NovelToon NovelToon
Tunangan Kesayangan Nadilla

Tunangan Kesayangan Nadilla

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.

Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.

Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23.

Nadilla terbangun lebih cepat satu jam dari hari biasanya. Mencoba membuka mata namun terasa berat, ingin duduk kepala merasa berdenyut.

Angin berhembus pagi itu terasa sangat kencang.

"Dingin banget" Kata Nadilla sambil memeluk dirinya sendiri, gadis itu mencoba mencari sweater untuk menghangatkan tubuhnya, sayangnya saat di cari sweater itu tidak ada.

"Maaaaaah" Panggil Nadilla. Berharap ibu nya datang ke kamar. Namun tak ada sahutan dari Bu Gita.

Sambil memegang kepala yang terasa pusing, Nadilla kini mencoba ke luar kamar, berjalan agak terhuyung dengan mata yang sudah berkunang-kunang.

"Mah" Panggil Nadilla lagi saat sudah berada di ambang pintu kamar. Lagi, Mama gita tidak merespon balik gadis itu.

"Mama kemana sih" Kata Nadilla bertanya kepada dirinya sendiri. Nadilla lanjut berjalan untuk mencari ibu nya.

Mulai dari ruang tamu, toilet, dapur, bahkan kamar nya pun kosong. Hingga akhirnya gadis itu menyerah.

Ia duduk di sofa untuk meringankan sedikit rasa pusingnya sambil menunduk dengan topangan kedua telapak tangan.

Yang lama kelamaan matanya mulai ngantuk, ia kembali tidur di sofa ruang tamu sampai matahari mulai menaik keatas.

**

Di jam enam pagi tepatnya dirumah Disky. Di sana Ada Ibu Gita yang kebetulan sedang di minta Bu Karina untuk ikut ke Kota Bogor.

Mereka akan pulang pergi dari jakarta selatan ke bogor yang rencananya akan berangkat di jam tujuh.

"Disky nanti ibu minta tolong sehari ini kamu jagain Nadilla di sekolah dengan di rumah ya" Pinta Bu Gita.

"Iya ibu, pasti" Jawab Disky.

"Untuk uang bekal sekolah Nadilla udah ibu taruh di meja ruang tamu. Kalau ada apa-apa dengan Nadilla telepon aja"

"Siap bu" Jawab Disky.

"Novia boleh ikut jagain kak dilla ga bu gita?" Timpal Novia sambil memoles selai coklat di roti tawar yang akan ia makan.

"Boleh Nov"

"Maaf ya bu kalau Novia ikut, takutnya nanti abang pas dirumah gak benar-benar jaga kak Dilla kan Novi bisa lapor"

Disky langsung melirik tajam, emang betul jika adiknya selalu paham dengan abangnya yang sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Ketara dari mimik wajahnya Disky yang dari tadi senyum-senyum nyebelin di hadapan Novia.

Karena saat pertengkaran kemarin membuat Ibu Gita tidak pernah absen mengawasi setiap pagi, kalau tidak ada disky di rumah pasti ia akan melapor ke Pak Handoyo.

Bukan karena kemauannya sendiri, tapi itu atas perintah dari Pak Handoyo.

"Oke, tapi kamu nanti ke sekolah duluan Nov biar enggak telat" Pinta Disky.

"Iya bang" Jawab Novia, sekaligus buat Disky kembali senyum.

Di jam setengah tujuh kurang sepuluh. Disky langsung berpamitan kepada orang rumah, itu sudah termasuk Novia yang masih sibuk dengan sepatunya.

Perjalanan Disky rupa nya berbelok ke rumah Maurel. Ia mencegah Farel untuk berangkat bersama Maurel ke sekolah.

Kebetulan sekali Maurel sedang menunggu Farel di depan rumahnya.

Disky mendekat, sekaligus membuat Maurel menatapi kehadirannya.

"Kamu ngapain kesini?" Tanya Maurel.

"Mau ngantar kamu ke sekolah lah" Jawab Disky.

"Jangan ngelindur kamu, seharusnya yang kamu antar itu Nadilla bukan saya"

"Saya gak suka lihat kamu setiap hari diantar Farel ke sekolah" Kata Disky.

"Dih kok marah? Kita emang siapa? Pacar aja bukan" Ketus Maurel.

Lagi, Disky mengungkit perjanjian di antara mereka yang sempat mereka buat selama pacaran. Perjanjian itu isinya yang dimana Maurel tidak akan berurusan dengan Farel dengan alasan menjaga perasaan.

"Perjanjian itu sudah tidak berlaku lagi"

"Masih, selagi saya masih hidup" Kata Disky.

"Enggak" Maurel menggeleng kepala dengan tegas. "Perjanjian itu berlaku saat kita masih pacaran!"

"Rel" Disky mengalihkan pembicaraan.

"Iya apa"

"Emang benar status kita gak pacaran, tapi hati saya merasa gak suka kalau lihat kamu bareng Farel"

Maurel mengerut kening "Terus?"

"Saya jujur dengan perasaan saya"

"Kalau sudah gini nyesal kan?"

"..." Disky terdiam.

"Kamu sendiri yang minta putus, kamu juga yang menyesal"

"Minta putus karena bukan permintaan saya pribadi"

Maurel melotot tajam "Terus siapa yang minta putus? sudah jelas waktu kamu buat hati saya hancur sangat mendalami peran itu"

"Untuk hari ini aja saya antar kamu ya"

Maurel hanya bisa terdiam sambil menatap dan bersedekap dada.

Beruntung hari ini Farel sedang tidak masuk sekolah dengan alasan izin karena keluarga nya sedang berduka.

Selagi ada jemputan, apa boleh untuk Maurel menerimanya.

"Oke saya izinkan kamu antar saya ke sekolah hari ini"

"Makasih Rel" Kata Disky, yang kemudian ia mempersilahkan Maurel untuk duduk di jok motornya. Dengan begitu Disky berangkat sekolah bersama Maurel.

Mereka berpisah saat sudah di area sekolah, tidak lagi jalan berdampingan seperti saat mereka pacaran. Menjaga jarak agar orang yang kenal mereka tidak curiga.

"Bang" Sapa Novia memberhentikan langkah kaki Disky.

"Iya Novi?"

"Kemana Nadilla?" Tanya Novia.

"Tadi waktu ke rumahnya udah gada, gak tau udah berangkat duluan" Jawab Disky.

"Bohong" Novia menatap mimik wajah Disky untuk memastikan ekspresinya.

"Ngapain bohong" Disky menatap balik adik nya dengan tatapan tenang yang tak sama sekali mencirikan sedang berbohong.

"Yaudah Novi ke kelas dulu" Pamit Novia.

"Iya" Disky melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas. Sampai sana, yang pertama kali ia lihat adalah meja belajar Nadilla.

"Kemana dia kok belum berangkat" Kata Disky yang mulai merasa panik.

Pria itu panik karena takut jika Nadilla setia menunggu jemputannya di rumah.

Nyata nya Nadilla sendiri kembali tertidur di sofa ruang tamu dalam keadaan tubuh yang menggigil. Tak lama Nadilla terbangun karena tidak kuat menahan suhu panas yang bersumber dari tubuh nya.

"Mama kemana si, Nadilla laper" Gumam Nadilla. Gadis itu mencoba mencari bahan masakan yang bisa di masak, sayangnya ia tidak menemukan sama sekali bahan-bahan makanan karena kehabisan stok.

Begitupun dengan obat-obat, sampai saat ini Bu Gita yang sudah mulai sibuk melupakan stok obat-obatan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!