Perjalanan takdir siapa yang tahu. Itulah yang tengah di rasakan oleh Alula, seorang remaja polos berusia 18 tahun yang harus mengalami penderitaan karena terjebak di sebuah hotel bersama seorang pria asing yang tengah mabuk dan hamil anak orang tersebut lalu di usir oleh ibu tirinya karena di tuduh membawa aib, belum lagi ia harus putus sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu akan kelakuan nya yang hamil di luar nikah.
Namun, Siapa sangka sebulan kemudian tiba-tiba ia di bawa paksa oleh beberapa orang berpakaian hitam dan terbangun sebuah kamar mewah bernuansa hitam dan mendapatkan keberadaan seseorang yang telah merenggut harta berharga yang ia jaga selama ini dan berkata akan membahagiakan dirinya dan anak yang ia kandung. Seseorang tersebut bernama ' Nathan darendra Alexander' .
Gimana kelanjutannya? jangan lupa baca, like komen and vote sayang
⚠️ cerita ini asli dari pemikiran sendiri ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wdy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 25
Dengan spontan Nathan langsung menarik tangan Alula sehingga membuat Alula oleng dan duduk di pangkuan Nathan.Wajah Alula bersemu merah mendapatkan perlakuan seperti itu.
" Jangan pernah menaruh kasihan dengan Bagas. Aku tidak suka. " Bisik Nathan tepat di telinga Alula.
Tubuh Alula merinding mendengar bisikan Nathan apalagi ketika mendengar kata ' Aku ' terucap dari bibir tebal Nathan.
" A-aku... " Alula merutuki dirinya yang merasa gugup setengah mati.
Alis Nathan terangkat sebelah melihat wajah gugup Alula. Ia berusaha menahan senyum nya ketika melihat wajah menggemaskan istri nya ini karena saat ini ia sedang merajuk.
" Aku apa?. " Tanya Nathan santai.
Alula mendongak lalu menunduk kembali ketika menatap mata Nathan yang terkesan cool tersebut. Aishh dia sangat-sangat gugup saat ini.
" Tidak bisa menjawab? Seperti nya aku harus memberikan hukuman kecil untuk mu. " setelah mengucapkan hal tersebut Nathan langsung membopong tubuh Alula menuju ruang pribadi yang berada satu ruangan dengan ruang kerja nya.
Setelah itu you know mereka melakukan apa? Hanya mereka dan tuhan yang tahu wkwk.
...****...
Tok tok tok.
" Aishh kemana bocah satu itu. "
Sedari tadi Bagas tidak berhenti-henti nya mengetuk pintu ruangan Nathan. Karena setengah jam lagi akan ada meeting dengan para investor penting, Namun tidak ada tanda-tanda akan di buka nya pintu di hadapan nya ini. Pasti ini sangat-sangat pasti jika Nathan tengah bermesraan dengan istri nya sehingga melupakan hal penting yang lainnya.
Jika saja pintu ini tidak di kunci, mungkin Bagas sudah masuk begitu saja, persetan dengan sopan santun. Intinya meeting ini sangat penting untuk kemajuan perusahaan.
Bugh bugh.
Dengan kesal Bagas menendang keras pintu coklat di hadapan nya beberapa kali. Ia mengumpat dengan kasar ketika tidak juga mendapatkan respon dari bos sekaligus sahabat nya itu.
" Kalo ini gak kebuka dalam hitungan ke tiga, gue dobrak ini pintu. "
" Satu... " Bagas memulai hitungan nya. " dua. " Ia mulai berancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut. " tiga.. "
Ceklek.
Brukk.
" Sial. "
Bagas mengumpat kasar ketika akan mendobrak pintu tersebut, Pintu nya malah di buka dari dalam dan mengakibatkan dirinya tersungkur dengan kasar ke lantai.
Nathan menatap datar Bagas yang masih pada posisi tersungkur nya. " Ngapain Lo?. " Tanya nya ketus.
Bagas mendongak, ketika akan memarahi sang pelaku, ia malah mendapatkan wajah datar Nathan. Sebenarnya bukan itu yang membuat diri nya terpaku tapi penampilan Nathan yang jauh dari kata rapih. Rambut berantakan, wajah yang terlihat sayu dan lihat lah kemeja itu yang tidak terkancing dengan rapi semana mestinya.
Bagas menatap wajah Nathan horor. " Lo habis ngapain?. "
Nathan memutar bola matanya malas. " Penting?. " Tanya nya balik.
Bagas mendengus kesal, bukan nya menjawab pertanyaan nya, Nathan malah bertanya balik. Ia bangkit dari duduk nya lalu tangan nya membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bokong nya. Ia keluar dari ruangan dan menatap wajah Nathan yang masih menampilkan wajah datar.
" Siap-siap Lo. 15 menit lagi ada meeting kalo Lo lupa. " Ucap nya ketus.
Nathan hanya berdehem singkat, lalu ia berbalik dan.
Brukk.
Tanpa merasa bersalah, ia menutup pintu dengan kencang membuat Bagas terkejut. Untung saja ia tidak punya riwayat penyakit jantung, Jika iya, mungkin saat ini ia langsung meninggal di tempat.
Nathan merapikan rambut, dan mengancingkan kemeja nya dan merapikan nya sedikit agar tidak terlihat kusut.
" Siapa?. " Tanya Alula yang baru keluar dari ruangan pribadi Nathan dengan baju nya yang sedikit kusut.
Nathan menoleh ke arah suara lalu tersenyum dan menghampiri Alula. " Hanya pengganggu. " Jawab nya singkat seraya merangkul pinggang istri nya.
Alula hanya mengangguk lalu mencoba melepaskan pelukan Nathan di tubuh nya. " Lepas dulu aku mau ke kamar mandi. " Ucap Alula tapi tak di hiraukan oleh Nathan. Bukannya melepaskan ia malah meletakkan kepalanya di ceruk leher Alula.
Alula menahan napas nya ketika merasakan hembusan nafas Nathan di tengkuk nya. Walaupun hal seperti ini sudah biasa bagi mereka, namun tetap saja Alula masih merasa gugup.
Brakk.
" WOY CEPETAN. " Teriak Bagas dari luar.
" ****. " Umpat Nathan karena Bagas sangat menggangu momen romantis nya. Lihat saja nanti ia akan membuat perhitungan kepada asisten nya itu.
Dengan terpaksa Nathan melepaskan pelukan nya lalu menyematkan kecupan singkat di kening Alula. " Aku pergi dulu. Asisten kurang ajar itu mengganggu kemesraan kita. " Pamit nya. Setelah itu ia pergi meninggalkan istri nya untuk meeting bersama para investor.
Alula tersenyum kecil melihat perhatian kecil dari Suami nya. Ia berjalan kembali masuk ke dalam ruang pribadi dan melanjutkan istirahat nya yang sempat terganggu oleh sahabat suami nya.
...****...
Setelah satu jam menjalani rapat, akhirnya terselesaikan dengan lancar. Nathan menjabat tangan para investor.
Ketika akan beranjak pergi dari ruang rapat, suara seseorang menghentikan langkahnya.
" Tuan Nathan?. "
Nathan menolehkan kepalanya, Terlihat Dimas sedang berdiri di dekat meja rapat bersama sang sekretaris, ia tersenyum menatap Nathan lalu melangkahkan kaki nya menuju dimana Nathan berdiri.
" Saya pikir anda sudah pergi. " Ucap Nathan berbasa-basi.
" Saya sengaja menunggu anda. " Sahut Dimas seraya tersenyum.
Nathan mengangguk. " Ada yang ingin anda sampaikan?. " Tanya nya.
Dimas berdehem singkat. " Saya mau mengundang anda kembali ke rumah saya jika anda berkenan. "
Nathan mengangguk kembali. " Saya tanyakan dulu pada istri saya, jika ia mau asisten saya akan mengabari anda. " Ucap nya sopan.
Dimas mengangguk lalu tersenyum. " Baik kalo begitu. Saya permisi dulu. " Setelah mendapat anggukan dari Nathan, Dimas dan sekretaris nya pergi meninggalkan ruang rapat.
Nathan dan Bagas ikut pergi dari sana menuju ruangan mereka masing-masing.
" Lo mau pergi?. " Tanya Bagas memastikan.
Nathan hanya mengangkat bahu nya acuh lalu memasuki ruangan nya tanpa menghiraukan Bagas.
Bagas mendengus kesal. Ia juga pergi ke ruangan nya untuk menyelesaikan pekerjaan nya yang menumpuk karena Nathan melimpahkan pekerjaan kepada dirinya.
Sedangkan di sisi lain, Alula baru saja keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan hajat nya. Ia berjalan menelusuri lorong seraya melirik kanan kiri. Lorong ini begitu sepi karena di lorong ini karyawan nya mempunyai ruangan masing-masing jadi tidak banyak karyawan disini yang berlalu lalang.
Ia terus berjalan seraya mengelus lembut perut nya, ia bersenandung kecil menikmati perjalanan nya di setiap lorong ini. Ia menghentikan langkahnya ketika suara familiar memanggil nama nya.
" Lula. "
Tubuh Alula membeku mendengar suara itu. Aliran darah nya seakan berhenti mengalir. Dengan perlahan ia memutar tubuh nya ke asal suara. Dan jantung nya seakan ingin keluar dari tempat nya melihat sosok yang sudah lama ia rindukan.
BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS.....