MENIKAHI DUREN ANSA

"Aku sedang mencari oleh-oleh untuk mertua dan adik iparku." jawab Ary sambil tersenyum.

Saat Alex ingin mengajak ngobrol dengan Ary, tiba-tiba teman sewaktu kuliah yang sekarang menjadi rekan bisnisnya datang menghampiri mereka.

"Al, aku sudah siap belanjanya! Kita balik yuk, kasihan istriku kelamaan menunggu di hotel sendirian." ajak Derry dengan menenteng tas belanjaan.

Tak lama kemudian datang juga beberapa teman Ary mengajak kembali ke hotel tempat mereka menginap.

"Aku duluan ya, Al!" pamit Ary pada Alex.

Ary pergi begitu saja meninggalkan Alex dan temannya tanpa menunggu jawaban dari Alex. Niat Alex untuk menjawab kata-kata Ary menjadi urung. Alex hanya bisa menghela nafas dengan kasar. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dirinya. Bahagia karena bisa bertemu Ary, kecewa karena tidak bisa mengobrol lama dengan Ary, menyesal karena lupa meminta no telepon Ary. Dan berbagai rasa lainnya sedang memenuhi rongga dadanya, sehingga membuat dadanya sesak.

"Kenapa tadi gak Lo bawa aja sih, istrimu!" gerutu Alex, dia melampiaskan kekesalannya pada temannya itu.

"Kamu tahu sendiri, dia lagi mabuk! Nggak bisa dibawa kemana-mana, yang ada nanti dia malah pingsan di jalan." jawab teman Alex.

"Enak ya Lo! Pulang kuliah dari luar negeri masih bisa menikah dengan pujaan hati." kata Alex iri.

"Enak banget! Kami pacaran sejak kelas satu SMA tahu, dia setia nunggu aku pulang." ucapnya memamerkan kebahagiaan yang dirasakannya.

"Cewek itu tadi siapa?" tanya teman Alex setelah selesai membayar belanjaannya.

"Temen!" jawab Alex acuh.

"Temen apa demen?" goda Derry.

"Demenan yang akhirnya hanya bisa jadi temen." jawab Alex dengan senyum getir.

"Maksudnya, mantan?" tanya Derry.

Alex hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban.

"Kenapa gak kamu kejar aja, mana tahu jodoh yang tertunda." saran Derry.

"Dia sudah menikah! Gue gak mau jadi pebinor, walaupun mantan istri gue tukang selingkuh." jawab Alex.

"Masak sih?! Sepertinya dia masih gadis🤔, kalau dilihat dari bodynya dia itu masih ting ting." kata Derry.

"Dia tadi belanja oleh-oleh untuk mertua dan adik iparnya. Apa Lo mau punya teman pebinor?" sahut Alex.

"Oh, aku kira dia masih gadis. Karena lihat bodynya, gak percaya saja dia sudah menikah. Pinter banget dia jaga tubuhnya, sampai orang tidak tahu kalau dia sudah menikah." kata Derry berdiri di samping mobil, sambil menunggu Alex membuka pintu mobilnya.

"Gue yang ninggalin dia, jadi wajar kalau dia menghindari gue." kata Alex sendu.

"Maksudnya, kamu nikah dengan Paula saat kamu pacaran sama dia?" tanya Derry. "Kamu emang bener-bener ya , gak bisa menjaga barang!"

"Bukan gak bisa menjaga, hanya saja burung sudah minta masuk dalam sangkar. Begitu ada pintu terbuka langsung masuk, tanpa burung itu tahu kalau itu bukan sangkarnya. Akhirnya, burung tersebut menyesal masuk ke dalam sangkarnya itu. Karena sangkarnya bukanlah tempat yang tepat untuk pulang." jelas Alex sambil menatap jalanan di depannya.

"Itu mah DL!" kata Derry tertawa mengejek.

"Apaan DL?" tanya Alex.

"Derita Lo! Karena Lo salah memasuki hati. Coba saja kamu dulu setia dan menjaga hati, pasti kami sudah bahagia bersamanya. Sepertinya dia wanita baik-baik, beda jauh dengan Paula." Derry mulai menilai kepribadian Ary.

"Gue tetap menjaga hati gue buat dia. Hanya saja insiden malam itu merubah segalanya." jawab Alex.

"Sudah jangan disesali yang sudah terjadi. Mungkin Tuhan masih mempersiapkan jodoh yang terbaik buat kamu nanti." nasehat Derry.

Akhirnya mereka berpisah setelah Derry sampai di hotel. Tidak ada yang tahu jika diantara mereka sudah kembali sendiri. Baik Alex dan Ary. Keduanya masih sama-sama mengira sudah memiliki pasangan dan hidup bahagia bersama pasangannya.

POV Ary

Rasanya aku tidak percaya bisa bertemu dengannya. Aku pikir Tuhan tidak akan mempertemukan kami lagi. Anehnya kenapa hatiku tidak seperti dulu lagi. Dulu aku sering berdebar-debar jika dekat dengannya. Saat ini hanya rasa kaget saja.

Aku harus pergi secepatnya dari sini, aku tahu dia pasti ingin mengajakku bicara. Tapi mama Hotma selalu menelepon, memintaku datang mengunjunginya. Aku harus segera menyiapkan semuanya dari sekarang. Besok pagi aku harus check out, kemudian terbang ke Medan.

Untung saja teman-teman sejawatku mengajak kembali ke hotel. Ini adalah kesempatan baik untuk menghindarinya. Aku tidak mau merusak hubungan dia dan istrinya. Sebagai seorang janda, aku harus membatasi gerakku. Aku selalu menjaga agar tidak terlalu dekat dengan lelaki manapun. Semua ini aku lakukan untuk menjaga nama baikku sebagai janda.

POV Ary end.

***

Keesokan harinya Ary check out dari hotel kemudian dia menuju bandara. Ini adalah pertama kalinya dia akan menginjakkan kakinya di tempat kelahiran suaminya.

Dengan perasaan tidak menentu, akhirnya Ary sampai juga di Bandara Kualanamu. Saat ini Anggita adik Rendy sudah menunggunya di pintu kedatangan. Ary disambut dengan senyum lebar oleh adik iparnya.

"Kakak!" sapa Gita begitu melihat Ary.

Gita dan Ary saling berpelukan, saling melepas rindu. Walaupun setelah Rendy meninggal, mama Hotma dan Gita sering datang mengunjungi Ary.

"Kangen!" rengek Gita.

"Kakak juga kangen, mama sama papa apa kabar?" tanya Ary.

"Alhamdulillah kak, mereka sehat. Kami sehat semua! Opung sering nanyain kakak, kenapa kakak gak mau datang kesini. Katanya." jawab Gita.

"Ini kakak datang, tapi tidak bisa lama. Kakak harus kerja, kerjaan double sekarang. Jadi sibuk banget, gak bisa lama libur." jelas Ary.

"Kok double kak, kerja apa?" tanya Gita sambil memasukkan tas pakaian ke dalam mobil.

"Double, di rumah sakit sama ngurus usaha peninggalan abangmu. Mau tidak mau kakak harus mengurusnya." jelas Ary.

Gita menjemput Ary hanya berdua bersama sopir, karena orang tuanya saat ini masih berada di Padang Sidempuan. Rencananya kedua orang tuanya akan sampai rumah nanti malam, bersamaan dengan kedatangan mereka nantinya.

Tempat kelahiran suami Ary jauh dari Medan, harus menempuh perjalanan selama lima jam untuk sampai ke tempat itu. Walaupun begitu, tanah kelahiran Rendy sudah cukup maju. Lokasinya tidak jauh dari kota, dekat dengan kompleks perumahan TNI AD, serta kompleks perumahan haji.

Walaupun dekat dengan kota, tapi perkebunan kelapa sawit sangat luas terhampar di pinggir jalan. Daerah yang berbukit-bukit, membuat tempat itu tampak hijau seperti padang safana. Sepanjang perjalanan menuju ke kampung halaman mertuanya, Ary hanya memandang perkebunan. Baik perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan karet. Bahkan Ary sempat membaca pamflet yang bertuliskan kepemilikan perkebunan, perkebunan kelapa sawit milik mertua artis terkenal Nia Ramadhani.

Setelah lima jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai juga. Rumah yang besar di atas lahan yang luas. Karena malam hari, Ary belum sepenuhnya tahu seberapa luas tanah milik mertuanya itu.

Kedatangan Ary disambut dengan gembira oleh kedua mertuanya serta nenek Rendy. Wanita yang sudah berumur 65 tahun tapi masih kelihatan cantik walaupun rambutnya sudah memutih semua.

Untuk readers yang menunggu kisah cinta Ary, saabbbaaarrrrr... Tolong baca "Sepenggal Kisah Ary" part 60 kalau tidak salah, disitu dituliskan Ary masih menjanda walaupun Rendy sudah 3 th meninggal. Jadi cerita selama 3 th itu aku tulis disini, biar ceritanya berurutan. Jadi mohon maaf bila Alex dan Ary belum bisa bersatu. Nanti setelah Agam menikah baru, aku fokus dengan cerita Alex dan Ary. Judulnya kan menikahi duren ansa, jadi duren ansanya dinikahkan dulu. Begono 🤣

Terima kasih banyak atas dukungan kalian semua 😘😘😘😘