MAHDI

Di sore yang menyejukkan itu,

              Mahdi tengah bekerja sebagai seorang penggembala kambing. Ia harus membaur dengan lingkungan dan orang-orang di tempat barunya ia tinggal.

              Mahdi baru saja terbiasa dengan tubuh barunya menjadi seorang manusia. Di dalam badan yang lemah ini Mahdi tidak bisa mengeluarkan seluruh kekuatannya sama seperti ketika ia terbebas menjadi malaikat.

              Meski kini menjadi sosok manusia, sifat utama Mahdi sebagai malaikat masih tetap utuh. Sebagai seorang hamba yang selalu memuji dan patuh kepada Sang Pencipta seluruh alam semesta beserta isinya.

              Mahdi baru saja menyelesaikan sholat asar di bawah pohon rimbun yang sangat meneduhkan.

              Mahdi mengawasi kambing-kambing yang sedang digembalakannya masih dalam keadaan tenang.

              Namun tiba-tiba kambing-kambing gembala itu berlari dengan perasaan takut menuju ke arah Mahdi.

              Kambing-kambing itu bersembunyi berlindung di belakang Mahdi yang kini tengah berdiri dengan penuh kewaspadaan.

              “Ada apa?”,

              “Kenapa kalian begitu ketakutan?”, tanya Mahdi.

              “Ada yang datang”,

              “Dia sangat buruk”, kata salah seekor kambing.

              Ya benar, kambing itu berbicara kepada Mahdi. Mahdi memahami bahasa mereka.

              Ada seorang perempuan datang kepada Mahdi. Ketika perempuan itu sudah berada di depan Mahdi, kambing-kambing tertunduk takut.

              Rupanya perempuan ini yang membuat kambing-kambing gembala pada ketakutan.

              “Ada apa wahai wanita asing?”,

              Mahdi tahu perempuan yang berpenampilan terbuka itu bukan orang dari daerah ini. Mahdi baru pertama kali melihatnya.

              “Aku sangat haus dan juga butuh makan”, kata perempuan itu.

              “Maafkan aku, hari ini aku tidak membawa bekal”,

              “Hari ini aku berpuasa”, kata Mahdi.

              “Kalau begitu bolehkah aku meminta satu dari kambing-kambing yang kamu gembalakan?”, pinta perempuan itu.

              “Tentu saja tidak boleh”,

              “Kambing-kambing ini bukan punyaku”, jawab Mahdi.

              Tiba-tiba perempuan asing itu meludahi Mahdi. Tapi beruntung Mahdi bisa menghindar dan tidak kena ludah dari perempuan misterius itu.

              Kemudian perempuan itu pergi berlalu meninggalkan Mahdi.

              “Apa kamu tidak ingin mengejar ku?”, kata wanita itu.

              “Aku tidak diperintahkan untuk mengejar mu”,

              Mahdi membiarkan perempuan jadi-jadian itu pergi.

              Jika saja Mahdi terkena ludah wanita itu, maka Mahdi bisa mengalami luka yang sangat parah.

              Mahdi dan perempuan itu sudah saling mengenal. Jika pecah pertarungan hebat diantara keduanya, dua-duanya bisa menemui ajal.

              Andai saja perempuan itu terlebih dahulu menyerang Mahdi. Pasti Mahdi akan melawannya habis-habisan.

              Perempuan itu bukanlah manusia. Perempuan itu juga bukan berasal dari bangsa jin atau pun bangsa siluman.

Melainkan dia adalah iblis laknatullah.

              Dahulu iblis adalah malaikat yang bernama Azazil. Malaikat teladan yang sangat tunduk terhadap Allah.

              Azazil berakhir diusir oleh Allah dari surga. Sebabnya karena Azazil sombong tidak mau sujud kepada nabi Adam seperti yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla.

              Azazil mendiami bumi dan menjadi iblis laknatullah.

              Mahdi dan Azazil pernah saling kenal dengan baik. Ketika mereka masih sama-sama menghuni langit sebagai malaikat.

              Di bumi tugas Mahdi dan iblis berseberangan. Iblis akan selalu menggoda dan menjerumuskan umat manusia supaya manusia memilih jalan yang sesat. Membuat manusia sejauh mungkin berpaling dari Allah Azza wa Jalla.

Iblis menginginkan manusia sebanyak-banyaknya untuk menemaninya kekal di dalam neraka.

*

              “Jika sudah tiba waktunya pergi lah jauh menaiki kapal laut”,

              “Pergilah ke negeri kepulauan terbesar yang ada di muka bumi”,

              “Negeri itu berada diantara dua samudra besar dan diapit oleh dua benua”,

              “Negeri itu memiliki garis sungai yang panjang”,

              Dengan menaiki kapal dagang selama berbulan-bulan Mahdi tiba di tanah yang kelak akan disebut dengan nama Nusantara.

              Tentu saja tujuan utama Mahdi datang ke negeri ini bukan untuk berdagang.

              Negeri ini adalah pusat dari segala kekuatan gaib di dunia supranatural. Negeri ini penuh dengan misteri.

              Ada banyak yang harus Mahdi lakukan di bumi pertiwi.