Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Istri CEO R Project
"Ohhhhh ...., masak sih ....," Haira menampakkan ekspresi sedih yang dibuat-buat. "Kalian itu sering mimpi ketinggian. Mau mimpi dapetin Dirga ..., ngaca dulu kamu itu nggak selefel sama aku ...," ucap Haira lagi.
Sangat dimaklumi, Haira adalah putri satu-satunya dari pengusaha kaya. Hal itu yang membuat keluarga Dirga memilih Haira sebagai calon istri Dirga agar usaha mereka semakin kuat. Berbeda dengan Aluna, ia hanya anak yatim yang tinggal bersama ibunya, ibunya juga bukan orang yang berada.
Melihat calon tunangannya tengah berdiri bersama Aluna, Dirga yang tengah mengobrol dengan calon ayah mertuanya pun mohon undur diri, ia pun segera mendekati mereka. Senyum tipis terpancar di bibirnya saat tidak ada siapapun di sisi Aluna selain Tifani.
"Dia pasti sendiri." gumamnya lirih sambil terus berjalan mendekat.
"Ini ada apa?" tanyanya begitu sampai di antara mereka. Haira segera melingkarkan tangannya di lengan Dirga, meskipun Dirga berusaha untuk melepaskannya, tapi sepertinya Haira tidak peduli.
"Sayang ...., aku hanya sedang menyapa Aluna." ucapnya manja.
Dirga kembali beralih menatap Aluna yang langsung di gandeng oleh Tifani, "Aluna ..., senang akhirnya kamu mau datang."
"Aku memang tidak rencana untuk tidak datang." ucap Aluna dengan tetap tenang meskipun saat ini ia sudah benar-benar kesal. Jika saja ia pergi tidak akan membuatnya semakin dihina, ia ingin sekali pergi saat ini juga.
"Jadi kamu memutuskan untuk datang sendiri?" tanya Dirga dengan nada yang ambigu.
"Siapa bilang sendiri, kamu nggak anggap aku!?" Tifani tidak mau kalah, ia segera kembali membela Aluna.
Tiba-tiba seseorang masuk, ia tampak terburu-buru menghampiri Haira,
"Ra ..., bokap Lo luar biasa banget sih." ucapnya dengan nafas yang masih belum teratur.
"Baru tahu ya...," ucap Haira dengan sombong. Ia tidak tahu mungkin sebentar lagi nasibnya akan berbalik.
"Gue serius, Ra. Lo lihat deh di luar, itu CEO R Project." gadis itu terlihat begitu mengagumi pria yang baru datang.
"Lo serius?" Haira tampak tidak percaya, jelas nama itu tidak tercantum dalam undangan, tapi jika sampai dia datang benar-benar berkah yang luar biasa, itu tandanya ayahnya cukup diperhitungkan di di dunia bisnis. Meskipun masih muda, pria itu berhasil menguasai dunia bisnis hingga ke luar negri. Untuk mendatangi acara seperti ini, benar-benar suatu hal yang langka.
"Serius Ra ...., bokap Lo kan yang ngundang?" tanya temannya masih merasa tidak percaya. "Gue berharap bisa berkenalan dengannya, entar Lo kenalin gue ya Ra, siapa tahu dia jodoh gue." ucapnya menghayal.
Haira bahkan tidak bisa menggeleng ataupun menganggukkan kepalanya karena memang ia tidak yakin. Ia bahkan belum pernah bertemu langsung dengan pria yang katanya begitu tampan dan berkuasa itu.
Tapi tak lama, suasana ballroom berubah.
Pintu utama terbuka. Seorang pria tinggi, gagah, berjas hitam elegan masuk dengan langkah tegap. Semua mata menoleh. Seorang pria muda dengan aura pemimpin, wajah tenang tapi tatapan tajam. Dialah Revan Aditya, CEO muda dan terkenal di bidang teknologi dan periklanan, suami Aluna.
Dia ...., pria itu ..., batin Dirga, ia menatap tidak percaya pada pria yang baru masuk. Bukannya ia mengenal siapa Revan Aditya, tapi ia mengenal pria yang berdiri di belakangnya. pria itu yang menjemput Aluna tempo hari di kafe.
Apa yang di depan itu suami Aluna? tidak mungkin ..., Dirga masih tidak percaya dengan yang ia lihat.
Revan langsung menghampiri Aluna, lalu menggenggam tangannya dengan lembut dan mencium keningnya di hadapan semua orang.
"Maaf, aku terlambat. Jalanan macet. Kamu nggak papa? Wajahmu kelihatan sedih." ucapnya terdengar tenang tapi menusuk.
"Itu… suami Aruna?" tanya teman Haira nyaris berbisik.
"Tunggu, itu kan Revan Aditya? CEO R Project?!" bisik yang lainnya lagi.
"Aku kira Aruna… ya ampun." ucap lainnya lagi dan Haira masih terdiam tidak percaya dengan yang baru ia lihat. bukan ia tidak mengenal pria yang bersama Aluna saat ini, justru ia sangat mengenalnya, bahkan pria itu adalah investor terbesar di perusahaan keluarganya dan baru saja ia telah berani menghina istrinya.
Jika itu benar ..., matilah aku ..., batin Haira merasa sudah mati kutu.
Revan menoleh ke arah Haira dan teman-temannya, tatapannya berubah dingin apalagi saat menatap Dirga, tatapan itu seolah berubah ingin membinasakan.
"Apakah kalian teman-teman istri saya?" tanyanya dengan tatapan tajam dan menusuk, membuat suasana menjadi begitu dingin, "Kalau iya, saya ingin berterima kasih… karena telah memperlakukan istri saya dengan sangat 'baik' malam ini. Saya dengar kalian memiliki identitas yang cukup diperhitungkan, semoga itu saya benar."
Hening.
Tiba-tiba suasana menjadi hening, siapa yang tidak tahu sekretaris pribadi Revan Aditya, Bastian. Pria itu bertangan dingin, untuk memusnahkan satu kerajaan bisnis hanya butuh satu malam saja dan besoknya hanya akan menjadi seorang pemulung sampah.
"Bagaimana ini? Aku nggak mau miskin...," bisik salah satu sahabat Haira membuat Haira semakin panik.
"Jangan takut, itu tidak akan terjadi." balas Haira berusaha tetap tenang meskipun saat ini bahkan telapak tangannya sudah berkeringat dingin.
Revan melanjutkan ucapannya, suaranya terdengar dalam dan marah yang terpendam. Ia tidak tahu bagaimana para wanita ini telah menghina istrinya dan saat ini ia ingin sekali segera melenyapkannya hingga tidak punya nyali lagi untuk berbicara besar.
"Istri saya mungkin diam. Tapi saya tidak. Jika ada satu lagi hinaan yang keluar dari mulut kalian, kalian akan berurusan langsung dengan saya dan seluruh jaringan media tempat kalian bekerja atau bermimpi untuk bekerja." ancamnya bahkan berhasil membuat senyum Tifani menguap segera.
Matilah kalian ....
Haira dan teman-temannya tampak pucat. Tak ada yang berani bersuara. Sedangkan Dirga yang tidak begitu faham masih bisa terlihat tenang, yang ia tidak suka status pria itu yang ternyata benar-benar suami Aluna.
Siapa pria ini, hingga berani memiliki Aluna, bahkan mengancam Haira? Tunggu saja nanti saat aku sukses, aku pastikan akan merebut Aluna lagi, tidak akan aku biarkan Aluna jadi milik siapapun selain aku ...
"Ini acara pertunangan saya dengan Haira, putri Doni Pradana, pemilik Pradana group. Jadi kalian orang luar, jangan membuat masalah di sini." ucap Dirga dengan lantang tapi dengan cepat Haira mengeratkan tangannya pada lengan Dirga.
"Sayang ...., jangan sampai salah bicara. Kalau kamu mau hidup tenang." ucap Haira memperingatkan Dirga.
Revan menoleh kembali ke Aluna seolah mengabaikan kata-kata Dirga, "Kamu mau, aku melakukan apa untuk mereka?" tanyanya dengan lembut tapi tegas pada Aluna.
Ini maksudnya apa? Apa ini seperti di drama-drama pendek yang aku tonton? Dimiskinkan? Atau dipenjara di bawah tanah? Ihhhh serem ......, Aluna bergidik sendiri membayangkan hal itu.
Tapi kan nggak seru kalau mereka kalah sekarang ..., tapi tiba-tiba senyum jahil terpancar di bibirnya.
Bersambung
Happy reading