiba-tiba Sintia muncul di samping aishley.
suara mereka bertiga tidak terlalu keras, dan mungkin deva tidak mendengar apa yang mereka ucapkan.
saat sudah selesai makan, tugas beres-beres di ambil oleh claude, saat sintia dan aishley ingin membantu, claude melarang mereka… karena dia ingin deva lah yang membantunya, agar dia bisa mengatakan segalanya malam ini.
mereka berdua pun akhirnya mengalah dan membiarkan claude membereskannya sendirian, deva yang melihat itu pastinya tidak akan diam, dia langsung saja membantu claude untuk beres beres.
"lau…, sini biar ku bantu," ucap deva.
"eh…, nggak usah dev, aku bisa sendiri kok," ucap claude.
"udah sini…, malem ini jugak dingin banget," ucap deva.
"hmm…, yaudah deh," ucap claude.
"nih…, pakek jaket ku, itu kamu beres beres tapi nggak pakek jaket," ucap deva sambil memberikan jaketnya.
"terus kamu?," tanya claude.
"udah, nggak papa…, kamu pakek aja," ucap deva.
"okey…," jawab claude.
akhirnya claude pun mengenakan jaket milik deva, dan ternyata ken dan yang lainnya melihat hal itu, mereka sengaja bersembunyi di semak-semak dekat taman villa itu.
deva lanjut membereskan piring-piring yang digunakan tadi, dan claude pergi membuang sampah ke bak sampah yang ada di depan villa.
tapi saat claude membuka penutup tempat sampah itu, tiba-tiba keluar seekor laba-laba melompat ke arah mukanya, claude yang memang takut dengan laba-laba sejak kecil langsung berteriak keras hingga terdengar oleh deva.
deva yang mendengar teriakan claude langsung berlari ke depan villa, dan saat dia sampai claude langsung melompat ke arahnya.
untuk kejadian yang ini, ken dan yang lain tidak bisa melihatnya, karena jika mereka tetap mengikuti deva, mungkin kejadian berikutnya tidak akan terjadi.
"dev…itu," ucap claude dengan suara kecil.
"itu apa lau?," tanya deva sambil menenangkan claude.
"itu…, ada laba-laba," ucap claude sambil menunjuk ke arah tong sampah.
"hah…, laba-laba, hahaha…," deva langsung tertawa mendengar itu.
"ihh…, kok kamu ketawa sih," ucap claude sambil mencubit perut deva.
"akh…, lagian masak seorang nona revali takut ama laba-laba," ucap deva sambil memegangi perutnya.
"ya kan namanya juga manusia dev, pastilah takut sesuatu," ucap claude.
"haha…, iya-iya deh," ucap deva.
"khem…, ini mau terus begini apa gimana lau?, itu sampah nggak bisa loncat ke tong sampah soalnya," ucap deva sambil melihat sampah yang terjatuh.
"diem kayak begini aja, soalnya tu laba-laba masih ada di sana," jawab claude sambil tersenyum menatap deva.
"hmm…, kok…," deva tidak jadi menyelesaikan ucapannya, karena claude menutup mulut deva dengan tangan kecilnya.
"dev…, aku mau jujur sama kamu…, sebenernya…," ucap claude sedikit demi sedikit.
"lau…," tiba-tiba deva memotong.
"aku udah suka sama kamu dari saat kamu nolongin aku, tapi aku nggak berani buat ngucapin," ucap deva.
"kalau kamu sebenernya mulai risih sama aku, nggak papa kok…mungkin kamu udah nemu orang yang paling kamu cintai di dunia ini," lanjut deva sambil melonggarkan pelukannya.
saat pelukan itu hampir terlepas, claude langsung saja memeluk deva lebih erat lagi dan berkata…
"dev…, aku emang udah nemu orang yang paling…paling aku cintai di dunia ini, dan orang itu adalah kamu," ucap claude sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap menatap wajah deva.
"lau…, kamu serius?, kamu lagi bercanda kan," tanya deva yang masih tidak percaya kalau orang yang dia cintai juga mencintai nya.
"serius kok dev, sebenernya juga aku udah suka dari saat pertama ngeliat kamu," ucap claude.
mendengar itu deva seperti terbang ke atas awan yang berisikan kebahagiaan tiada akhir…
"lau…, kamu mau nggak jadi pasangan hidup ku?," tanya deva.
"iya…dev, aku mau… mau banget malah," jawab claude.
malam ini bagaikan sebuah mimpi bagi keduanya, dan sebelum masuk kembali, claude mengucapkan terimakasih dulu pada laba-laba yang menakutinya sebelum di buang.
setelah mengucapkan terimakasih, claude dan deva langsung masuk ke dalam villa, dan mereka masuk sambil berpegangan tangan, ken, baim, sintia, dan aishley yang melihat itu langsung saling berbisik.
"eh…kok, mereka kok saling gandengan," bisik aishley.
"lah…iya, bener itu…, kayaknya kita ngelewatin kejadian yang istimewa tadi pas claude teriak," bisik baim.
"jangan-jangan…, mereka udah jadian lagi," sintia ikut berbisik.
"bener tuh, aduh…kenapa kita nggak ikutin ya tadi," bisik ken.
"sayang…, kamu ini kok tiba-tiba jadi oon ya," ucap aishley sambil menjitak kening ken.
"kan bener yang, kalok di ikutin kita bisa jadi saksi mereka jadian," ucap ken.
"kalok kita ikutin, ya mana bisa kejadian sayang!," ucap aishley dengan suara yang cukup keras.
"kejadian apa nih?," tanya deva yang tiba-tiba muncul.
deva yang tiba-tiba muncul membuat mereka berempat langsung melompat karena kaget, sedangkan claude hanya tertawa melihat mereka.
pada akhirnya mereka mengaku kalau sudah mengendap-endap untuk melihat mereka yang sedang berpelukan.
"huh…, yaudah deh, kali ini kita maafin, tapi kalok kalian sekali lagi kayak begitu, ada hukumannya," ucap claude.
"em…, iya lau…," ucap mereka serempak.
"yaudah, ayok kita tidur…," ajak claude.
"eh tapi kok…, ini kamar cuman 5, kita kan ada 6 orang," ucap deva yang langsung menatap mereka berempat
"hehe…, itu dev, ini sengaja disiapin ken," ucap baim.
"nanti kamu sama claude tidur satu kamar ya, soalnya kamarnya lumayan luas," ucap sintia sambil mengedipkan sebelah matanya.
"oh…yaudah…, ayok dev kita tidur, aku udah ngantuk banget," ucap claude yang membuat mereka berempat kebingungan.
"yaudah ayok…," jawab deva.
"hah…, kalian nggak masalah?, ato marah gitu," ucap ken yang kebingungan.
tanpa menjawab ken deva dan claude langsung masuk ke kamar, tapi mereka tidak mengunci pintunya, untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan saat tidur, seperti di tendang dan di tampar.
mereka berempat juga akhirnya masuk ke kamar masing-masing dengan raut wajah yang masih kebingungan dan berpikir keras.
hari pertama mereka pun berakhir dengan sangat menyenangkan, mereka akan berada di villa ini 2 hari lagi, karena mereka berencana berlibur selama 3 hari.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...