Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Dan tentang lima sahabat, dimana mereka adalah anak-anak sultan. Pewaris tunggal hingga selalu menjadi inceran, para pelakor.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merampas Hak Secara Paksa
**Bijaklah dalam membaca, buat yang fanatik untuk part ini sebaiknya cuti dulu bacanya, tolong hargai penulis silahkan pilih bacaan yang sesuai**
"Udah yuk ke kelas" Ucap Zara kesal.
"Loh Kamu kenapa lagi PMS? Tanya Mira bingung ketika melihat Zara yang tiba-tiba moodnya berubah.
Sementara di posisi Ar yang memilih untuk masuk ke dalam mobilnya, daripada meladeni cewek-cewek yang ia anggap sangat menyebalkan itu.
Setelah dirasa Aman sudah tidak ada cewek lagi di depan kampus tadi, Ar langsung keluar dari mobilnya ketika ia melihat jam tangan di tangannya rupanya kelasnya akan segera dimulai setengah jam lagi.
"Gara-gara cewek-cewek gak jelas tadi gue jadi buang-buang waktu" Gumam Ar kemudian ia hendak berjalan menuju ke gedung kampus.
"Tunggu" Ucap seseorang yang sedang menyender di kap mobil miliknya.
Ar langsung menghentikan langkahnya, ia mendengar suara yang sangat dikenalinya.
"Mau apa lo" Tanya Ar dengan tatapan mata tajam pada orang itu.
"Seharusnya gue yang nanya, Mau lo apa? Sahut Rully yang memang sudah melihat Ar dan Zara dalam satu mobil yang sama, bahkan Rully mendengar bahwa Ar memanggil Zara dengan sebutan sayang.
"Gue gak ada urusan sama lo" Ucap Ar lalu ia hendak melanjutkan langkah kakinya lagi, karena tadi waktunya sudah terbuang cukup banyak. Dan sekarang ia tidak mau membuang waktu lagi, hanya untuk meladeni seorang Rully si musuh bebuyutannya itu.
"Jelas jelas jadi urusan gue, karena Zara itu pacar gue" Ucap Rully penuh penekanan.
Mendengar ucapan Rully barusan Ar mengepalkan tangannya, "Jangan mimpi" sahut Ar menatap Rully dengan tatapan tajam.
"Lo yang seharusnya bangun, gue sama Zara sudah pacaran semenjak ospek maba selesai"
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
Ar langsung menyerang Rully tanpa ampun, Untung saja keadaan sudah sepi Mahasiswa juga mahasiswi sudah berada dalam gedung kampus.
"Kenapa Lo, harusnya terima itu karena Zara hanya milik gue. Bahkan hanya gue yang dapat melihat wajah Zara, gue yakin lo belum pernah kan Lihat wajah cantiknya hahaha" Ucap Rully berdusta.
Mendengar perkataan Rully Ar semakin menyerang tanpa ampun, bahkan sudut bibir Rully sudah mengeluarkan darah saat ini.
"Dan satu lagi yang harus lo tahu Ar, bahkan gue sudah merasakan milik Zara" Tambah Rully.
DEG
Ar langsung menendang perut Rully, hingga Rully kembali jatuh tersungkur setelah itu Ar langsung berjalan ke dalam gedung kampus dengan penuh amarah.
"Kalau gue gak bisa dapetin Zara, maka lo juga gak bisa dapetin" Rully tersenyum miring, Rully sengaja berkata bohong tentang Zara agar Ar segera menjauhi Zara.
Karena Rully selama ini keberadaannya tidak pernah dianggap oleh Zara, bahkan hanya sekedar membalas chat dari Rully saja tidak pernah.
Ar langsung menuju ke kelas Zara dengan emosi yang sedang meledak-ledak.
"Ngapain Kak Ar ke sini" Bisik Mira kepada Zara, dan Zara langsung melihat ke arah pintu kelasnya dan ia menemukan sorot Mata tajam milik Ar.
Ar berjalan menuju tempat duduk Zara. "Pulang" bentak Ar dengan tatapan tajam, sehingga membuat seisi kelas terkejut termasuk Mira dan juga Zara.
Zara langsung menatap Ar dengan tatapan bingung, Ar yang sudah di kuasai emosi langsung menarik tangan Zara dengan kasar.
"Kak mau ke mana" Tanya Zara dengan setengah berlari karena saat ini yang sedang mengimbangi langkah kaki Ar yang kasar.
Seluruh mahasiswa langsung menyoroti perilaku Ar yang cukup kasar, apalagi saat ini Ar sedang menarik tangan gadis bercadar yang mereka tidak tahu jika Zara adalah istri Ar.
Teman-teman Ar yang melihat kejadian itu buru-buru langsung mengejar Ar, apalagi Dirga yang tak terima jika wanita yang ia sukai sedang diperlakukan kasar oleh Ar.
"Woi Ar lepasin dia, lo gak seharusnya bersikap kasar kayak gitu sama cewek" Ucap Dirga kesal.
"Diam lo jangan ikut campur" Bentak Ar kemudian mendorong tubuh Zara masuk ke dalam mobil. Setelah itu ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, meninggalkan teman-temannya begitu saja.
"Kita kejar" Ucap Dirga.
"Ga jangan kita tahu sendiri kayak gimana Ar" Ucap Gilang.
"Tapi Zara" lirih Dirga khawatir.
"Kita juga tahu Ar gak akan berbuat nekat" Sahut Raka.
"Iya kita tunggu sikon yang adem aja baru kita temui Ar" Ucap Romi.
Dirga pun hanya bisa pasrah dengan perasaan yang cukup cemas Mungkin ia akan menanyakan hal ini kepada adiknya Mira, ia yakin Mira pasti tahu tentang hal ini tentang kejadian yang sebenarnya karena Zara sahabat Mira.
"Kak, Kakak kenapa sih Zara takut Jangan ngebut kayak gitu" Mohon Zara.
"Diam lo Gue benci cewek munafik kayak lo" Gumam Ar kemudian ia menambah kecepatan laju mobilnya, sementara Zara sedang memejamkan mata sambil berdoa karena kali ini ia benar-benar merasa takut.
Tidak butuh waktu lama Ar sudah memarkirkan mobilnya di lobby apartemen, ia langsung menarik kembali tangan Zara dengan kasar.
"Kak tangan Zara sakit" Ucap Zara yang sudah meringis.
Ar tidak peduli dengan itu ia malah mencengkeram pergelangan tangan Zara, dengan sangat kuat sampai kini mereka berdua sudah berada di dalam apartemen.
"Kak sebentar Zara haus" Ucap Zara tapi Ar seolah menulikan pendengarannya, ia terus menarik Zara menuju ke kamarnya.
"Kak".. Panggil Zara yang saat ini sudah merasa takut karena Ar tidak menjawab apa-apa.
Brruuukkkk
Ar mendorong tubuh Zara ke atas tempat tidur.
"Kak" lirih Zara takut
"Kenapa Za, Kenapa di saat gue udah cinta sama lo. Lo malah menunjukkan sifat asli lo yang benar-benar munafik itu kenapa! teriak Ar sambil mencengkeram pipi Zara.
"Mak\_sud kakak apa,Zara benar-benar enggak ngerti Kak" Jawab Zara gugup dan saat ini tubuhnya sudah sedikit gemetar.
"Kenapa gue gak boleh lihat wajah lo, sementara cowok lo boleh. gue suami lo!!
"Cowok Zara siapa kak? Tanya Zara takut sekaligus bingung dengan ucapan Ar.
"Rully, dan Lo sudah berhubungan badan dengannya makanya lo beralasan kayam semalam kan sama gue"
DEG
Mata Zara langsung memanas, seketika air matanya jatuh begitu saja setelah mendengar tuduhan Ar. Hatinya begitu terasa sakit saat ini.
"Astagfirullah demi Allah kak Zara gak pernah melakukan hal seperti itu, jangankan berpacaran dengan Kak Rully. Chat darinya ajar gak pernah di bales kak demi Allah, ini kakak bisa lihat sendiri" Ucap Zara menyerahkan ponselnya pada Ar sambil menangis.
"Cewek munafik kayak lo gak pantas bawa\_bawa Tuhan" Bentak Ar ia Malah membanting ponsel Zara begitu saja.
"Kalau dia bisa, kenapa gue yang suami lo gak bisa" Ucap Ar yang masih tersulut emosi.
Tanpa Zara duga Ar langsung menarik cadar dan jilbabnya sampai rambut hitam panjangnya miliknya tergerai.
"Cukup cantik tapi sayang munafik" Ucap Ar.
"Kak cukup Kak, jangan" Ucap Zara yang sudah menangis sesenggukan saat ini.
Ar sudah seperti orang kesetanan saat itu, Bahkan ia tidak peduli sama sekali dengan Tangis Zara yang sudah pecah. Ar dengan emosi langsung melucuti pakaian Zara hingga gamis yang saya kenakan sedikit robek, karena tarikan Ar yang cukup kuat.
"Kak Zara mohon jangan" Ucap Zara sesenggukan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
Ar langsung melepaskan seluruh pakaiannya, dan setelah itu ia langsung menarik pakaian dalam milik Zara.
"Kak jangan kak" Mohon Zara menggelengkan kepalanya, sambil terus sesenggukan bahkan air matanya sudah tidak bisa keluar lagi.
Ar langsung menindih tubuh Zara, dan mengungkung tubuh istrinya. "Lo berikan tubuh lo dengan sukarela ke pacar lo itu, dan giliran ke suami lo yang hanya ingin tahu bagaimana wajah lo malah beralasan nunggu cinta gue dulu" Gumam Ar sementara Zara sudah memejamkan matanya saat ini.
Ia sudah lelah menangis dan meronta tapi usahanya sia-sia saja, emosi Ar tidak bisa terkendali dan Zara hanya bisa pasrah dengan apa yang akan Ar perbuat.
"Bersiaplah dan kita lihat siapa yang lebih hebat gue atau Rully" Ucap Ar kemudian ia melebarkan kedua kaki Zara dengan kasar, sementara Zara berusaha menutupi miliknya menggunakan kedua tangannya.
"Minggirin tangan lo" bentak Ar sementara Zara hanya menggeleng dengan mata yang masih terpejam.
Emosi sudah semakin tak terkendali, ia segera mengunci kedua tangan Zara setelah itu ia mengarahkan miliknya ke milik Zara.
Ar dapat merasakan saat ini tubuh Zara kembali bergetar hebat, Persetan dengan trauma Zara Ar sudah tidak perduli lagi.
"Cukup baik juga lo ngerawat milik lo, masih sampai masih terasa sempit kayak gini" Ucap Ar tersenyum miring.
Zara sudah bilang kalau Zara tidak pernah melakukannya" Teriak Zara, yang saat ini sudah tidak bisa lagi menahan amarah ketika Ar kembali melayangkan tuduhan.
"B\*\*\*h maki Ar dengan emosi yang kembali memuncak, ia dengan sekuat tenaga langsung mendorong miliknya dengan kasar.
"Aaakkhh sakit Kak" Pekik Zara sambil mencengkeram lengan Ar kuat ia merasakan miliknya di bawah, terasa penuh dan sesak ada rasa perih yang mulai terasa.
Tangis Zara kembali pecah karena ia benar-benar merasakan kehormatannya sudah hilang, apalagi dengan cara diambil paksa seperti ini oleh Ar. Zara tahu Ar memiliki hak atas dirinya, tapi bukan dengan cara merampasnya seperti ini.
Ar sudah berbaring lemas ditempat tidur, sementara Zara sudah meringkuk dibalik selimutnya. Walaupun keadaan Zara begitu berantakan dengan rambut acak_acakan, tapi tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.
Zara masih saja sesenggukan, dan masih memegangi miliknya yang terasa sakit dan perih.
"Berisik banget sih lo, seakan\_akan kayak baru pertama kali aja ngelakuin kayak gini" Maki Ar.
"Zara bisa terima kalau Kakak sudah merampas kehormatan Zara saat ini, tapi Zara gak terima jika Kakak memfitnah Zara seperti itu" Zara langsung menghapus air matanya, kemudian ia bangkit dari tempat tidur. Menuju ke kamar mandi dengan membawa selimut, yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya.
Ar sama sekali tidak perduli dengan sakit hati dan fisik yang sedang Zara rasakan saat ini, Ar memilih untuk mengenakan bajunya kembali. Ketika ia hendak mengambil pakaiannya, ia langsung terkejut ketika ada noda darah di spreinya.
"Sh\*t!!! umpat Ar yang saat ini baru tersadar, Ar langsung mengambil ponsel Zara yang tadi ia lempar. Ar membuka aplikasi hijau di ponsel Zara kemudian ia membaca chat dari Rully, lagi\_lagi Ar di buat terkejuf karena tak satu pun chat dari Rully yang di bales oleh Zara.
"Bang**t!!! gue kan akan lepasin lo kali ini Rully" yang kembali melempar hp Zara ia merasa sangat bodoh, percaya begitu saja dengan ucapan Rully tadi.
___Tbc__
tinggal aa raka yg mau sold out😂😂😍
walaupun nnt Gilang dirawat
mira sudah sah jadi istrinya Gilang dan bisa menjaga Gilang di rumkit nntnya
ikut deg²an
t😁inggal Raka yg yg masih Jomblo