NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Dinda tidak menyangka kalau pernikahannya bakal kandas ditengah jalan. Sekian lama Adinda sudah putus kontak sejak dirinya mengalami insiden yang mengakibatkan harus menjalani perawatan yang cukup lama. Hingga pada akhirnya, saat suaminya pulang, rupanya diceraikan oleh suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24 Sangat terkejut

Begitu pintu IGD terbuka, langkah Vikto langsung berubah cepat. Nafasnya naik-turun, matanya panik menyisir setiap lorong di rumah sakit.

“Papa dirawat di mana?!” desisnya pada asisten rumah yang ditemuinya.

“Kamar 304, Tuan.”

Vikto langsung berlari kecil. Ziro mengikutinya dari belakang.

Begitu sampai di depan kamar, ia mendapati Nyonya Wirna berdiri dengan wajah tegang dan mata sembab.

“Mah! Apa yang terjadi? Kenapa Papa bisa dilarikan ke rumah sakit?” tanya Vikto, suaranya terdengar penuh tekanan.

Nyonya Wirna langsung menatap putranya, seolah menunggu momen yang tepat untuk meledak.

“Vikto… Papa kamu… jatuh pingsan! Tadi ada kabar dari perusahaan kita! Ada kebocoran dana, jumlahnya besar! Dan nama Papa kamu—” suara Nyonya Wirna patah, “—nama Papa kamu terlibat.”

Vikto tertegun. Rahangnya menegang.

“Tidak mungkin!” bentaknya. “Papa tidak mungkin melakukan itu.”

Nyonya Wirna menggeleng cepat, tangannya gemetar.

“Tapi buktinya jelas, Vik… jelas sekali! Semua dokumen transaksi menunjukkan Papa kamu yang menyetujui. Dan sekarang… keluarga Hambalang sedang memantau kondisi kita. Mama takut… Mama takut keluarga Kusuma tumbang!”

Vikto mengusap wajahnya keras.

Saat itulah nada suara Nyonya Wirna berubah menjadi rintihan yang memohon.

“Vik… tolong. Setidaknya kabari keluarga Hambalang bahwa kamu masih memikirkan perjodohan itu. Itu satu-satunya cara mempertahankan reputasi keluarga!”

Vikto menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya.

“Mah… aku sudah bilang. Aku tidak mau! Aku sudah memilih orang yang ingin kubersamai.”

Nyonya Wirna langsung naik pitam. “Vikto! Ini bukan soal perasaanmu! Ini soal keluarga! Tentang kehormatan kita!”

“Tapi aku tidak akan menikah dengan Kaira,” ujar Vikto datar, penuh tekad. “Aku sudah menikah, Mah.”

Wajah Nyonya Wirna langsung pucat seperti kehilangan darah.

“Kamu… apa?” suaranya nyaris hilang.

Saat ketegangan memuncak, suara langkah tongkat terdengar perlahan. Oma Hela muncul dari balik pintu, wajahnya tegas namun penuh wibawa.

“Aku sudah tahu semuanya,” ujar Oma dengan suara lantang, menatap Nyonya Wirna tajam. “Dan aku setuju dengan Vikto. Kalian tidak bisa menjual pernikahan cucuku hanya demi menutup masalah.”

Nyonya Wirna terhenyak. “Mama! Ini soal nama baik keluarga!”

“TIDAK ADA nama baik yang layak dibayar dengan mengorbankan kebahagiaan anak!” seru Oma Hela.

Suasana hening seketika.

Vikto menunduk hormat. “Terima kasih, Oma.”

Oma Hela menepuk bahu cucunya. “Kamu sudah memilih perempuan yang hatinya baik. Dan aku mendukungmu.”

Nyonya Wirna mematung, wajahnya berubah antara marah, takut, dan tidak terima.

Sementara itu, Vikto hanya memikirkan satu hal, yakni bagaimana ia harus mengabari Adinda, istri yang baru ia nikahi, bahwa keluarganya tengah berada di ambang kehancuran.

Sementara suasana rumah sakit penuh kekalutan, sedangkan ditempat lain Riko akhirnya mendapatkan laporan dari orang-orangnya.

Di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan, Riko duduk sambil memandangi hujan tipis di kaca. Matanya kosong, pikirannya masih terikat pada Adinda yang entah di mana. Tiba-tiba ponselnya bergetar.

“Tuan Riko… kami menemukan jejaknya.”

Nada suara di seberang membuat jantung Riko seakan berhenti. Tubuhnya menegang.

“Ulangi,” desis Riko lirih. “Apa yang kalian temukan?”

“Kami menelusuri jalur rumah Nona Adinda dan menemukan laporan warga bahwa Tuan Vikto ikut tinggal di sebuah rumah sederhana. Kami pastikan… Nona Adinda tinggal di sana.”

Riko mencengkram ponsel begitu kuat hingga buku jarinya memutih. Matanya langsung memanas, campuran lega, marah, dan sakit berkecamuk di dadanya.

“Lokasinya… kasih sekarang.”

Ia menerima titik lokasi, dan tanpa ragu langsung menyalakan mesin mobil.

Namun sebelum ia melajukan kendaraan, orangnya kembali berbicara.

“Ada satu hal lagi, Tuan…”

Riko mengerutkan kening. “Apa lagi?”

“Warga desa semalam… menikahkan Nona Adinda dengan Tuan Vikto.”

Seolah ada palu godam menghantam dadanya. Riko membeku. Suara orang itu semakin jelas tapi terasa jauh.

“Kami konfirmasi, Tuan. Mereka sudah sah menjadi suami istri.”

Ponsel di tangan Riko bergetar, bukan karena telepon, melainkan tangannya sendiri yang bergetar hebat. Napasnya memburu, dada terasa sesak, pikirannya kacau.

“Tidak… kabar itu pasti mustahil…” gumamnya, suaranya serak.

Ia memukul setir mobil keras-keras.

“ADINDA!”

Dalam hatinya yang berantakan, dua emosi bertarung. Penyesalan yang begitu mendalam dan juga kemarahan membabi buta.

Tapi belum sempat ia menancap gas ke lokasi itu, ponselnya kembali berdering, kali ini dari rumah.

“Tuan… Nyonya Merti pingsan.”

Riko memejamkan mata, menahan emosi.

Semua datang bersamaan, menyebalkan.

Riko yang sudah kehilangan jejak begitu lama soal mantan istrinya, kemarahan, keluarga yang kacau, dan kabar bahwa wanita yang ingin ia perjuangkan kini telah menjadi milik orang lain.

Dengan rahang mengeras, Riko mengambil keputusan.

“Jaga Mama. Aku akan segera pulang.”

Ia membanting ponsel ke kursi sebelah, menahan napas panjang.

“Dinda… kenapa kamu setega ini padaku…”

Mobil pun berputar balik menuju rumah, sementara badai baru akan dimulai, bukan hanya untuk keluarga Kusuma, tetapi juga untuk Riko yang hatinya hancur dalam diam.

Di Rumah Sakit

Lorong rumah sakit terasa panjang dan dingin ketika Dinda berlari kecil memasuki gedung. Nafasnya terengah, telapak tangannya dingin karena cemas. Dari tadi Vikto tidak memberi kabar, dan intuisi membuatnya gelisah. Ia mengikuti instruksi perawat menuju ruang rawat Tuan Abdi.

Namun belum sempat ia mendekat, langkahnya terhenti di belakang dinding, tepat ketika suara Nyonya Wirna terdengar jelas.

“Vikto… Mama mohon, kamu pikirkan lagi perjodohanmu dengan Kaira.” Suara Nyonya Wirna bergetar, campuran panik dan ambisi. “Perusahaan keluarga kita terancam! Papa-mu dilibatkan dalam penggelapan dana, dan satu-satunya cara agar Hambalang mau membantu… adalah dengan melalui pernikahan itu.”

Vikto menggeleng kuat. Rahangnya mengeras, matanya merah penuh tekanan.

“Mama, aku sudah bilang… aku TIDAK akan menikah dengan Kaira. Aku sudah menikah dengan Adinda.”

Nyonya Wirna menepuk dahinya, seolah mendengar bencana lain.

“Itu dia masalahnya, Vik! Kamu menikah sembarangan! Perempuan itu membawa kesialan, lihat sekarang apa yang terjadi! Perusahaan kita—”

“Mama cukup!”

Vikto membentak, membuat Nyonya Wirna terdiam.

“Jangan hina istriku. Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Dinda.”

Dari sudut ruangan, Oma Hela berdiri dengan tongkatnya, menatap menantunya itu dengan dingin.

“Wirna, jangan kau salahkan anak yang tidak bersalah. Kesalahan perusahaan terjadi karena kelalaian kita sendiri, bukan karena Dinda.”

Nyonya Wirna menggigit bibir, nyaris menangis. “Tapi kalau Vikto mau menerima perjodohan dengan Kaira, keluarga Hambalang bisa menarik keluarga kita keluar dari masalah ini!”

“Tidak,” ucap Vikto pendek namun tegas. “Aku bukan alat tukar.”

Dinda yang berdiri di balik dinding tak kuasa menahan detak jantung yang makin cepat. Kata-kata Nyonya Wirna menusuk hatinya, membuatnya perlahan mundur selangkah. Tapi belum sempat ia pergi, suara yang dikenal dari kejauhan membuat tubuhnya membeku.

Langkah kaki berat, napas kasar yang tertahan… dan kemudian terdengar suara seseorang yang sudah lama tak ingin ia temui.

“Vikto?” suara itu pelan namun dingin.

Vikto dan Nyonya Wirna menoleh bersamaan. Sedangkan Dinda berdiri mematung didekat pintu ketika mantan suami tiba-tiba ikut muncul dihadapannya.

Riko berdiri di depan pintu kamar rumah sakit, tubuhnya letih dan lesu, mata merah penuh kelelahan, dan juga kemarahan.

Vikto mengernyit tajam. “Riko… apa yang kau lakukan di sini?”

“Aku sudah menemukan semuanya,” ujar Riko, suaranya nyaris bergetar. “Jejakmu, tempat kau sembunyikan Dinda… dan kenyataan bahwa kamu telah menikahi dia.”

Vikto maju selangkah, menghadang, nada suaranya datar namun membunuh.

“Kau tidak punya hak satu pun untuk menyentuh hidup Adinda lagi.”

Riko tersenyum miris, tatapannya hancur namun tajam.

“Dia istriku dulu… dan aku datang untuk menjemputnya pulang.”

Dinda yang sejak tadi berdiri di balik dinding, menahan napas. Lututnya gemetar. Segalanya terasa runtuh bersamaan.

Dan dalam detik itu, Vikto memanggil lirih tanpa menoleh, namun suaranya terdengar jelas…

“Dinda… kemarilah. Kamu tidak perlu takut berhadapan dengan mantan suamimu.”

Dada Dinda mencelos. Seluruh mata beralih ke arahnya.

Dan untuk pertama kalinya, tiga kehidupan yang saling terkait itu bertemu di ruangan yang sama… dalam keadaan paling rapuh.

1
Qaisaa Nazarudin
Noh yang lain,Denger gak tuh pesen Oma ke Dinda..Buka telinga kalian lebar2...
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah,ku pikir Oma manggil Dinda nyuruh dia ninggalin Vikto..
Apa keluarga nya Percaya dengan omongan Dinda nanti tentang wasiat Oma,Takutnya menuduh Dinda mengada2..Harusnya 2 orang yg masuk sebagai saksi..
Qaisaa Nazarudin
Selalu ALASAN ini yg digunakan untuk memaksa anak2 MENIKAH, Dengan cara begini anak2 gak bisa MENOLAK..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Baru juga Vikto dan Dinda menemukan BAHAGIA, udah ada aja hambatan nya..kasian banget Dinda..
Qaisaa Nazarudin
Ialah dia PERGI dia udah diceraikan,ngapain lagi dirumah ini..Riko juga udah gila Talak kayaknya,Sebelum Cerai kenapa gak diselidiki dulu kebenaran nya,main Percaya gitu aja omongan mereka, Sekarang kamu yg kayak orang SEWEL,Kalo ketemu juga Dinda udah MILIK orang lain,Rasain kamu..😠😠😠
Uba Muhammad Al-varo
Riko oh Riko..... penyesalan terdalammu udah terlambat dan kau Vikto jagalah selalu Adinda.
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja Adinda baik' saja dan kabar yang terjadi pada tuan Abdi tidak mempengaruhi pernikahannya Adinda dan Vikto
Uba Muhammad Al-varo
Vikto udah cinta dan sayang ke Adinda ternyata udah lama 😉😊
Uba Muhammad Al-varo
nggak salah kok kalian berdua tidur berpelukan,Vikto dan Adinda kan udah resmi menikah 🙂🙂🙂
Uba Muhammad Al-varo
semoga ini awal kebahagiaannya Adinda dan Vikto
Anjana: Semoga ya kak, kasihan menderita terus😭
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
jadi kalau seumpamanya Riko menemukan Adinda, Riko tidak bisa membawa pulang Adinda karena Adinda sudah menikah dengan Vikto.
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Vikto dan adinda menikah 🙏
Uba Muhammad Al-varo
karena sering bertemu antara Adinda dan Vikto akhirnya benih cinta tumbuh diantara kedua nya
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda sembuh kembali dan mendapatkan kerja, buktikan ke keluarga nya Riko,kamu bisa sukses dan berhasil menjalani hidup
Uba Muhammad Al-varo
semoga cintanya Vikto diterima oleh Adinda dan mereka segera menikah
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda bertemu dengan Vikto semoga ini juga awal kehidupan nya Adinda lebih baik lagi
Uba Muhammad Al-varo
Adinda....😭🤧😭🤧😭🤧 semoga kamu mendapatkan kebahagiaan ditempat baru
Uba Muhammad Al-varo
semangat sembuh Adinda,kamu pasti bisa melewati ujian sakit ini💪💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
benar Oma Hela kalau cinta sejati memang harus diuji dengan badai yang besar demi bisa bertahan
Uba Muhammad Al-varo
benar omongan mu mbak Tia,Vikto itu ada rasa sama Adinda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!