NovelToon NovelToon
Istriku Canduku 2

Istriku Canduku 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / badboy / cintamanis
Popularitas:43M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Seorang gadis mandiri yang bernama Permatasari Anindya atau biasa dipanggil Sari, selalu gagal dalam menjalin hubungan.

Namun saat, ia mantap dengan pilihannya, tiba-tiba malapetaka itu terjadi, persis di tengah keraguan pada kekasih pilihannya yang tertangkap basah tengah bersama wanita lain.

Malapetaka yang membawanya pada seorang pria brengsek, yang telah mengikatnya diam-diam. Pria brengsek yang mulai candu akan tubuh Sari.

Siapakah pria brengsek itu? Siapakah pria yang Sari pilih? dan apakah ia akan bahagia?

Simak lagi ya guys
"Istriku Canduku 2"
Part David Sari

sebelumnya "Istriku Canduku" Part Mario Inka.

Novel ini novel dewasa, mengandung unsur 21+
Mohon untuk bijak membacanya 🙏

Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menikahlah denganku

Rama tiba di Bandar Udara Internasional Changi Singapura, ia bergegas mencari alamat yang di berikan Ratih. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam dari Bandara, akhirnya Rama tiba di flat Salsabila. Ia sengaja datang di saat weekend, agar bisa bertemu Sari.

Tok.. Tok..Tok..

Rama mengetuk flat Salsa, sementara di dalam Salsa sudah rapih dan akan segera mengunjungi Sari di rumah sakit. Sebelumnya Sari memberi kabar pada Salsa agar tak datang mengunjungi, karena ada David yang sudah menjaganya, dan lagi David tak sendirian, di luar ruangan Sari pun ada dua orang pengawal yang berjaga, karena David tidak mau, Sari menghilang lagi. Namun, Salsa Khawatir dengan keadaan temannya itu, karena sudah tiga hari ia tak melihat Sari. Hari ini dia bertekad untuk datang ke sana.

Ceklek

Salsa membuka pintunya.

“Assalamualaikum.” Sapa Rama.

“Waalaikumusalam.” Jawab Salsa.

“Maaf, saya mau tanya, apa benar Sari tinggal di sini? tepatnya Permatasari Anindya.”

“Benar. Anda siapa?” Tanya Salsa bingung, walau sepertinya dia pernah melihat wajah pria ini, karena wajah Rama sering terpampang di media sosial Sari sebelum kejadian itu.

Rama mengulurkan tangannya pada Salsa. “Perkenalkan, saya Rama, tunangannya Sari.”

“Oh iya.” Salsa menerima uluran tangan Rama.

“Kedatangan saya ke sini untuk bertemu dengan Sari. Apa Sari ada di dalam?” Tanya Rama, membuat Salsa terdiam. Ia bingung ingin menjawab apa, pasti Rama tidak mengetahui keadaan Sari sekarang yang sedang berbadan dua.

“Hmm... Bagaimana ya?” Salsa semakin bingung.

“Ada apa dengan Sari? Apa dia tidak di sini?” Rama mulai putus asa.

Salsa mengangguk. “Iya, saat ini Sari tak lagi tinggal bersamaku.”

Sebelumnya, Sari bercerita pada Salsa mengenai keinginan David yang akan membawanya ke apartemen milik pria bule itu setelah dia pulang dari rumah sakit.

“Silahkan duduk.” Salsa membentangkan tangannya menunjuk sofa.

Rama pun masuk dan duduk di sana. Salsa pun duduk di seberang Rama.

“Begini mas, sebelumnya Sari memang tinggal di sini bersama saya, dan kami bekerja di tempat yang sama. Tapi sudah tiga hari Sari di rawat di...”

“Sari sakit?” Tanya Rama panik, memotong pembicaraan Salsa yang belum selesai.

Salsa mengangguk.

“Dan sekarang, kamu akan ke sana?”

Salsa mengangguk lagi. “Benar.”

“Kalau begitu, saya ikut.” Rama langsung berdiri.

“Ayo, tunggu apa lagi!” Rama langsung keluar dari flat itu, dan berdiri menunggu Salsa yang sedang mengambil tasnya.

Mereka berjalan cepat, Salsa menoleh ke arah Rama yang terlihat sangat panik.

Beberapa menit kemudian, Salsa dan Rama tiba di rumah sakit. Ia langsung mengabari Sari, bahwa saat ini posisinya sudah di rumah sakit dan sedang menuju ke ruangannya.

“Iya Sa, nanti masuk saja. Kebetulan David sedang tidak di sini.” Ucap Sari di telepon, lalu memutuskan sambungan telepon itu.

Sari langsung berteriak memanggil orang yang menjaganya di luar. Ia memberi perintah, agar temannya yang datang nanti, di perbolehkan untuk masuk.

Tak lama kemudian, Salsa menongolkan kepalanya dari balik pintu ruangan Sari.

“Sar..” Panggil Salsa.

Sari langsung menoleh.

“Sa..”

Salsa menghampiri Sari dan memeluknya, sementara Rama masih mennunggu di uar.

Pagi ini, David bertemu klien, yang kebetulan sedang berada di negara ini. Lalu, ia pun mengalihkan semua pekerjaannya di sini.

“Sar, bagaimana keadaanmu?” Tanya Salsa, setelah mereka mengendurkan pelukannya.

“Baik.”

“Ya, sepertinya memang jauh lebih baik.” Ucap Salsa tersenyum melihat Sari dengan wajah yang tidak lagi pucat dan lebih segar.

“Iya, hari ini, aku juga sudah di bolehkan pulang.”

“Alhamdulillah.”

“Oh, iya. Di luar ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.” Kata Salsa.

“Siapa?”

“Kamu tidak memberi tahu keluargaku kan?” Tanya Sari lagi.

Salsa menggeleng.

Tiba-tiba Rama pun masuk ke dalam ruangan itu, membuat Sari terkejut. Sejak kaki Rama melangkah masuk ke ruangan itu, kedua mata mereka beradu pandang. Rama melempar tatapan yang teramat rindu, begitu pun Sari, ia terlihat ingin menangis dan mengadu pada mantan tunangannya itu, seperti dulu setiap kali ia kesal dengan pekerjaan, ia selalu mengeluh pada Rama dan Rama selalu bisa membuatnya tenang.

“Kamu, tahu dari mana aku di sini?”

Rama langsung memeluk tubuh Sari, ketika dia sampai di depan gadis itu.

“Aku memaksa pada ibu untuk meminta alamatmu.” Jawab Rama.

Tiba-tiba Sari menangis di pelukan Rama. Sungguh beban di pundaknya amatlah berat. Saat ini, ia sangat terpuruk, ia ingin ada seseorang yang mengajaknya untuk bangkit dan mengatakan, “Ayo kita lewati ini bersama!”

Namun, dia bingung haruskah menerima David, pria yang memang karena ulahnya, ini terjadi dan membuat hidupnya penuh dengan masalah. Atau, haruskah ia kembali pada Rama yang juga telah menyakiti hatinya. walau Rama berjanji untuk lebih baik dan memulai semuanya lagi dari awal. Jujur Sari pun masih mencintai Rama. Lepas dari Apapun yang Rama lakukan padanya sebelumnya. Mungkin ini yang di namakan cinta buta.

“Aku di sini, aku akan ada untukmu.” Ucap Rama yang masih berada dalam pelukan Sari, dan mengelus lembut pundaknya.

Salsa ikut menangis, ia tahu betul apa yang di alami Sari.

Setelah puas menangis, Sari melepaskan pelukannya.

“Pulanglah, Mas! Kamu tidak usah mencariku lagi.” Kata Sari, membuat Rama bingung lagi, pasalnya baru saja Sari menerima pelukannya.

“Aku akan pulang, tapi bersamamu.” Jawab Rama.

Sari menggeleng. “Jangan harapkan aku lagi, mas.”

“Kenapa, Sar? Apa yang kamu alami? Kamu sakit apa? Ceritalah padaku.” Tanya Rama bertubi-tubi.

Mata Sari beralih ke Salsa, seolah meminta saran apa dia harus memberitahu semuanya pada Rama.

Salsa pun menagngguk. Lalu, Sari menghirup nafasnya panjang.

“Aku hamil, Mas.”

“Maksudmu?” Tanya Rama terkejut.

“Apa maksudmu, Sari.” Rama memegang kedua bahu Sari dan mengguncangkannya.

“Saat ini, aku sedang hamil, Mas. Oleh karena itu, jangan pernah berharap apa-apa lagi padaku.” Ucap Sari, yang membuat tubuh Rama melemah.

Lalu, Sari menceritakan kronologis pertemuannya dengan David, ia menceritakan malam naas yang menimpanya, bersamaan dengan sakit hatinya karena melihat adegan ranjang antara Rama dan sahabatnya itu.

Rama semakin terduduk lemah. Ia menunduk dan kedua tangannya memegang kepalanya yang semakin pening. Kedua bola matanya berkaca-kaca.

Beberapa saat ia termenung, lalu menegakkan kembali kepalanya untuk memandang gadis yang telah ia pacari lebih dari tiga tahun itu.

“Aku akan memperkarakan kasus ini.” Kata Rama.

Sari langsung menggeleng cepat.

“Tidak, mas. Aku tidak ingin membuat ayah dan ibu sedih. Tolong jangan beritahu pada siapapun hal ini.” Pinta Sari iba.

“Lagi pula, tidak ada bukti. Malam itu hanya ada aku dan dia di kamar itu, dan pastinya dia sudah menghilangkan semua jejak cctv di sana.” Ucap Sari lagi.

“Lalu?” Tanya Rama lagi.

“Dia akan bertanggung jawab. Ruang rawat ini adalah salah satu tanggung jawabnya.”

“Maksudmu? Dia akan menikahimu?” Tanya Rama lemah.

Sari mengangguk.

“Dan kamu menerimanya?” Tanya Rama lagi dengan lekat menatap kedua bola mata Sari.

Salsa menjadi saksi pembicaraan mereka, walau ia hanya duduk di sana.

Sari menggeleng.

“Tidak tahu, aku membencinya, aku sangat membencinya. Di sini masih teringat jelas apa yang ia lakukan.” Sari menunjuk kepalanya.

“Kalau begitu, menikahlah denganku.” Ucap Rama lantang.

Sari menoleh ke arah mata Rama.

“Menikahlah denganku! Kita lupakan kejadian buruk kemarin dan hari ini. Kita mulai lagi semuanya dari awal, dan aku akan menerima bayi ini sebagai anakku. Aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu.” Ucap Rama lagi, sambil memegang perut Sari.

1
Siti Sopiah
Nina kan dah SMA tak kan tak tahu bahasa inggris sedikitpun.
Siti Sopiah
baru sekarang q merasa lega bila Thor menyebut soal sholat.
Siti Sopiah
haduh. kau MMG cari naas lah Sari bodoh tau
Siti Sopiah
sari sari .gak tahu apa hari dh pagi.memang tak pernah sholat subuh ya.atau tak pernah sholat sama sekali?
Siti Sopiah
kebanyakan mimpi kamu Ram.memang dah siap mati
Sarina Hendri
Kecewa
Sarina Hendri
Buruk
Siti Sopiah
nah itu baru BPK yg betul.
Sintia Dewi
nah si david mau nikahin sari deh bsok ini wkwkwkwk/Joyful/
Sintia Dewi
ayahnya sari itu polos lugu atau gimna yah udh tau anaknya pergi karna tu orang (rama ) ngapa ngomong dah sari udh ke singapura/Sweat/
Tirrr
Lumayan
Anonymous
keren
sri Anita asri
Luar biasa
onlyme_raa13
GUYYSS SOORYY BANGET YAA, AKU MAU PROMOSIIN KARYA TERBARU AKUU, BARUU 2 EPS SI TAPI PLIS BANTU LIKEE BIAR AKU SEMANGAT BIKIN NYAA/Frown/
Dewi Ambarukmi Ambarukmi
bikin mewek... aku suka alur cerita penulisan, gaya bahasa, semuanya bagus.... good job author... terus berkarya..... semoga diparingi sehat, banyak rejeki, juga ide yg selalu mengalir...
IG elis.kurniasih.5: aamiin,, makasih kak
total 1 replies
Soraya
Lumayan
Soraya
kasihan Sari
Soraya
polos boleh tp jgn bodoh
Soraya
mampir thor
Diana Resnawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!