NovelToon NovelToon
Karena Aku Bukan Dia

Karena Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Juu_30

Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.

"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 Jangan Sentuh Dia

Bugh... Bugh... Bugh....

Suara pukulan terdengar memekakkan telinga. Didalam ruangan yang sepi tepat didalam ruangan kelas, Bara memukul Langit tampa ampun.

Keduanya sama-sama saling meruntuhkan dan menjatuhkan, tanpa ada yang mau mengalah. Mereka sama-sama mempertahankan nama dan kodratnya sebagai laki-laki.

Tanpa ada yang mengetahui kalau Bara menyimpan dendam yang mendalam kepada Langit yang sudah membuat Vasca menangis pagi tadi, dan sudah membuat orang lain mengetahui hubungan Bara dan Vasca. Bara memang terlihat biasa saja didepan Vasca karena ia tidak mau Vasca tambah sedih, tetapi jauh didalam lubuk hatinya bahwa ia sangat ingin membalas dendam kepada Langit.

"Bangsat lo " Teriak Bara penuh emosi.

Kondisi keduanya sangatlah mengerikan. Langit sudah tidak bisa berbuat apa-apa dibawah kukungan Bara. Darah mengalir keluar dari bibir, hidung dan dahi mereka. Tapi, tidak ada satupun yang berhenti.

"Sekali lagi lo buat dia nangis, maka gue akan pastikan kalau lo akan hancur bersama dengan bisnis orang tua lo ". Kata Bara dingin sambil merapikan kamejanya dan berlalu dari dalam ruangan itu, meninggalkan Langit yang dengan susah payah untuk bangun.

Bara menyalakan mobilnya dan keluar dari kompleks sekolah dan pergi menuju kontrakan Vasca. Ia tahu bahwa keadaannya saat ini pasti membuat Vasca kaget dan juga marah tapi sedikitpun ia tidak peduli, yang terpenting adalah ia sudah membalas dendamnya kepada Langit.

Flasback On

Ketika bell pulang sekolah berbunyi, Bara segera mengajak Vasca pulang. Karena katanya ia ada urusan.

"Pelan dong Bara". Kata Vasca bingung kepada Bara yang entah apa yang akan diurus oleh Bara.

Bara terus melajukan mobilnya menuju ke kontrakan Vasca. Setelah itu ia langsung berbalik kesekolah.

Ia tahu ini akan terjadi. Tetapi, ia tidak tau akan terjadi hari ini. Menurutnya, Langit sudah sangat keterlaluan.

Bara sudah menyusun rencana dengan baik, ia yakin bahwa Langit masih ada disekolah untuk mencari kunci mobilnya, karena Bara yang menyembunyikan kunci itu.

Bara sudah berada didepan sekolah, ia sengaja memarkirkan mobilnya didepan gerbang karena masih ada banyak siswa yang berada dalam lingkungan sekolah.

"Sabar pak... jangan kunci dulu ". Kata Bara kepada Satpam yang hendak mengunci gerbang sekolah.

"Bara... kenapa kamu masih disini? " Tanya Satpam itu.

"Teman aku masih didalam pak". Kata Bara berbohong, dan membuat satpam itu percaya kepadanya karena melihat satu mobil hitam yang masih terparkir disitu.

"Ya udah, kamu boleh masuk". Kata Satpam itu sambil membuka gerbang lagi.

Bara masuk dengan tatapan datar dan mematikan. Fokusnya sekarang hanya tertuju pada Langit, orang yang menjadi target utamanya saat ini.

Benar sesuai perkiraannya bahwa Langit pasti masih berada dalam kelas, mencari kunci mobilnya.

"Cari apa lo? " Tanya Bara santai sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Langit menatap Bara tajam dan kembali membuka tasnya. Melihat itu, Bara terkekeh pelan dan melemparkan kunci itu tepat dihadapan Langit.

"Lo cari ini? " Kata Bara pelan.

"Bangsat.. maksud lo apaan? " Kata Langit sambil membentak Bara.

"Sedikit main aja, sama seperti yang lo lakuin ke Vasca". Kata Bara pelan dengan sorot mata yang tajam.

"Bangsat lo". Teriak Langit sambil berlari kearah Bara.

Bara yang sudah mengetahui hal itu akan terjadi, membalas pukulan itu secara membabi buta. Ia tidak peduli dengan Langit yang sudah tidak berdaya dibawahnya. Bara mendapat tiga kali pukulan dari Langit membuat dahi dan bibirnya berdarah.

"Sekali lagi lo bikin dia nangis, maka lo akan hancur bersama dengan bisnis orang tua lo". Kata Bara datar sambil merapikan kamejanya.

Flasback Of

Tok... Tok... Tok

Bunyi ketukan pintu terdengar membuat Vasca menoleh ke pintu dan menunda acara masak-masakan yang ia lakukan.

Vasca membuka pintu dan demi adapun dia sangat kaget dengan penampilan Bara saat ini. Darah yang mengalir dari dahi dan bibirnya dan seragam yang sudah berubah warna dengan rambut yang sudah tidak teratur.

"Kenapa kamu bisa kaya gini?" Tanya Vasca masih kaget.

"Diajak masuk dulu Ca, masa ngobrol diluar?" Kata Bara pelan sambil menyandarkan badannya disamping pintu.

"Ya udah masuk dulu". Kata Vasca membiarkan Bara masuk dan ia menutup pintunya.

"Kenapa bisa kayak gini? " Tanya Vasca lagi.

"Kamu masak apa Ca, aku lapar banget? " Kata Bara sambil memegang perutnya.

Vasca bingung melihat Bara yang seperti orang kelaparan.

Vasca mengambil nasi dan lauk yang ia masak dan memberikan kepada Bara.

Bara memakan sambil sesekali meringis kesakitan.

"Ini minum air dulu". Kata Vasca sambil memberikan gelas berisi air kepada Bara.

Bara menerima dan meminumnya secara pelan.

"Huh.... cape bangat sumpah". Kata Bara sambil merebakan badannya diatas sofa.

"Tadi kenapa sampai gitu mukanya? " Tanya Vasca sambil mengobati luka Bara.

"Enak ya, diperhatikan oleh istri... auww... pelan sayang". Teriak Bara karena Vasca menekan lukanya dengan keras.

"Makanya jawab yang benar, ini kenapa sebenarnya? " Tanya Vasca lagi.

"Usir serangga tadi". kata Bara sambil terkekeh pelan.

"Pasti kamu tawuran ya.... gk usah sok jagoan kamu ". Kata Vasca mengingatkan.

"Iya sayang, gk kok". Kata Bara sambil memejamkan matanya dan tertidur dengan napas teratur.

Vasca kembali melanjutkan acara masak-masakan yang sempat tertunda tadi.

Setelah hampir 1 jam berkutat di dapur, akhirnya Vasca sudah selesai dengan pekerjaan itu. Vasca kembali ke ruangan tamu dan melihat wajah tampan Bara yang sedang tertidur dengan lelap.

Dia sedikit kagum melihat wajah Bara, dan tidak percaya dengan hubungan nya dengan Bara.

"Bara bangun dulu, udah jam enam ini". Kata Vasca pelan membangunkan Bara.

Bara bangun dari tidur dan melihat jam di ponselnya. Ia segera memakai sepatunya.

"Aku pulang dulu ya sayang". Kata Bara.

"Gk usah keluyuran, langsung kerumah aja". Kata Vasca mengingatkan.

"Kumpul depan gang dikit boleh kan sayang? " Tanya Bara pelan.

"Gk usah aneh Bara, itu muka kamu sudah rusak banget". Kata Vasca dengan suara tinggi.

"Bentar aja sayang, jam 7 aku pulang ". Tawar Bara.

"Coba aja kalau berani". Kata Vasca sambil masuk ke dalam kontrakan nya.

🌹🌹🌹

Pagi ini, Vasca pergi sekolah seperti biasanya. Ia belum melihat Bara, mengingat Bara membuat ia tersenyum. Bara itu aneh pikiranya.

"Sayang... muka kamu kenapa lebam gitu?". Tanya seseorang dari belakang Vasca. Vasca mengenal suara itu dan tanpa sengaja melihat kebelakang.

Vasca begitu kaget melihat wajah Langit yang penuh dengan luka dan sedikit bengkak. Vasca kembali mengingat keadaan Bara kemarin.

"Jangan-jangan..... "

"Good Morning sayang". Sapa Bara dengan senyum tipis.

"Sini ikut aku". Kata Vasca sambil menarik tangan Bara dengan kasar.

"Eh.. Ca, pelan Ca, ini kaki aku ". Protes Bara.

"Jelasin semua". Kata Vasca datar.

"Apa sayang? " Kata Bara berpura-pura bodoh.

"Gk usah bohong Bara, aku bingung wajah kamu dengan Langit sama-sama berantakan, aku yakin kalau kamu berantem sama Langit, tapi kenapa bohong kemarin Bara? " Tanya Vasca datar penuh emosi.

"Iya Ca". Kata Bara pelan.

Plak...

Satu tamparan melayang di pipi kanan Bara dengan Vasca sebagai pelakunya.

Bukannya menjawab dan melawan, Bara justru menundukkan kepalanya dan takut menghadapi Vasca.

"Maaf Ca". Kata Bara pelan.

"Jangan sok jagoan Bara". Kata Vasca pelan.

"Dia brengsek Ca". Kata Bara pelan sambil membawa Vasca kedalam pelukannya.

"Jangan cari masalah Bara, aku takut kamu terluka". Kata Vasca pelan sambil merapikan rambut Bara.

"Hanya itu yang bisa aku buat untuk melindungi kamu Ca". Kata Bara sambil menghembuskan napasnya pelan.

1
Junn30
Makasih untuk komentar nya kak... jangan lupa Follow ya, Makasih
🙏
Eva Karmita
ngak papa bara diterima jad teman dulu nanti pelan" baru kamu katakan perasaan mu ibaratnya menyelam sambil minum ari
Eva Karmita
semangat ca jgn sedih semoga ada laki" yg benar" mencintaimu pokoknya apapun yang terjadi jgn mau balikan sama langit ... semoga bara mau berteman dgn mu ca, seperti bara ada rasa sama kamu Ca
Eva Karmita
Langit kata nya cinta mati tanpa apa buktinya kamu sama saja seperti yang lain nya , Vasca jgn terlalu berharap dan bergantung dgn manusia karena sejatinya manusia itu penuh tipu daya .. berharap lah dgn Allah karena Allah tidak pernah mengkhianati hambanya
Eva Karmita
😭😭😭😭💔 harus kh seperti itu teganya anak sendiri disiksa sedemikian rupa 💔😭 , ingat suatu hari nanti Kamu akan menyesal sudah membuang darah daging mu sendiri, vasca kamu harus kuat terima saja dgn ikhlas jika keberadaan mu tak di inginkan lagi ya sudah lebih baik kamu pergi jgn buat kamu tambah menderita ca 🤗🥰😭
Eva Karmita
ya Allah nyesek 😭😭💔💔 tega"nya anak sendiri dibuang dasar manusia
Yue Sid
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Junn30: Makasih ya..... oke, aku janji akan segera update
total 1 replies
Phedra
Membuatku terhanyut.
Junn30: Gimana lanjut? 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!