Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.
Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:
“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”
Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.
Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.
“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 – Suara dari Masa Lalu
Keputusan Ardan untuk membiarkan Solan mengaktifkan Segel Penyerap Energi di Ruang Inti telah membuka babak baru dalam permainannya. Namun, sebelum ia bisa melancarkan serangannya, Elandra Morwyn mencegatnya, menariknya ke sebuah ruang bawah tanah di bawah Menara Chronomancy—ruangan yang jauh lebih aman daripada laboratorium sebelumnya.
Elandra tampak letih, dihancurkan oleh pengkhianatan Solan. Ia tahu ia tidak bisa lagi bermain intrik. Ardan harus tahu kebenaran total jika ia ingin memiliki kekuatan mental yang cukup untuk melawan Solan dan merebut Pecahan Void.
"Duduk, Ardan," kata Elandra, suaranya bukan lagi suara mentor yang keras, melainkan suara seorang ibu yang penuh penyesalan. "Aku tidak memanggilmu ke sini untuk strategi. Aku memanggilmu ke sini untuk pengakuan terakhirku."
Ardan duduk, tatapannya tajam dan curiga. Ia tahu Elandra telah memanipulasinya, dan kini ia tidak akan menerima kebohongan yang manis lagi.
"Katakan padaku, Profesor. Semua. Bukan hanya tentang Kael the Abyssal, tapi tentang... diriku," tuntut Ardan.
Elandra menghela napas panjang, menatap kristal waktu kecil di tangannya, yang memancarkan cahaya biru kuno.
"Dua puluh tahun yang lalu, saat Gerhana Pertama, kau lahir. Bukan sebagai bayi klan Caelum biasa. Kau adalah bayi hasil dari Eksperimen Dewan Elemen," Elandra memulai, dan kata-kata itu seketika membuat darah Ardan dingin.
"Eksperimen apa?"
"Dewan Elemen, dipimpin oleh Solan dan ayahnya, sangat takut pada kekuatan Void. Mereka tahu mereka hanya bisa menyegelnya, tidak menghancurkannya. Jadi, mereka melakukan eksperimen terlarang, mencoba untuk 'mengendalikan' atau 'menyatu dengan Void' melalui generasi baru Klan Caelum," Elandra menjelaskan.
"Mereka mencari anak dengan resonansi Wind Weaving terkuat, dan mencoba menyuntikkan energi Void yang sudah disaring ke dalam DNA-nya saat ia masih dalam kandungan. Mereka berharap menciptakan seorang Vanguard—seorang penyihir yang bisa mengendalikan Void tanpa menjadi kacau."
Ardan mencengkeram jubahnya. Rasa hancur dan jijik membanjiri dirinya.
"Mereka menjadikanku alat, eksperimen..."
"Ya," Elandra mengangguk pahit. "Dan kau... kau adalah kegagalan yang sempurna. Energi Void itu terlalu kuat. Saat kau lahir, kau memiliki tanda di dadamu, dan kau tidak memiliki Wind Weaving, hanya Nol. Dewan segera menyatakanmu sebagai 'Aib' dan memerintahkan agar kau dibuang. Mereka takut. Mereka mencapmu Reject dan ingin kau mati di Desa Tersisih untuk menutup rapat rahasia ini."
Elandra menatap Ardan, air mata mulai menggenang.
"Saat itulah aku melanggar sumpahku pada Dewan. Aku adalah satu-satunya yang tahu. Aku mengambilmu, aku memalsukan catatan, aku memberimu nama Ardan Kael, dan aku mengizinkanmu hidup di pinggiran Klan Caelum. Aku mengawasimu, membiarkanmu tumbuh, berharap kau akan menjadi manusia normal. Tapi aku tahu, suatu hari nanti, Void akan memanggilmu."
"Jadi," Ardan tersenyum dingin, tawa The Whisper kini pahit di dalam benaknya. "Aku bukan korban ketidakadilan. Aku bukan Reject yang malang. Aku adalah produk dari dosa mereka. Seluruh hidupku, kebencianku, kehancuranku... semuanya adalah hasil dari percobaan Solan Caelum."
"Kau bukan gagal, Ardan," Elandra memohon. "Kau adalah hasil dari dosa mereka. Dan sekarang, kau adalah satu-satunya yang memiliki potensi untuk menghentikan mereka dari melakukan eksperimen yang sama lagi."
Rasa amarah yang luar biasa membanjiri Ardan. Amarah itu tidak liar seperti dulu, tetapi dingin dan terfokus. Rasa sakit yang ia rasakan ketika Rion mengalahkannya, saat Lyra diam, saat Solan mencapnya Nol—semuanya kini menjadi bahan bakar.
"Mereka mencuri takdirku," desis Ardan.
"Mereka memberimu takdir, Ardan. Takdir yang harus kau tulis ulang," Elandra menegaskan.
Elandra kemudian memberinya informasi yang ia harapkan: denah rinci Ruang Inti, lokasi pasti Segel Penyerap Energi, dan satu-satunya titik lemahnya.
"Solan akan mengaktifkan Segel itu di tengah ruangan, saat ia memegang Pecahan Void. Jika kau mengalihkan Segel itu dengan energi yang lebih fokus—walaupun hanya sekejap—kau bisa membalikkan efek Pecahan itu untuk melawan Solan. Tapi kau hanya punya satu kesempatan, Ardan. Dan kau harus melakukannya besok, sebelum dia mengubah rencananya."
Ardan bangkit. Ia tidak lagi melihat Lyra atau Rion, atau Elandra, atau bahkan The Whisper. Ia hanya melihat Solan Caelum, sang arsitek dari penderitaannya.
"Aku akan membayarnya, Profesor. Untuk setiap Reject yang ia ciptakan, untuk setiap kebohongan yang ia tanamkan, dan terutama... untuk hidup yang ia curi dariku."
Ardan menghilang ke dalam bayangan. Elandra ditinggalkan sendirian di ruang bawah tanah, menangis, karena ia tahu, Ardan kini tidak hanya mencari keadilan, tetapi pembalasan dendam atas eksistensinya sendiri.